Saat
SD dulu saya sering bertanya-tanya seandainya saya lompat sedangkan bumi
berputar tentu jatuhnya akan jauh di barat bukan? Juga kadang saya
bertanya
sendiri kenapa air laut tidak berguncang walaupun bumi sedang berputar?
Eh ternyata pertanyaan atau pernyataan semacam ini muncul lagi, bahkan
oleh
orang-orang yang sudah melek internet. Sangat disayangkan mengapa ini
tidak
ditanyakan kepada orang yang lebih mengerti sehingga tidak sampai
menjadi argumen
soal rotasi bumi. Pada akhirnya hanya
akan menjadi sesuatu yang lucu, membantah suatu peristiwa karena kita
gagal
mengerti mengapa peristiwa itu bisa terjadi.
Ada
beberapa hal yang kadang sepertinya di luar logika kita bila kita tidak
langsung membuktikannya sendiri. Misal
jika kita menjatuhkan batu besar dan batu kecil dari ketinggian yang sama, yang
manakah dari kedua batu tersebut yang mencapai tanah terlebih dahulu? Dengan
sepintas tentu kita akan menjawab batu besar dulu. Ini tentu keliru yang benar keduanya sampai
tanah secara bersamaan.
Lalu ketika kita mengelindingkan sebutir
kelereng di tanah yang luas tentu kita akan berpikir bahwa kelereng akan
berhenti menggelinding dengan sendirinya.
Sebenarnya kelereng akan terus menggelinding seandainya tidak ada
hambatan udara dan gaya gesek tanah. Jadi
kelereng tidak berhenti dengan sendirinya tetapi ada yang menghentikannya. Benda
yang sedang bergerak akan terus bergerak
sampai ada yang menghentikannya.
Sahabat-sahabat saya mungkin ada yang
mengatakan mereka yang percaya bumi datar disebabkan akibat kebodohannya. Lihat
saja pernyataan-pernyataan seperti itu masih dilontarkan. Ada juga seorang
sahabat yang mengatakan akibat “gagal faham”.
Bahkan salah seorang sahabat saya ada yang mengatakan “Saya percaya bumi
itu bulat karena saya masih waras”.
Namun
menurut saya tidak seperti itu, pemahaman orang-orang yang mempercayai bumi
datar rata-rata akibat dari kurang mengerti pada ilmu pengetahuan yang
sebenarnya sudah diajarkan di sekolah, kurang mencari informasi dan enggan
untuk bertanya kepada yang lebih mengerti dan akibat dari teori konspirasi yang
memenuhi video bumi datar yang ditontonnya.
Akibat
teori konspirasi ini mereka jadi berpandangan sains dan model alam semesta
adalah produk dari elite global. Segala
sesuatu selalu dihubungkan dengan elite global.
Bentuk bumi bulat dikatakan dari elite global, jarak matahari dibilang
dari NASA dsb. Inilah akibat dari
kurangnya wawasan, kurang mencari informasi dan enggan untuk bertanya. Bahkan dengan peradabaan agamanya sendiri dalam
bidang sains juga tidak tahu.
Di
dunia maya saya mendapatkan banyak pernyataan dari orang-orang yang mempercayai
bumi datar yang diakibatkan karena kurang mengerti pada ilmu pengetahuan dan
kurang mencari informasi. Di antaranya ada
masalah rotasi bumi, gerak satelit, googlemap, ketinggian air, pelangi, sinar
matahari, dsb.
Saya
yakin jika mereka mau belajar lagi dan mau mencari informasi mereka tentu akan
geli sendiri terhadap apa yang mereka percayai sekarang ini. Mari sekarang belajar lagi ayo. Carilah
informasi sebanyaknya.
Saya
menscreenshot beberapa pernyataan di dunia maya dari orang-orang yang
terpengaruh video bumi datar, yang akan saya luruskan. Silakan ikut pembahasannya.
Gerak kita di alam raya
Mari sahabat, kita belajar hukum Newton I. Ini ada di pelajaran SMP saya yakin sahabat
pasti sudah mempelajarinya. Semoga
setelah mempelajarinya lagi, sahabat tidak lagi mengeluarkan pernyataan-pernyataan
seperti di atas. Hukum Newton pertama tentang kekekalan inersia atau
kelembaman. Benda diam akan tetap diam
sampai ada gaya yang menggerakkannya, benda yang sedang bergerak lurus dengan
kelajuan tetap (GLB) akan tetap bergerak sampai ada gaya yang menghentikannya.
