Sabtu, 22 September 2018

BANTAHAN ILMIAH TEORI BUMI DATAR

Berikut ini adalah artikel bantahan teori bumi datar yang membahas antara lain; bukti empiris gravitasi, bukti empiris rotasi bumi, bukti empiris revolusi bumi, gravitasi membuktikan bumi bulat, permukaan air tidak datar, lengkungan bumi, horizon terlihat datar, kekeliruan pemahaman gravitasi, aliran sungai amazon, orbit satelit, kecepatan terminal, pasang surut air laut, gaya Archimedes, rasi bintang, bintang kutub, ketinggian matahari pada bumi datar, persfektif, refraksi, bayangan bumi di bulan, fase bulan dsb.


Teori bumi datar atau yang dikenal dengan FE101 bukanlah teori ilmiah.  Hanya kemasannya saja yang sepertinya ilmiah karena banyak menyinggung sains terutama fisika.  Bagi orang yang mengerti sains terutama ilmu fisika tentu bisa menilai bahwa apa yang ada di dalam teori bumi datar justru menunjukkan bahwa penggagas teori ini sama sekali tidak mengerti sains.  Banyak hal dalam sains terutama fisika yang dipahami secara keliru.


Akibat pemahaman sains yang keliru, penganut teori ini kebingungan dalam memahami alam semesta.  Kebingungan yang melanda antara lain bentuk bumi yang bulat, hukum gravitasi, mengapa balon helium bisa terbang, gerak rotasi bumi, gerak satelit, kesulitan membedakan massa dan berat, tidak mengerti konsep suhu dan cahaya sehingga cahaya diukur suhunya, bingung dengan aliran sungai yang dipikirnya menanjak, bingung mengapa horizon terlihat datar, bingung dengan permukaan air sampai harus berusaha menjadi sakti untuk dapat melihat lengkungan bumi di permukaan air di gelas, bejana atau di kolam dsb.


Sementara konsep bumi datar yang diajukan justru amat minim pembuktian. Karena memang sepertinya mereka lebih fokus menunjukkan kebingungannya dalam memahami bentuk bumi yang bulat.  Dan bukti yang minim itupun sama sekali tidak ilmiah, hanya asumsi, opini dan cocoklogi.  Sebenarnya dengan berpikir paling sederhana pun tidak mungkin bumi berbentuk datar. Itulah mengapa sejak sebelum Masehi manusia sudah mengerti bentuk bumi yang bulat. Misalnya saat kita melihat matahari sedang tenggelam di laut, jika bumi berbentuk datar berarti matahari ada di tepi bumi. Mungkinkah?


Teori bumi datar juga kaya dengan teori konspirasi.  Makanya teori ini lebih tepat disebut teori konspirasi bukan teori ilmiah.  Namun daya tarik teori ini justru terletak pada teori konspirasinya.  Sudah kita maklum bersama bahwa orang cenderung lebih menikmati teori konspirasi dari pada mempelajari sains.  Dan justru efek teori konspirasi ini lebih dahsyat. Kata sahabatku dapat membuat orang menjadi berpikir tidak rasional.  Misalnya bisa menerima bahwa seluruh manusia, lembaga, badan, negara yang terlibat operational satelit, sedang berbohong, atau bersandiwara. Atau sains yang telah dipelajari oleh milyaran orang dari berbagai latar belakang adalah kebohongan. 


Artikel-artikel berikut ini disajikan secara berseri.  Ditulis sejak 13 Agustus 2016 hingga sekarang.  Selamat mempelajari…




SERI BUMI DATAR?




SERI BUMI DATAR? BAGIAN43 - BANTAHAN CERDAS PENGANUT FE 3


Masih dalam tema kelemahan model bumi datar yang dibahas pada video Lycma di Youtube. Pemaparan di bawah ini menjelaskan dan menanggapi bantahan penganut bumi datar pada poin 3 dan 4. Yaitu masalah matahari tidak pernah tenggelam dan arah datang matahari. Dan ada bonus tambahan pembahasan tentang panjang bayangan Ashar. Semoga semakin memberikan pemahaman yang lebih baik. Silakan dipelajari. 



Matahari tidak pernah tenggelam pada model bumi datar

Peristiwa matahari tenggelam di horizon adalah peristiwa nyata atau paling tidak adalah sebuah peristiwa yang dapat diamati oleh manusia baik dilihat dengan mata langsung maupun dengan bantuan peralatan optik. Tidaklah sukar untuk mengamati peristiwa tenggelamnya matahari di horizon, kita tinggal datang ke pantai saat senja. Pantai adalah tempat yang sangat bagus untuk mengamati tenggelamnya matahari di horizon karena tidak ada penghalang seperti bangunan maupun pohon. 

Jika cuacanya bagus dan piringan matahari terlihat jelas kita akan dapat melihat matahari yang sedikit demi sedikit tenggelam di batas horizon. Namun jika piringan matahari tidak jelas karena glare atau kilauan cahaya, kita membutuhkan bantuan alat optik misalnya solar filter. Lebih bagus lagi jika kita menggunakan kamera digital yang dipadukan dengan solar filter. Dengan mengatur tingkat exposure kita dapat membidik matahari dengan piringan yang sangat jelas tanpa glare. 

Secara geometri matahari tenggelam sempurna di horizon adalah saat piringan bagian atas matahari sudah menyentuh horizon sehingga matahari sudah tidak tampak lagi walaupun cahayanya mungkin masih terlihat di awan. Dalam hisab waktu shalat maghrib kondisi ini adalah saat di mana ketinggian matahari mencapai -1° (atau 1° di bawah horizon), setelah dikoreksi nilai refraksi dan ikhtiyat 2 menit. 

Jika ada ketinggian matahari -1° apakah ada ketinggian 0° ?. Tentu saja ada, ketinggian 0° didefinisikan saat pusat piringan matahari tepat berada di garis horizon, alias matahari baru tenggelam separuh. Ini bukan asumsi tapi kenyataan di lapangan yang dapat diamati oleh siapapun. Gambar di bawah ini adalah ilustrasi saat matahari separuh tenggelam di horizon. 



Ada video yang beredar di kalangan penggemar bumi datar yang menampilkan matahari terlihat sedang tenggelam namun setelah dizoom kamera ternyata belum tenggelam. Oleh penggemar bumi datar ini dijadikan bukti bahwa matahari tidaklah tenggelam. Jelas ini adalah upaya untuk mengaburkan fakta. Sebenarnya itu terjadi karena matahari memang belum tenggelam. Hampir saja video itu berhasil membuktikan bulatnya bumi seandainya mau bersabar beberapa menit lagi sampai matahari menyentuh horizon dan tenggelam. Sayangnya tujuan pembuat video bukan ingin mengungkap hal yang benar. 