Pada
artikel yang lalu kita sudah melakukan percobaan melepaskan bola golf di dalam
gerbong kereta. Dan terbukti bola golf
tetap mengikuti gerak kereta. Kalaupun
dilakukan di atas gerbong kereta juga bisa.
Atau coba saja berboncengan motor dengan kelajuan konstan. Oleh pembonceng arahkan bola di atas telapak
kakinya lalu lepaskan tanpa dorongan, kena telapak kaki apa tidak? Kalau
meleset sedikit mungkin karena gangguan angin.
Jika tanpa hukum Newton I dengan kelajuan motor 20 km/jam, dan ketinggian bola
1 meter di atas tanah, harusnya bola jatuh kira-kira 2,5 meter di belakang
motor. Silakan dibuktikan bola jatuh 2,5 meter atau di dekat kaki.
Jika seandainya
tidak ada gaya gravitasi dan tidak ada gaya gesek udara maka bola golf akan
bergerak terus di samping motor kita.
Bahkan andaikan motor berhenti, bola akan terus melanjutkan
perjalanannya sampai ada yang menghentikannya.
Jika tidak ada yang menghentikannya, bola akan terus bergerak dengan
kelajuan 20 km/jam sampai kiamat. Ini adalah konsep dasar yang harus
benar-benar difahami. Selama ini kita
mengira benda bergerak akan berhenti dengan sendirinya, sebenarnya tidak!
Selama tidak ada gaya yang menghentikannya benda akan tetap bergerak. Itulah kekekalan inersia. (Inersia artinya
keadaan benda diam atau bergerak lurus dengan kelajuan tetap)
Agar lebih yakin mari kita coba naik kereta dengan bangku
yang menghadap ke arah depan (bukan mundur).
Andaikan kereta bergerak dengan kelajuan 60 km/jam. Ketika tiba-tiba kereta berhenti apa yang
terjadi? Ya tubuh kita akan bergerak ke depan dengan kelajuan 60 km/jam. Kalau
bukan karena kita yang mati-matian menghentikannya dengan tenaga dari sarapan
di kereta dengan jurus “injak lantai”, atau karena nabrak orang yang dihadapan kita, maka kita
akan terus bergerak ke depan. Benar
begitu bukan?
Nah sahabat sudah faham dengan hukum kekekalan inersia kan.
Ketika
kita sedang duduk menonton TV apakah kita sedang diam? Jawabnya bisa ya bisa tidak. Ya kita sedang diam terhadap lingkungan
misalnya TV, rumah, bahkan bumi. Kita
diam terhadap bumi. Tapi tidak !! Bumi
kita sedang berotasi jadi kita pun sebenarnya tidak diam, ikut rotasi bumi. Sama
seperti kita sedang duduk diam di kereta yang sedang melaju. Eh ada lagi nih, bumi juga mengitari matahari
berarti kita juga ikut. Masih ada lagi
tata surya kita sedang mengitari pusat galaksi bima sakti, kita pun ikut. Galaksi bima sakti pun sedang mengitari
pusatnya berarti kita ikut juga.
Sesungguhnya kita tidak diam, kita sedang diajak bumi mengembara di alam
raya.
Gerakan
kita bersama bumi akan tetap ada sampai kiamat selama tidak ada usaha
melepaskan diri atau terjadi bencana di angkasa. Ini sesuai dengan hukum Newton I tentang
kekekalan inersia. Kita mempunyai kecepatan
yang sama dengan bumi, dan apapun yang masih berada di lingkungan atmosfer bumi
akan memiliki kecepatan yang sama dengan bumi.
Untuk lepas dari kecepatan rotasi bumi diperlukan teknik tertentu, dan
ini dilakukan oleh roket untuk mengorbitkan satelit.
Satelit
yang mengorbit bumi adalah benda bumi yang baru bisa lepas dari kecepatan
rotasi bumi, namun masih terikat kecepatan bumi yang lain yaitu kecepatan revolusi
bumi, dan bersama tata surya juga
mengorbit pusat galaksi dst.
Satelit yang sedang mengorbit bumi akan tetap bersama bumi mengelilingi
matahari, karena satelit belum lepas dari kecepatan tersebut. Jadi satelit itu tidak perlu teriak-teriak ke
bumi seperti penumpang yang ketinggalan kendaraan, “Pir tunggu pir!!!”