Kembali saya ingin mengoreksi bantahan penggemar bumi datar atas video Lycma tentang kelemahan model bumi datar pada poin 3. Disebutkan dalam video bahwa pada model bumi datar matahari tidak pernah tenggelam. Dan bantahan dari penggemar bumi datar seperti di bawah ini, lagi-lagi hanya asal-asalan. 

“Pada perhitungan anda, anda tidak bisa mengasumsikan bahwa matahari itu berada pada 0 dejarat. hal ini dikarekan jika itu terjadi maka matahari telah menyentuh bumi. anda harus mengasumsikannya dalam skala 3 dimensi karena yang menjadi tinjauan adalah benda yang melayang.” 

Matahari di model bumi datar jelas tidak mungkin bisa tenggelam karena matahari selalu berada di atas bumi. Baik dibuat dalam model 2 dimensi, 3 dimensi ataupun 4 dimensi sekalipun tidak akan bisa. Jangankan dapat menyentuh horizon, untuk membuat matahari dengan ketinggian 1°, 2° bahkan 13° derajat pun tidak akan bisa. Pada model bumi datar saat maghrib sekitar jam 6 sore ketinggian matahari sekitar 20° dan tengah malam jam 12 adalah 14°. 

Jika kita melihat bantahan dari penggemar bumi datar tersebut ada dua kekeliruan, pertama disebutkan matahari dengan ketinggian 0° adalah asumsi, ini jelas keliru, matahari dengan ketinggian 0° adalah fakta di lapangan. Penganut bumi datar memang sering tidak bisa membedakan mana fakta dan mana asumsi. Masalah yang kedua adalah masalah dimensi, seperti yang sudah saya jelaskan di atas baik 2 dimensi maupun 3 dimensi, benda melayang atau apapun tetap saja matahari pada model bumi datar tidak akan bisa menyentuh horizon. 

Mencermati model bumi datar dan membandingkannya dengan metode hisab waktu shalat, jelas menunjukkan adanya pertentangan. Ada tiga waktu shalat yang tidak akan bisa terjadi pada model bumi datar karena kriteria waktu shalat yang ditetapkan oleh para ulama tidak bisa diterapkan pada model bumi datar. Tiga waktu shalat itu yaitu Maghrib dengan kriteria ketinggian matahari -1°, Isya dengan ketinggian -18° (18° di bawah horizon barat) dan Shubuh -20° ( 20° di bawah horizon timur). 

Bagaimana para penganut bumi datar yang muslim bisa menetapkan waktu shalat jika kriteria masuknya waktu shalat saja tidak bisa terpenuhi. Apakah para penggemar bumi datar punya kriteria waktu shalat sendiri? Alias punya madzab fikih sendiri? Andai pun punya kriteria sendiri apakah mereka punya rumus untuk menghitung ketinggian matahari setiap saat dalam 24 jam selama setahun dan berlaku untuk seluruh wilayah di permukaan bumi? 



Matahari terbit dari Timur Laut 

Bagi orang yang bergelut di bidang astronomi, azimuth atau arah matahari tidaklah asing. Arah matahari dapat diprediksi atau dihitung jam berapapun, kapanpun dan di belahan bumi manapun. Tentu perhitungannya berdasarkan pada bentuk bumi yang bulat, berotasi dan mengitari matahari. Dan tentunya hasil perhitungannya pun sangat tepat dengan ketilitian yang tinggi. 

Bagaimana arah matahari pada model bumi datar? Karena gerakan matahari pada model bumi datar adalah mendatar di atas bumi, maka akan terjadi perbedaan arah yang sangat luar biasa bila dibandingkan dengan model bumi bulat. Dan ini akan membawa konsekuensi logis bahwa tidak mungkin keduanya benar. 

Untuk membuktikan mana yang benar kita bisa mengambil sampling saat matahari tepat berada di katulistiwa dengan seorang pengamat yang berada di katulistiwa. Kita akan membandingkan, pada saat tersebut matahari datang dari arah mana. 

Pada model bumi bulat, matahari bergerak dari arah timur (90° dari utara) dan bergerak ke atas melingkar membentuk busur lingkaran. Ini sangat sesuai dengan fakta di lapangan, siapapun bisa membuktikannya. Perhatikan gambar ilustrasi di bawah ini. 



Sedangkan pada model bumi datar, matahari pagi dimulai dari arah timur laut ( 45° dari utara) dan bergerak melingkar mendatar sejajar permukaan bumi. Ini sangat berbeda dengan fakta di lapangan. Ini mengindikasikan bahwa model bumi datar adalah model yang keliru, karena gagal menjelaskan arah matahari. Perhatikan gambar ilustrasi di bawah ini. 



Pada model bumi datar matahari terbit dari arah timur laut. Hal ini sudah dijelaskan dalam video Lycma tentang 10 kelemahan bumi datar poin ke 4. Dan bantahan dari penganut bumi datar seperti berikut, 

“Pada bahasan ini, anda benar2 melakukan debunked karena seperti yang diketahui bersama bahwa GMT pada bagian timur indonesia itu +2jam dari bagian barat. hal ini dapat diartikan bahwa wilayah timur lebih cepat menerima cahaya matahari dibandingkan wilayah barat jadi perputaran pada peta FE itu benar adanya “ 


Lagi-lagi bantahan asal-asalan, kali ini bahkan sama sekali tidak nyambung dengan apa yang dipermasalahkan. 


Panjang Bayangan Ashar 

Sengaja saya tambahkan pembahasan tentang panjang bayangan Ashar sebagai bonus agar kita semakin memahami bahwa konsep bumi datar adalah konsep yang keliru total. 

Waktu Ashar ialah ketika bayangan suatu benda sama dengan panjang bendanya ditambah dengan bayangan benda pada waktu dzuhur. Badan Hisab dan Ru’yat Departemen Agama RI menggunakan rumusan : panjang bayangan waktu asar = bayangan waktu dzhuhur + tinggi bendanya; tan(za) = tan (zd) + 1 

Untuk memudahkan perhitungan, saya ambil contoh saat matahari sedang berada di katulistiwa (equinox). Ada seorang pengamat yang berada di katulistiwa. Andaikan saat itu dhuhur jatuh jam 12.00 dan matahari tepat berada di atas pengamat. Pada saat itu panjang bayangan benda adalah nol. Dengan demikian panjang bayangan ashar sama dengan tinggi benda. 

Menurut model bumi bulat maka waktu Ashar akan jatuh pada jam 15.00, di mana saat itu matahari sudah bergerak selama 3 jam sehingga sudut yang ditempuh adalah 45°. Saat itu panjang bayangan sama dengan tinggi benda (tan 45° = 1). 

Sedangkan menurut model bumi datar, saat jam 15.00 sudut ketinggian matahari adalah 33.17°. Perhitungannya silakan dilihat di seri ke-42 Bantahan Cerdas penganut FE 2. Artinya panjang bayangan benda sudah lebih panjang dari tingginya. Benda yang tingginya 1 meter akan memiliki bayangan dengan panjang 1.53 meter (bayangan = 1 / tan 33.17°). 

Menurut perhitungan, waktu ashar pada model bumi datar adalah jam 13.55. Hal ini terjadi ketika jarak linear matahari sama dengan 5000km, setelah matahari bergerak selama 1 jam 55 menit dengan sudut tempuh sekitar 28.7°. Silakan gunakan rumus yang sudah dijelaskan di seri ke-42. 

Hal ini menimbulkan masalah yang sangat serius bagi penganut bumi datar. Jika mereka shalat dhuhur setelah lewat dari jam13.55 maka shalat dhuhurnya tidak sah, karena sudah masuk waktu ashar. 

Waktu shalat bergantung pada posisi bujur dan lintang suatu wilayah, jadi tidak mesti dhuhur jam 12.00 bisa saja jam 11 lewat. Yang saya jelaskan di atas adalah contoh bagi seseorang yang waktu dhuhurnya jam 12.00 maka menurut model bumi bulat Asharnya jam 15.00 dan menurut bumi datar Ashar jam 13.55. 

Kebetulan kita yang tinggal di sekitar Jakarta (bujur 106°) waktu dhuhurnya adalah sekitar jam 12 kurang atau lebih beberapa menit, bergantung tanggal berapa. Selama ini kita tidak pernah melaksanakan shalat Ashar jam 13.55 atau sekitar jam 2 siang. Karena model yang digunakan oleh badan hisab adalah model bumi bulat bukan model bumi datar. 

Insya Allah sampai saat ini tidak pernah ada ulama dan ahli hisab yang menghitung waktu shalat berdasar bumi datar. Mengapa demikian? Karena mereka tahu dan faham bahwa bentuk bumi adalah bulat dan mereka sangat faham bahwa maksud Allah SWT dalam Alquran yang menyatakan bumi dihamparkan bukan berarti bumi berbentuk datar. Hanya orang yang merasa diri paling pinter, paling mengerti tafsir dan tidak bersikap tawadlulah yang masih suka mengggunakan ayat-ayat Alquran untuk berdalil bumi datar. 


Kesimpulan 

Ada tiga kesimpulan dari pembahasan ini, pertama pada model bumi datar, matahari tidak akan pernah tenggelam bahkan sekedar untuk mendekati horizon saja tidak bisa. Ini bertentangan dengan kenyataan sehari-hari. Kedua arah datangnya matahari pada model bumi datar juga tidak sesuai dengan kenyataan, pada pagi hari matahari akan berada di timur laut bagi penduduk di sekitar katulistiwa. Ketiga model bumi datar memiliki masalah yang serius ketika digunakan untuk menghisab waktu shalat. Hal ini membuktikan bahwa model bumi datar adalah keliru. 

Ini hanyalah sedikit bukti bahwa model bumi datar adalah keliru, masih banyak bukti-bukti yang lain. Semoga bermanfaat. 



Sabtu, 15 September 2018

SERI BUMI DATAR? BAGIAN 42 - BANTAHAN CERDAS PENGANUT FE 2


Sahabat, kali ini saya akan menganalisa kecepatan sudut pergerakan matahari pada model bumi datar.  Saya tertarik menulis ini karena terinspirasi oleh video chanel Lycma di Youtube yang membahas 10 kelemahan teori bumi datar.  Dijelaskan dalam video pada poin 2 bahwa kecepatan sudut matahari pada model bumi datar berubah-ubah. 

Bagi penganut FE kenyataan ini adalah pil pahit yang harus ditelan.  Karena kecepatan matahari yang berubah-ubah tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan.  Dan seperti biasa ada penganut FE yang harus mati-matian dan tanpa melakukan analisa langsung membantah.  Seperti inilah bantahan penganut FE.

“ pada perhitungan anda, anda malah membuat asumsi bahwa gerak yang dilakukan matahari pada teori bumi datar adalah linear. seharusnya anda menghitungnya dengan asumsi gerak melingkar karena gerakan matahari pada teori bumi datar adalah gerakan melingkar. hal ini membuat semua perhitungan menjadi misleading”

Sahabat, benarkah kecepatan sudut matahari bagi pengamat di bumi pada model bumi datar berubah-ubah?  Mari kita analisa.  

Saya membuat model bumi datar dengan asumsi  jarak vertikal matahari dari bumi adalah 5000 km.  Matahari bergerak melingkar di atas bumi datar pada sebuah lingkaran yang jari-jarinya 10000 km.  Silakan lihat ilustrasi di bawah ini




Untuk memudahkan perhitungan, model yang saya buat adalah saat matahari berada di atas lingkaran katulistiwa.  Hal ini saya pilih karena nanti akan saya bandingkan dengan model bumi bulat saat matahari juga berada di katulistiwa (equinox).  Jika tidak setuju dengan jarak-jarak yang saya buat, silakan diubah dan dihitung ulang. 

Saya membuat ilustrasi lintasan matahari dengan penampakan dari sisi yang berbeda agar lebih mudah difahami seperti gambar di bawah ini.


Keterangan gambar
Lingkaran kuning :  Matahari
Lingkaran cyan : Lintasan matahari
Huruf “r”  : Jari-jari lintasan matahari 10000 km
Sudut a : Sudut tempuh matahari
Huruf Y : Jarak vertikal matahari dari bumi 5000 km
Huruf X : Jarak tempuh matahari (linear)
Sudut h : Tinggi Matahari bagi pengamat

Jika diukur dari pusat lintasan, kecepatan sudut matahari adalah 15°/ jam.  Saya yakin kita semua setuju dengan hal ini, karena matahari harus bergerak melingkar 360° dalam waktu 24 jam.
Perhatikan kembali  gambar di atas, sudut yang ditempuh matahari dalam selang waktu tertentu adalah sebesar a, dan jarak tempuh linearnya sebesar X.

Mari kita anggap ada seorang pengamat berdiri di sebuah titik di lingkaran katulistiwa.  Saat itu jam 12.00, matahari tepat berada di atas kepala pengamat (90°).  Saat jam 12.00 sudut a dan Jarak X adalah 0, satu jam kemudian tepatnya jam 13.00 sudut a menjadi 15° dan jarak X bisa dicari.

Mencari jarak X
Perhatikan gambar di bawah ini,


Jarak X bisa dicari dengan rumus X = 2 r sin(a/2)
Dengan  r = 10000 km dan a = 15°  diperoleh  X = 2610 km. 