Nah
bagaimana jika ada helikopter yang diam di atas dan berusaha menonton bumi yang
sedang berotasi apakah bisa? Apakah helikopter yang diam tersebut akan bergeser
posisinya ke barat? Tentu saja tidak bisa dan jika turun lagi helikopter akan
tetap berada di tempat semula saat dia naik.
Mari kita belajar lagi hukum Newton I agar pengorbanan guru-guru kita tidak
sia-sia. Helikopter yang sedang
mengambang jika dilihat dari luar bumi tidaklah diam, dia mengikuti gerakan
rotasi bumi, Karena helikopter masih memiliki kecepatan rotasi bumi.
Kesimpulannya
semua benda yang berada di bumi sedang bergerak bersama bumi, mengikuti
kecepatan bumi. Alias saat benda sedang diam kecepatannya nol terhadap bumi
walaupun buminya berotasi dan berevolusi. Jadi tidak ada air laut yang muncrat,
gempa, dan siaran TV berubah akibat
gerakan bumi. Karena semuanya mengikuti gerakan bumi. Mari syukuri nikmat Tuhan
berupa kecerdasan, belajar lagi ayo.
Gerak Satelit
Saat
satelit mengorbit bumi, astronotnya pun memiliki kecepatan yang sama dengan
kecepatan satelit. Ketika keluar dari
satelit, kecepatan ini tetap dimiliki astronot.
Jadi astronot tidak akan tertinggal dari satelit walaupun tidak
pegangan. Astronot pun tidak akan jatuh
ke bumi karena gaya sentripetalnya sama dengan yang dimiliki satelit. Astronot bisa melayang-layang di sekitar
satelit dan bisa bebas keluar masuk satelit, karena gaya gravitasi yang dialami
astronot hampir nol.
Di
atas sana kerapatan udara hampir nol, jadi satelit bisa melaju dengan kecepatan
tinggi walaupun bentuknya tidak aerodinamis.
Gaya gesek udara mendekati nol jadi tidak perlu khawatir satelit akan
rontok. Astronot pun tidak perlu
khawatir diterpa angin kencang saat keluar masuk satelit, karena di sana tidak
ada angin (angin adalah udara yang bergerak, jika tidak ada udara berarti tidak
ada angin). Satelit juga tidak akan
tertinggal dari bumi yang berevolusi terhadap matahari karena satelit sudah
memiliki kecepatan mengitari matahari saat masih di bumi yang tidak hilang saat
mengorbit bumi.
Dalam
luasan kulit bola berjari-jari 400km+jari-jari bumi, benda seukuran satelit
sangatlah kecil. Satu milyar satelit
pun tidak berarti apa-apa. Jadi
kemungkinan bertabrakan mendekati nol, apalagi satelit sudah memiliki orbit
masing-masing. Silakan lihat artikel
sebelumnya; satelit membuktikan bumi berotasi.
Bila dibandingkan dengan kepadatan jalur penerbangan maka mungkin lebih
padat jalur penerbangan pada luasan kulit bola berjari-jari 10km+jari-jari
bumi. Jarang pesawat bertabrakan di
udara bukan?
Untuk
membuat kecepatan yang tinggi sangatlah mudah. Yang merasa kesulitan
memikirkannya adalah karena belum belajar, belum memahami. Dengan memberikan gaya F selama waktu t maka
benda bermassa m akan memiliki kecepatan v (F.t=m.v). Tidak sulit bukan? Kecepatan adalah kekal (ingat hukum Newton
I). Jadi setelah satelit mengorbit sudah
tidak perlu lagi didorong, satelit akan
terus mengorbit sampai ada gaya yang menghentikannya.
Dan tentu saja kecepatannya tetap karena
satelit bergerak sendiri, tidak sulit mengontrolnya. Dan apa susahnya
mengontrol kecepatan. Pesawat terbang
saja bisa diautopilot. Bahkan pesawat
perang pun bisa mengunci lawannya walaupun kecepatannya sama-sama tinggi. Sahabat kita yang ngotot-ngotot soal kecepatan satelit, sampai pentil
sepeda dibawa-bawa, raja diancam SKAK, orang-orang
cerdas dibodoh-bodohin, karena melupakan
pelajaran di SMP. Semoga mau belajar
lagi. Intinya
“BELAJAR LAGI” Silakan baca
artikel sebelumnya; Satelit membuktikan bumi berotasi.