Mencari sudut h
Perhatikan gambar di bawah ini



Sudut h bisa dicari dengan rumus h = arc tan (Y/X)
Dengan X = 2610 km dan Y = 5000 km diperoleh h = 62.43°

Kecepatan sudut matahari bagi pengamat
Kecepatan sudut matahari bagi pengamat di bumi dicari dengan rumus :  Kecepatan sudut = (Sudut awal – sudut akhir ) / waktu

Dari jam 12 sampai jam 13 kecepatan sudut rata-rata matahari adalah  Kec. sudut = (90° - 62.43° ) / 1 jam  = 27.57° / jam

Dengan cara yang sama seperti di atas kita bisa mencari kecepatan sudut matahari untuk jam yang lain, yaitu dari jam 13.00 sampai jam 14.00 dan seterusnya.  Berikut ini saya sajikan tabel kecepatan sudut rata-rata setiap jam bagi pengamat di bumi dari jam 12.00 sampai jam 18.00.



Di tabel bisa kita melihat ternyata memang benar bahwa kecepatan sudut matahari bagi pengamat di bumi berubah ubah.  Ini sangat berbeda dengan kenyataan di lapangan yang mana secara umum kecepatan sudut matahari relatif konstan yaitu 15° / jam.  Hal ini terjadi karena model bumi datar adalah model yang keliru di mana pada model ini gerakan matahari adalah gerakan melingkar di atas pengamat.  Walaupun kita mengganti nilai r (jari-jari lintasan matahari) dan nilai Y (jarak vertikal matahari dari permukaan bumi) tetap tidak akan mengubah kesimpulan bahwa kecepatan sudut matahari berubah-ubah.


Model bumi bulat
Sekarang mari kita bandingkan dengan model bumi bulat. Untuk memudahkan analisa, saya mengambil kondisi saat equinox, yaitu saat matahari berada di atas katulistiwa. Seorang pengamat di katulistiwa sedang melihat matahari tepat di atas kepalanya (90°) dan saat itu tepat jam 12 siang. Pengamat akan melihat gerakan matahari dengan kecepatan sudut 15°/ jam. Artinya saat jam 13 ketinggian matahari menjadi 75°, jam 14 jadi 60° dan jam 18 matahari mulai tenggelam. Ini adalah fakta di lapangan, siapapun bisa membuktikannya.

Seperti ini ilustrasi pergerakan matahari menurut pengamat di bumi,




Jika kita menggunakan model bumi bulat yang berotasi dengan kecepatan sudut 360°/24 jam maka tidak akan ada masalah.  Dalam model ini matahari memang bergerak dengan kecepatan sudut 15°/ jam  Artinya model bumi bulat dapat menjelaskan fakta di lapangan. Dan dengan demikian fakta di lapangan dan pemodelannya sesuai.

Ini hanyalah salah satu bukti dari melimpahnya bukti lain bahwa bentuk bumi adalah bulat bukan datar.  

Penutup

Pemahaman tentang bentuk bumi dan alam semesta yang benar sangatlah diperlukan oleh manusia.  Manusia yang ditugaskan sebagai khalifah di atas bumi ini wajib mempelajarinya sebagai modal untuk membangun peradabannya.  Pemahaman bentuk bumi yang bulat bukan sekedar teori dan pemodelan saja, tetapi memiliki penerapan nyata di dalam berbagai bidang kehidupan manusia.  Jika model bumi bulat adalah hal yang salah, sudah tentu penerapannya akan banyak menemui masalah.

Salah satu penerapan nyata misalnya dalam bidang agama, khususnya Islam.  Hampir semua ibadah utama dalam Islam seperti, shalat, zakat, puasa dan haji  waktunya adalah tertentu.  Pengetahuan tentang bentuk bumi yang bulat menjadi dasar untuk menetapkan kapan waktu untuk menjalankan ibadah-ibadah tersebut,  yaitu jadwal waktu shalat, penanggalan hijriyah dan juga penetapan arah kiblat.  Hanya orang picik, takabur dan berwawasan sempitlah yang mengatakan sains menjauhkan manusia dari Tuhan.  Justru saat ini sains amat sangat membantu umat Islam di seluruh dunia untuk menjalankan ibadahnya dengan benar.

Penerapan lainnya adalah dalam bidang navigasi.  Dalam Navigasi, jarak dan arah perjalanan dihitung berdasar pada bentuk bumi yang bulat.  Contoh paling sederhana adalah jarak dan arah  penerbangan dan pelayaran harus dihitung berdasar bumi bulat.  Yang pernah sekolah penerbangan atau pelayaran tentu pernah belajar hal tersebut.  Bidang lain yang melibatkan perhitungan berdasar bumi bulat antara lain bidang geografi, geodesi, kartografi, klimatologi, oseanografi, geologi, militer, telekomunikasi dsb.

Sampai saat ini tidak ada satupun penerapan nyata model bumi datar dalam kehidupan, karena sejak 2300 tahun yang lalu manusia sudah mengerti bentuk bumi adalah bulat. Jadi tidak pernah kita temui manusia yang menerapkan teknologinya berdasar bumi datar.   Kalaupun dipaksakan akan timbul masalah, misalnya arah kiblat, dengan menggunakan peta bumi datar pasti akan melenceng, jarak dua tempat juga akan salah.

Contoh jarak dua tempat yang salah ada pada video FE101 yang membahas jalur penerbangan. Pada peta bumi datar, kota A, B dan C berada pada hampir satu garis lurus.  Mestinya waktu tempuh penerbangan langsung A ke C adalah waktu tempuh A ke B ditambah waktu tempuh B ke C. Dalam video FE101 disebutkan tidak ada penerbangan langsung dari A ke C,  tapi harus transit di B.  Setelah dikroscek ternyata penerbangan langsung tersebut ada dan waktu tempuhnya jauh lebih singkat.  Ini membuktikan bahwa pada bumi datar  jarak dari A ke C adalah salah. Sepertinya pembuat video menyembunyikan jalur penerbangan tersebut untuk menutupi kelemahannya.

Untuk memahami bentuk bumi yang bulat sebenarnya tidak sulit, kita hanya perlu banyak mencari informasi dan belajar.  Orang yang percaya bumi datar kemungkinan akibat kurang informasi, kurang wawasan, kurang mengerti dalam hal sains dan juga akibat teori konspirasi. Mari kita terus membuka wawasan dengan belajar dan mencari informasi yang benar agar tidak seperti katak dalam kubah celestial eh maaf salah, tempurung.

Semoga bermanfaat.




Sabtu, 01 September 2018

SERI BUMI DATAR? BAGIAN 41 - MELIHAT SATELIT ISS SEDANG MENGORBIT BUMI


International Space Station atau ISS adalah satelit yang juga sebagai stasiun ruang angkasa.  ISS adalah satelit terbesar yang dimiliki oleh manusia yang merupakan bentuk pendudukan manusia di ruang angkasa.  Ukuran ISS hampir sama dengan ukuran lapangan sepak bola. ISS merupakan proyek ruang angkasa dari 16 negara. Setiap periode ada manusia atau astronot yang secara bergiliran tinggal dan hidup di dalam ISS. 

ISS mengorbit bumi dengan ketinggian sekitar  400 Km.  Jarak tersebut masuk dalam kategori Low Orbit.  Karena jaraknya yang tidak terlalu jauh, satelit ini harus mengorbit bumi dalam waktu sekitar 92 menit untuk satu kali putaran.  Jadi dalam sehari ISS mengelilingi bumi sekitar 15 kali.  Gambar di bawah ini adalah ilustrasi bentuk ISS.


Untuk lebih jelasnya tentang ISS, banyak artikel yang membahasnya antara lain tentang kapan diorbitkan, kegunaannya, cara merakit di ruang angkasa dan sebagainya, silakan temukan artikelnya dan dipelajari.

Dapatkah ISS dilihat dari bumi dengan menggunakan teleskop?
Tentu saja dapat  bahkan tanpa bantuan teleskop alias dilihat langsung dengan mata. 

Jika kita melihat dengan  mata secara  langsung kita hanya dapat melihat cahayanya saja yang merupakan pantulan sinar matahari dari badan ISS yang sangat reflektif.  Saat dilihat dengan mata, ISS berbentuk seperti bintang terang yang bergerak lebih cepat daripada pesawat. Bedanya dengan pesawat adalah cahaya ISS tidak berkedip-kedip seperti lampu pesawat.

Karena yang terlihat oleh mata adalah cahaya pantulan, maka biasanya ISS dapat dilihat beberapa saat setelah matahari terbenam atau sebelum terbit, Biasanya sehabis maghrib sampai Isya atau pagi sekitar jam  5.  Di mana pada saat itu langit dalam kondisi gelap namun posisi matahari belum jauh di bawah ufuk sehingga cahayanya  belum terhalang lengkungan bumi  dan  mengenai badan ISS.  Namun demikian ISS juga bisa dilihat siang hari asal cuacanya memungkinkan dan tentu dengan peralatan yang memadai.

Bagaimana caranya agar kita dapat melihat ISS?
Untuk dapat melihat ISS kita tidak perlu standby terus menerus menunggu. Kita hanya butuh bantuan software aplikasi yang dapat memprediksi kapan ISS akan lewat di atas kita.  Salah satu software aplikasi di HP android adalah ISS Detector yang bisa diunduh di google play secara gratis.

Dengan menggunakan aplikasi tersebut kita akan mendapatkan informasi antara lain

  • Kapan satelit akan lewat di atas kita (tanggal dan jam)
  • Posisi satelit saat melintas  yaitu arah (azimuth) dan ketinggian (elevasi)
  • Kekuatan cahaya penampakannya  (magnitudo)
  • Berapa lama satelit dapat dilihat (durasi penampakan)
  • Posisi ISS saat ini dan jalur yang akan dilintasi
  • Kondisi wilayah di bumi yang sedang mengalami siang atau malam.


Dengan mengetahui informasi tersebut kita akan dapat dengan mudah menemukan satelit ISS yang sedang mengorbit di atas kita. Aplikasi ini juga menampilkan jadwal satelit iridium yaitu satelit yang digunakan untuk sambungan telepon langsung via satelit.

Apa yang saya tulis di sini  bukanlah tanpa bukti.  Saya sudah membuktikannya saat tanggal 22 Agustus 2018 tepat di hari raya Idul Adha jam 05:07 pagi.  Walau menggunakan handycam seadanya saya berhasil merekam  ISS berupa cahaya seperti bintang yang sedang bergerak dari barat ke utara. 

Hasil rekaman yang saya dapatkan sayangnya kurang bagus, karena saya tidak menggunakan tripod sehingga saat zoom,  agak gemetar dan cahaya dari satelit jadi berkilauan.  Sebenarnya jika dilihat dengan mata langsung cahayanya seperti bintang yang sangat terang ,bergerak agak cepat dan tidak berkedip-kedip. 
Seperti ini capture  hasil rekaman saya



Bagi sahabat yang ingin mencobanya silakan ikuti cara seperti yang saya lakukan.

Pertama install dulu aplikasi ISS Detector di HP android.  Dan jalankan aplikasi tersebut, jika berhasil akan muncul tampilan yang kira-kira seperti gambar di bawah ini.




Di aplikasi akan muncul jadwal  ISS yang akan lewat di atas kita.  Agar kenampakannya cemerlang cari yang logo matanya paling besar.  Logo  mata menunjukan nilai magnitudo, semakin negatif semakin baik.  Magnitudo di bawah -2 adalah nilai yang baik untuk dapat dilihat.

Jika kita pilih salah satu maka akan menampilkan  gambar seperti  di bawah ini yang menunjukkan arah dan pergerakan satelit.



Untuk melihat informasi yang lebih detail  bisa kita pilih “Detail” dan akan muncul gambar seperti di bawah ini.



Nah sahabat selamat mencoba... dan semoga berhasil mengamati satelit ISS.

Adanya satelit ini sangat terang benderang membuktikan antara lain

  • Membuktikan gaya gravitasi.  Satelit memanfaatkan gaya gravitasi bumi untuk dapat mengorbit bumi.
  • Membuktikan  bumi bulat. Satelit harus mengorbit pada bumi yang bentuknya  bulat.  Dan  juga penampakan bumi yang bulat bisa dilihat dari satelit ISS dan difoto dari satelit lainnya.
  • Membuktikan bumi berotasi.  Inklinasi Orbit ISS adalah 51.6 derajat terhadap bidang equator, sehingga jika dilihat dari bumi, jalur ISS akan berbeda-beda  akibat rotasi bumi.  Jika bumi tidak berotasi maka orbit ISS akan selalu tetap terhadap suatu wilayah di bumi.  Kita bisa melihat di aplikasi bahwa pada setiap penampakannya, jalur ISS mengalami perbedaan.  Ini sekaligus juga membantah teori geosentris yang menyatakan bumi bulat tapi tidak berotasi.

Satelit adalah benda nyata yang sedang mengorbit bumi.  Sudah banyak sekali orang yang melihat satelit terutama ISS  yang sedang mengorbit bumi.  Dan banyak yang menuliskan pengalamannya di internet.  Ada juga yang berhasil mengambil fotonya menggunakan teleskop dengan penampakan bentuk satelit yang sesungguhnya.

Bagi sahabat penggemar bumi datar yang masih meragukan satelit apalagi ngotot-ngotot minta bukti foto (toh kalau ditunjukkan fotonya pun langsung merespon autoCGI, padahal ilmu fotoforensik saja tidak punya) saya sarankan cobalah berusaha melihatnya sendiri.  Apalagi jika sahabat menggunakan teleskop, mungkin bentuk sebenarnya akan terlihat jelas.