Sudah
ada manusia yang pernah ke bulan. Sudah ribuan roket yang keluar angkasa
membawa satelit. Sudah banyak satelit
yang mengorbit bumi. Bahkan ada juga satelit yang mengorbit bulan. Sudah ada
misi ke planet mars. Banyak bukti sudah dipaparkan. Banyak ilmuwan dari
berbagai negara terlibat. Bahkan bangsa
kita pun memiliki beberapa satelit. Mari kita belajar untuk lebih bisa memahami
bagaimana hal itu bisa dilakukan. Bukan malah mengingkari
pencapaian prestasi manusia yang memang diperintahkan Tuhan.
Kalau
sudah menonton video seperti yang disarankan sahabat kita di atas, carilah
informasi pembanding. Tanyakan kepada
orang yang lebih mengerti dan memang di bidangnya. Ribuan berita tentang ruang angkasa, dan
satelit ada di berbagai media, bacalah.
Sekarang
mari saya ajak sahabat untuk membuat sebutir bola golf dapat mengorbit
bumi. Tentu keren bukan? Kita hanya butuh asumsi
- Bumi berbentuk bulat
sempurna
- Bumi tidak berotasi
- Permukaan bumi semua
hamparan kosong, tidak ada gunung, pohon, gedung dsb.
- Jari jari bumi 6.371 km
kurang satu meter (satu meternya buat bola)
- Percepatan gravitasi
10m/s2
- Tidak ada gaya hambat /
gesek udara.
Dari
ketinggian 1 meter lempar bola golf dengan arah mendatar dengan kelajuan awal
10m/s. Lihat di manakah bola jatuh? Gerak bola adalah perpaduan Gerak lurus
beraturan dan gerak lurus berubah beraturan (gerak jatuh bebas). Lihat gambar.
Dengan rumus h=0.5gt2,
Bola sampai di tanah dalam waktu t=0,4472 detik. Maka
bola akan jatuh sejauh 10m/s dikali 0,4472 detik atau sama dengan 4,472
meter.
Mari
kita lempar lagi dengan cara yang
sama kali ini kelajuan awalnya ditambah menjadi 50m/s. Di manakah bola
jatuh? Waktu jatuh bola tetap sama. Jadi jarak yang ditempuh adalah
22,36
meter. Wah semakin jauh. Ternyata semakin besar kecepatan awal, bola
akan semakin jauh.
Sekarang
kita panggil Superman orang paling super di dunia. Kita minta dia untuk melempar bola golf
dengan kecepatan awal 89.467.531,305
m/s. Ternyata bola akan menempuh jarak
40,009,880 meter. Wah luar biasa
Superman. Jarak tempuh ini sama dengan
keliling bumi, wah mantaps. Sejatinya
bola golf maunya jatuh ke tanah, namun tidak sampai-sampai karena tanahnya
melengkung mengikuti lengkungan bumi.
Bola
golf akan tetap berada 1 meter di atas bumi, artinya bola golf mengorbit
bumi. Dan ini akan terus berulang,
mengorbit selamanya sampai kita menghentikannya. Hore…. Kita bisa
membuat bola golf mengorbit bumi. Tapi ini kan menggunakan asumsi.
Untuk yang benar-benar nyata kita
harus melakukannya di ketinggian tertentu agar tidak ada sesuatupun yang
menghalangi misalnya gunung, awan, atau gaya hambat udara.. Semakin tinggi
lokasinya, kecepatan awal yang dibutuhkan semakin berkurang. Tentunya kita
harus lepas dulu dari kecepatan rotasi bumi. Satelitlah salah satu
contohnya. Setelah mengorbit, satelit
akan tetap berputar terus. Ada tiga
orbit satelit yaitu LEO, MEO dan GEO silakan baca artikel sebelumnya; satelit membuktikan bumi berotasi.
Nah setelah mengerti, sekarang sudah
tidak ngotot-ngotot lagi kan?
Cara google membuat peta
Dalam
membuat peta Google tidak hanya menggunakan drone. Selain drone, google membuat peta dengan
pegawainya yang naik motor atau mobil, bahkan ada yang jalan kaki mengambil
foto dan tentunya juga memanfaatkan satelit.