Kunci untuk bisa mengerti dan memahami alam semesta ada pada sahabat sendiri, rela apa  tidak untuk belajar dan membuktikan sendiri tanpa harus disuapi video dari youtube ala FE101.  Jargon open minded yang sahabat dengungkan seharusnya menjadi kunci untuk mengkritisi video FE101.  Cobalah review video FE101 yang menyatakan tidak ada pengamat teleskop yang mengaku  melihat satelit.  Apakah pernyataan tersebut adalah informasi yang benar? 

Faktanya sebelum terjadi demam bumi datar di negeri ini sudah banyak orang yang menuliskan pengalamannya melihat satelit yang tentu saja tidak ada urusannya dengan perdebatan bumi datar.  Dan melihat petualangan pembuat video FE101 sepertinya sudah banyak melanglang dunia maya, tentu aneh kalau sampai mengeluarkan pernyataan “tidak ada orang yang melihat satelit”.  Padahal dengan mengetik kaca kunci “melihat satelit” pada google pun pasti akan ditampilkan berita dan informasinya.

Lalu apa tujuan pembuat video FE101 menyatakan bahwa tidak ada orang yang dapat melihat satelit? 

Wallahu alam





Jumat, 17 Agustus 2018

SERI BUMI DATAR? BAGIAN 40 - BANTAHAN CERDAS PENGANUT FE 1




Ada sebuah video di youtube yang menjelaskan beberapa kelemahan dalam model bumi datar.  Salah satunya adalah  "Matahari Seharusnya Terlihat di Malam Hari".

Banyak yang memberikan komentar baik yang mendukung maupun yang membantah.  Salah satunya adalah bantahan seperti di bawah ini.

“Pada perhitungan anda, anda tidak memperhitungkan adanya efek difraksi cahaya oleh kabut (awan), kekuatan pancaran radiasi sinar ultraviolet, dan refraksi gelombang cahaya oleh uap air. anda hanya menggunakan rumus-rumus tingkat SMA dan mengabaikan semua asumsi yang muncul. dan itu merupakan suatu kesalahan terbesar anda karena memperhitungkan benda yang nyata pada perhitungan teoritis tanpa adanya variabel tambahan. “

Jika kita membaca sekilas bantahan tersebut sepertinya  terlihat ilmiah dan cerdas, banyak menggunakan jargon-jargon fisika.  Untuk hal ini saya tidak berkomentar, namun saya menemukan komentar dari seorang ahli Fisika dan astronomi di blognya silakan lihat di sini (sangat menarik komentarnya)

Bantahan seperti itu juga sangat bagus jika kita ajukan untuk membantah gerakan nasional mengukur tinggi matahari.  Yang membantah dan yang dibantah sama-sama penggemar bumi datar. 

(Cat. gerakan itu adalah gerakan mengukur tinggi matahari dengan rumus-rumus tingkat SMA tanpa melibatkan refraksi, difraksi dan istilah ilmiah lainnya. Dari analisa data pengukurannya gerakan itu sejatinya malah menunjukkan bumi yang bulat)

Sahabat, benarkah difraksi, refraksi dan kekuatan radiasi sinar ultraviolet dapat membuat matahari menghilang di malam hari pada model bumi datar?

Mari kita ulas satu persatu…

Refraksi

Refraksi atau pembiasan cahaya adalah peristiwa pembelokan arah cahaya akibat melewati kerapatan medium yang berbeda.  Pada seri ke-16 tentang“refraksi” sudah saya jelaskan.  Silakan dilihat untuk menyegarkan kembali .  

Ini salah satu contoh peristiwa refraksi saat cahaya dari udara yang kerapatannya lebih rendah menuju air yang kerapatannya lebih tinggi.  Cahaya dibelokkan mendekati garis normal atau lebih menukik.



Di permukaan bumi, refraksi cahaya matahari terjadi akibat cahaya melewati kerapatan udara yang berbeda. Sebagaimana kita tahu bahwa semakin tinggi suatu tempat dari permukaan laut kerapatan udara semakin berkurang.  Dan berdasarkan hukum pembiasan cahaya, arah refraksi cahaya matahari di udara adalah ke bawah.  Artinya posisi sebenarnya matahari adalah lebih rendah dari yang kita lihat.  Misalnya saat kita melihat matahari separuh terlihat di horizon sebenarnya saat itu posisi matahari sudah di bawah horizon.

Hisab waktu shalat juga memperhitungkan nilai refraksi. Silakan lihat di seri ke-20 waktu shalat 212.  Nilai refraksi cahaya matahari maksimum adalah sekitar 0.6° dan ini terjadi saat menjelang maghrib.  Jadi saat menjelang maghrib matahari yang kita lihat sebenarnya posisinya lebih rendah 0.6°.

Apakah refraksi menyebabkan matahari tidak terlihat di malam hari?  

Berdasarkan rumus-rumus tingkat SMA ketinggian matahari di bumi datar saat tengah malam (jam 12 malam) adalah 14°.  Silakan dilihat di seri ke-9 ketinggian matahari pada bumi datar.  Jadi jika penganut bumi datar ingin menenggelamkan matahari yang setinggi itu maka kerapatan udara harus dibalik, semakin ke atas semakin rapat dan itupun dengan perbedaan kerapatan yang sangat ekstrim agar pembelokannya lebih dari 14°. 

Jadi jelasnya refraksi tidak akan menyebabkan matahari tidak terlihat di malam hari. Bahkan sebaliknya refraksi justru menyebabkan matahari yang seharusnya tidak terlihat masih bisa terlihat saat menjelang maghrib.

Difraksi

Difraksi adalah peristiwa pelenturan muka gelombang akibat melewati celah sempit.  Karena cahaya juga termasuk gelombang maka cahaya pun akan mengalami peristiwa difraksi akibat melewati celah sempit.

Difraksi cahaya menyebabkan pola terang gelap yang dapat diamati.  Pola terang gelap terjadi karena saat bertemu kembali (superposisi), berkas cahaya sudah berubah fase akibat perbedaan jarak tempuh.  Pola terang maksimum terjadi saat fasenya sama (beda fase 0°) dan gelap maksimum saat terjadi perbedaan fasenya sebesar 180°.  

Seperti ini pola terang gelap yang dapat diamati pada peristiwa difraksi cahaya.



Apakah cahaya matahari yang sampai ke bumi mengalami difraksi di udara atau di awan?

Kemungkinan memang ada peristiwa difraksi cahaya matahari di udara atau di awan jika secara kebetulan awan membentuk suatu celah sempit dan ada berkas cahaya matahari yang melewatinya.  Mungkin levelnya tidak sampai menyebabkan pola terang gelap yang dapat diamati di bumi.  

Apakah difraksi dapat menyebabkan matahari tidak terlihat di malam hari? 

Kalaupun difraksi menyebabkan pola terang gelap yang dapat diamati di bumi maka matahari hanya akan tidak terlihat untuk daerah yang mengalami pola gelap dan akan bersinar cerah di daerah yang mengalami pola terang.  Misalnya suatu malam, di Jakarta matahari tidak terlihat, namun di Bekasi bisa dilihat, di Karawang hilang lagi dan di Cikampek matahari ada lagi.  Wah seru kalau begini!!!  