Dalam
video bumi datar dicuplik pernyataan pemimpinnya bahwa google memiliki
drone. Memang betul. Sayangnya penonton video menafsirkan sendiri
bahwa drone adalah satu-satunya alat pembuat peta bumi.
Untuk
membuat foto seluruh bumi dengan hanya
menggunakan drone adalah pekerjaan yang sulit, bisa memakan waktu
bertahun-tahun. Bahkan ada yang mustahil.
Bagaimana dengan foto wilayah-wilayah yang masih terisolasi seperti
puncak gunung dan pegunungan, atau hutan-hutan belantara yang belum tersentuh
manusia. Apakah drone bisa melakukannya?
Atau lihatlah peta Korea Utara dengan instalasi militernya, apakah drone google
bisa melakukannya? Tentu itu atas
bantuan satelit.
Google
pun mengakui memanfaatkan satelit untuk membuat peta. Salah satu satelit yang dipakai google untuk
membuat peta adalah satelit LANDSAT 8. Banyak
sekali informasi yang mengatakan google menggunakan satelit. Mari kita buka
wawasan cari informasi sebanyaknya, jangan hanya dari video bumi datar.
Ketinggian
Air
Ketinggian
air sebenarnya bukan datar tetapi mengikuti lengkungan bumi akibat
ditarik oleh gaya gravitasi bumi. Waterpass terlihat datar karena
panjang
tabung paling-paling 5 cm. Mata kita tidak akan bisa mendeteksinya.
Bila ingin membuktikan ketinggian air yang
tidak datar tapi melengkung mengikuti jari-jari bumi pergilah ke pantai,
carilah objek misalnya kapal besar yang terlihat seperti sedang
tenggelam di
horizon. Kapal tersebut tenggelam di horizon karena terhalang oleh
lengkungan
air yang mengikuti jari-jari bumi. Silakan baca sebelumnya tentang perspektif.
Air
laut tidak muncrat karena di samping gaya gravitasi bumi, juga karena air laut
memiliki kecepatan yang sama dengan kecepatan bumi. Ketika sedang naik kereta dengan kecepatan
konstan, amatilah permukaan air pada gelas, apakah permukaan air berguncang?
Tentu relatif tenang bukan? paling sedikit timbul riak karena getaran atau
karena kereta melewati sambungan rel. Ini
mengikuti hukum kekekalan inersia (Hukum Newton I), mari kita belajar
lagi. Air akan berguncang ketika kereta
direm atau dipercepat. Saat demikian air sedang mempertahankan kecepatannya
sehingga kecepatan air dan kereta berbeda.
Gravitasi
dengan gaya tarik magnet tidak sama.
Sepertinya ini akibat menonton video bumi datar yang sengaja mengaburkan
konsep gravitasi dengan gaya magnet. Gravitasi
menarik semua benda bermassa termasuk air.
Silakan baca artikel sebelumnya; meluruskan kekeliruan pemahaman gravitasi. Mari kita piknik ke curug Nangka melihat air yang jatuh karena
ditarik oleh gaya gravitasi bumi. Bawa bekal yang banyak, belajar konsep
gravitasi yang benar sambil menikmati suara gemuruh air terjun.
Memang
betul manusia punya akal, nalar dan kecerdasan.
Mari kita belajar lagi agar kecerdasan, akal dan nalar kita semakin
tajam.
Sains mendekatkan manusia dengan Tuhan
Seluruh ilmuwan Muslim zaman keemasan meyakini bentuk bumi adalah bulat tidak terkecuali Ibnu Sina. Mereka mengikuti pandangan geosentris Ptelomeus di mana bumi berbentuk bulat. Ibnu Sina lebih banyak bergelut dalam dunia kedokteran dan filsafat dari
pada astronomi. Beliau terlibat
perdebatan seru melalui surat menyurat dengan Al-Biruni. Silakan baca biografi Ilmuwan-Ilmuwan Muslim.
Seluruh ilmuwan Muslim menyatakan bahwa bentuk bumi adalah bulat. Karya-karya
mereka menjadi saksinya. Dunia mengakuinya.
Dan kitalah yang salah yang mengganggap faham bumi bulat itu ada setelah
jaman Galileo. Perdebatan Galileo adalah
masalah geosentris versus heliosentris, bukan bumi bulat atau datar. Karena faham geosentris sudah menyatakan
bahwa bumi berbentuk bulat.