Seandainya ada difraksi cahaya matahari karena awan, itupun kejadiannya tidak akan setiap hari atau setiap malam.  Sama seperti kejadian mendung yang mengakibatkan cahaya matahari tertutup awan yang kejadiannya tidak setiap hari.  Faktanya tidak pernah ada manusia satupun yang pernah melihat matahari di malam hari kecuali di  kutub utara dan selatan saat midnight sun.

Dengan demikian difraksi bukanlah menyebab matahari tidak terlihat di malam hari.

Kekuatan pancaran radiasi ultraviolet

Cahaya matahari bukan hanya sinar ultraviolet, tetapi ada spektrum lain yaitu cahaya tampak, infra merah dll.  Cahaya matahari yang dapat kita lihat itu bukanlah ultraviolet, karena mata kita sulit melihat ultraviolet.  Yang bisa kita lihat adalah cahaya tampak yang spektrumnya membentang dari merah sampai ungu  Jika matahari hanya sinar ultraviolet saja maka bumi akan gelap hanya remang-remang ungu dan tentunya kehidupan kita serba remang-remang ungu.  Mengerikan sekali kalau begitu.

Kalau begitu istilah ultraviolet saya ganti saja dengan cahaya matahari.  Memang betul sumber cahaya yang semakin menjauh akan mengalami penurunan daya atau intensitas.  Besarnya daya yang dipancarkan cahaya berbanding terbalik dengan kuadrat  jaraknya.  Misalnya suatu sumber cahaya yang dijauhkan dari objek sebesar dua kali dari jarak semula akan membuat daya pancar ke objek menjadi seperempatnya.  Jika kita menjauhkan 3 kali jarak semula akan membuat daya pancarnya menjadi sepersembilan  dst.

Berdasarkan rumus-rumus tingkat SMA jarak matahari di bumi datar saat tengah malam (jam 12 malam) adalah 20600 km atau sekitar 4 kali dari saat jam 12 siang.  Silakan dilihat di seri ke-9 ketinggian matahari pada bumi datar.  Jadi pada model bumi datar, saat tengah malam daya pancar cahaya matahari adalah seperenambelasnya saat siang hari.  Apakah ini dapat membuat matahari tidak terlihat?

Mari kita bereksperimen.

Di tempat yang gelap gulita, nyalakan bohlam (lampu pijar) 5 watt saja (amat redup bila dibandingkan dengan lampu LED 5 watt).  Letakkan bohlam di atas kepala setinggi 5 meter.  Lalu menjauhlah sejauh 20 meter, silakan lihat apakah bohlam sudah menghilang?
Sekarang lihatlah matahari saat siang hari, lalu pikirkan seandainya terangnya dikurangi enambelas kalinya apakah matahari menjadi tidak terlihat dan bumi menjadi gelap?

Tentu saja matahari tidak akan hilang dan bumi pun tidak akan gelap, masih cukup terang untuk kita bisa membaca. 

Mari kita buktikan.  Kekuatan cahaya mempengaruhi iluminasi.  Iluminasi cahaya matahari saat siang hari yang cerah di luar ruangan adalah sekitar 100.000 lux (1lux = 1 lumen/m2).  Sedangkan iluminasi standar di ruang kerja adalah sekitar 500 lux, koridor 100 lux dan ruang operasi di RS sekitar 2000 lux. Jika iluminasi cahaya matahari berkurang 16 kalinya maka akan menjadi 6250 lux, masih lebih terang dari pada ruang operasi apalagi ruang kerja.

Mungkin ada yang membantah, bahwa ketinggian matahari yang dibahas adalah 14°, sementara yang dibandingkan adalah saat siang hari atau 90°.  Itu artinya posisi matahari sudah miring dan lebih banyak energi yang terserap atmosfir.

Memang betul seperti itu. Matahari dengan ketinggian 14° terjadi sekitar jam 5 sore.   Pada jam 5 sore dan kondisi cerah silakan dirasakan kekuatan penerangannya, bandingkan dengan ruang kerja.  Lalu pikirkan seandainya iluminasinya berkurang 16 kalinya apakah akan menyebabkan gelap gulita?  Sebagai gambaran iluminasi cahaya bulan adalah sekitar 0.2 lux, kecil sekali bukan, namun bulan masih bisa terlihat dan sedikit memberi penerangan di bumi.

Dengan demikian jelas bahwa berkurangnya daya pancar radiasi ultraviolet  ehh maaf salah, daya pancar cahaya matahari yang “menjauh” tidak akan sampai menghilangkan kenampakannya dan menyebabkan gelapnya bumi.

Persfektif

Tentang persfektif walaupun tidak ada dalam bantahan di atas tetapi sering digunakan oleh penganut FE untuk menyatakan bahwa matahari tenggelam karena persfektif.  Jadi saya bahas juga di sini.  Silakan lihat seri ke-14 tentang Persfektif. Dalam artikel tersebut dibahas ukuran kenampakan matahari saat pagi siang, sore dan malam pada model bumi datar.

Sesuai dengan hukum persfektif benda yang menjauh akan terlihat semakin mengecil dan akhirnya masuk ke titik hilang pengamatan.  Persfektif meyebabkan ukuran benda akan mengecil secara beraturan jika jaraknya menjauh beraturan.  Perhatikan rel yang menjauh, jarak antar sisi relnya akan mendekat secara beraturan.

Saat kita melihat  matahari dari pagi sampai jam 12 siang dan lanjut menjelang terbenam, ukurannya relatif sama bukan?. Tidak mungkin  ukuran matahari mengecil tiba-tiba hanya saat menjelang matahari terbenam.  Kecuali matahari diam saja dari pagi sampai sore, lalu tiba-tiba melesat menjauh dengan kecepatan tinggi.  

Sebenarnya bagi penganut FE tidak sulit untuk membuktikan bulatnya bumi. Cukup datang ke pantai dan amatilah matahari yang sedang terbit atau terbenam.  Dari pada sekedar melihat video dari youtube mending buktikan saja sendiri. Kalau perlu bawa kamera untuk merekam dan memotret dengan mengatur nilai exposure, bila perlu pakai solar filter untuk menurunkan instensitas cahaya matahari agar bulatan matahari terlihat jelas.  Lakukan beberapa menit mulai dari matahari masih nampak sampai tidak terlihat.  Niatkan dengan ikhlas untuk mencari mana yang benar.  Lalu tanyakan pada hati kecil,  Tenggelam apa mengecil?   Ayo buktikan jargon open mindednya!!!

Model yang keliru

Dalam model bumi datar seperti yang sekarang ini, diakui atau tidak oleh para penggemarnya banyak sekali penomena alam yang bertentangan atau tidak bisa dijelaskan.  Kecuali dengan penjelasan aneh yang semakin menunjukkan ketidakfahaman mereka pada sains.

Matahari seharusnya terlihat di malam hari pada bumi datar.  Ini adalah pemahaman yang amat sangat mudah difahami. Itulah mengapa sejak 2300 tahun yang lalu manusia sudah mengerti bentuk bumi yang bulat.  Dan kalau ada sekelompok orang yang menyatakan bahwa pemahaman bumi bulat adalah propaganda elit global, itulah yang disebut teori konspirasi.  Teori aneh yang menyalahi sejarah.  Bahkan bagi umat Islam itu adalah suatu penghinaan terhadap seluruh ilmuwan muslim jaman keemasan yang sudah menyatakan bumi berbentuk bulat. 

Penutup

Sahabat, sengaja artikel ini saya poskan  tepat di hari ulang tahun kemerdekaan bangsa Indonesia yang ke-73.  Selama tiga setengah abad lebih bangsa kita menjadi jajahan asing.  Salah satu penyebabnya adalah akibat kebodohan kita.  Memang saat itu sengaja kita dibuat bodoh oleh penjajah dengan sulitnya akses pendidikan bagi bangsa kita.

Mestinya saat ini di jaman kemerdekaan kita lebih leluasa untuk belajar, mencari ilmu, menambah wawasan agar kita dapat menguasai teknologi dan tidak lagi mudah dibohongi. Namun sayangnya ada pemahaman yang lahir di barat dan diimpor ke sini hendak menjauhkan kita dari ilmu pengetahuan.

Itulah pemahaman bumi datar yang melakukan propaganda pemahamannya dengan cara yang tidak terpuji seperti kebohongan dan juga fitnah kepada ilmuwan misalnya Nicola Tesla, Newton, Ensteins, Al-biruni dsb. Seandainya saja mereka mengajukannnya secara elegan, mungkin dapat menambah khazanah kekayaan dalam sains.  

Dalih mereka mau melawan elit global, namun alih-alih mau mengalahkan elit global mereka justru memusuhi sains dan menuduh sains adalah kebohongan.  Ini justru akan menjerumuskan pada kebodohan.  Bohong atau tidak,  sains itu perlu dipelajari, bagaimana bisa tahu sains berisi kebohongan jika hal-hal sepele dalam sains saja tidak faham.  Bisa dibuktikan dari perbagai propaganda dan bantahan pengikut mereka bahwa pemahaman mereka terhadap sains benar-benar babak belur.  Contohnya seperti di artikel ini.

Metode saintifik tidak memungkinkan adanya kebohongan.  Setiap teori, rumus dan hukum dalam sains harus bisa diuji oleh siapa pun, di mana pun dan kapan pun.  Misalnya hukum gravitasi, siapapun misalnya semua penganut FE bisa membuktikannya, kapan pun dan di mana pun. 

Saya yakin di Indonesia sudah ada perguruaan tinggi yang memiliki peralatan praktikum gravitasi untuk membuktikan dua benda saling tarik menarik karena massanya. Daripada membantah dengan pernyataan konyol seperti kalau gravitasi ada kenapa kita bisa bergerak bebas di atas bumi, kenapa balon helium bisa terbang, ajaib batu bisa menarik daging! Dsb. Lebih baik belajar yang benar, pelajari bagaimana cara membuktikan gravitasi.  Kalau tidak bisa membuat alatnya ya cukup baca jurnal ilmiah yang berisi percobaan tersebut.

Jadi di hari ulang tahun kemerdekaan ini, marilah kita lebih bersemangat lagi untuk belajar.  Bulat atau datar harus difahami dengan cara belajar.  Belajar tidak bisa instant tapi perlu waktu dan proses.  Belajar harus dari sumber yang kredibel, layak dan dapat dipercaya.  Belajar tidak serta merta jadi mengerti dan faham hanya dengan menonton video dari youtube.  Mari kita belajar lagi.

Merdeka!!!

SERI BUMI DATAR?

Bukti Empiris Revolusi Bumi + Pengantar
Bukti Empiris Rotasi Bumi + Pengantar
Bukti Empiris Gravitasi + Pengantar

Seri 43 : Bantahan Cerdas Penganut FE3

Seri 42 : Bantahan Cerdas Penganut FE 2
Seri 41 : Melihat Satelit ISS sedang mengorbit Bumi
Seri 40 : Bantahan Cerdas Penganut FE

Seri 39 : Arah Kiblat Membuktikan Bumi Bulat

Seri 38 : Equation Of Time

Seri 37 : Mengenal Umbra Penumbra dan Sudut Datang Cahaya

Seri 36 : Fase Bulan Bukan Karena Bayangan Bumi
Seri 35 : Percobaan Paling Keliru FE
Seri 34 : Analogi Gravitasi Yang Keliru
Seri 33 : Belajar Dari Gangguan Satelit
Seri 32 : Mengapa Horizon Terlihat Lurus?
Seri 31 : Cara Menghitung Jarak Horizon
Seri 30 : Mengapa Rotasi Bumi Tidak Kita Rasakan
Seri 29 : Observasi Untuk Memahami Bentuk Bumi
Seri 28 : Permukaan Air Melengkung
Seri 27 : Aliran Sungai Amazon
Seri 26 : Komentar dari Sahabat
Seri 25 : Buat Sahabatku (Kisah Kliwon menanggapi surat FE101 untuk Prof. dari LAPAN)
Seri 24 : Bukti Empiris Gravitasi
Seri 23 : Bukti Empiris Revolusi Bumi
Seri 22 : Bukti Empiris Rotasi Bumi
Seri 21 : Sejarah Singkat Manusia Memahami Alam Semesta

Seri 20 : Waktu Shalat 212
Seri 19 : Kecepatan Terminal
Seri 18 : Pasang Surut Air Laut
Seri 17 : Bisakah kita mengukur suhu sinar bulan?
Seri 16 : Refraksi
Seri 15 : Ayo Kita Belajar Lagi
Seri 14 : Perspektif
Seri 13 : Meluruskan Kekeliruan Pemahaman Gravitasi
Seri 12 : Teknik Merasakan Lengkungan Bumi
Seri 11 : Gaya Archimedes terjadi karena gravitasi
Seri 10 : Azimuthal Equidistant
Seri 9 : Ketinggian Matahari pada bumi datar
Seri 8 : Bintang Kutub membuktikan bumi bulat
Seri 7 : Satelit Membuktikan Bumi berotasi
Seri 6 : Rasi Bintang membuktikan bumi berputar dan berkeliling
Seri 5 : Gravitasi membuktikan bumi bulat
Seri 4 : Besi tenggelam dan Gabus terapung
Seri 3 : Gaya gravitasi sementara dirumahkan
Seri 2 : Bola Golf jadi Penantang
Seri 1 : Satelit yang diingkari