Pandangan
bumi bulat itu sudah dimulai zaman Aritoteles 300 SM dengan teori
geosentrisnya
dan umum diyakini oleh para astronom di
dalam zaman keemasan peradaban Islam. Pandangan
bumi datar itu sudah berakhir 2300 tahun lalu dengan munculnya teori
geosentris. Di dalam teori geosentris bumi berbentuk bulat. Jadi tolong
diingat ya. Jangan percaya saya, silakan cari literatur
tentang geosentris.
Satu
karya yang paling spektakuler dan masih dipakai adalah proyeksi Azimuthal
Equidistant. Ini karya Al-biruni
(Silakan baca Biografinya). Logo PBB
menggunakan proyeksi ini. Apakah orang
yang mengaku beragama Islam tidak bangga.
Al-biruni banyak membuat rumus-rumus yang berhubungan dengan bumi bulat
misalnya untuk menghitung garis busur,
lintang dsb. Ini dipakai sampai
sekarang.
Dan
ketahuilah peta proyeksi yang dihasilkan dari proyeksi azimuthal equidistant
dengan kutub utara sebagai pusat proyeksi diklaim oleh penganut bumi datar
sebagai peta bumi datar. Silakan baca artikel sebelumnya tentang “Azimuthal Equidistant”. Mudah-mudahan kita sadar
siapa yang telah melakukan kedustaan.
Dan mudah-mudahan setelah membaca
“Azimuthal Equidistant” menjadi sadar bahwa tidak ada peta bumi datar. Yang sebenarnya adalah peta proyeksi dari
bola ke bidang lingkaran. Itu yang dimaksud NEW STANDARD MAP OF THE WORLD, atau
peta proyeksi azimuthal equidistant dengan kutub utara sebagai pusat proyeksi.
Pandangan bumi bulat, hukum
gravitasi dan teori bigbang bukanlah untuk menjauhkan manusia dari
Tuhannya. Dan tidak ada hubungannya sama
sekali dengan elit global. Justru ini
akan mendekatkan hamba dengan Tuhannya.
Sains dan ilmu Agama adalah satu.
Ilmuwan-ilmuwan muslim adalah juga seorang ulama. Tidak ada pertentangan antara sains dengan kitab
Tuhan. Sains dan ilmu agama keduanya dari Tuhan. Jika Tuhan tidak membekali manusia dengan
sains sudah pasti tidak ada peradaban manusia. Mari kita membaca biografi mereka dan
mengetahui pandangan mereka terhadap sains dan ilmu agama.
Sinar matahari menyebar
Mungkin
maksud sinar matahari bersifat lokal seperti pada model bumi datar di mana
sinar matahari seperti lampu senter. Ini
gambarnya.
Dilihat
dari sudut manapun matahari berbentuk lingkaran, itu artinya matahari berbentuk
bola. Sifat cahaya dari sumber
yang berbentuk bola adalah menyebar ke segala arah. Jadi model bumi datar dengan penyinaran
seperti lampu senter adalah sebuah kekeliruan yang sangat fatal. Sayang kekeliruan ini tidak dikritisi oleh
penganut bumi datar. Mereka mungkin sudah
senang, siang dan malam sudah bisa tercipta di model seperti itu. Jadi mari kita belajar lagi.
Andaikan
mau memaksa penyinaran yang seperti itu, maka matahari harus berbentuk pipih
(cakram) bukan bulat dan akan terlihat berbentuk elips jika dilihat menyudut, terlihat
berbentuk lingkaran hanya saat jam 12 siang di katulistiwa. Apakah faktanya demikian? Tentu tidak bukan?
Bulan dan Matahari di siang hari
Di
SD, SMP atau pun SMA tentu kita pernah belajar posisi bulan, bumi dan
matahari. Kalau lupa coba pelajari lagi. Bulan pun mengalami terbit
dan tenggelam
seperti matahari akibat rotasi bumi. Waktu
terbit dan tenggelam bulan tidak sama dengan matahari, tetapi terus
bergeser
dalam periode 1 bulan hijriyah. Saat
bulan sabit, terbit dan tenggelam bulan hampir bersamaan dengan
matahari. Sedang saat bulan dalam fase setengah pertama,
bulan terbit sekitar jam 12 siang dan terbenam jam 12 malam. Dalam fase
ini kadang-kadang bulan bisa
terlihat di siang hari menjelang sore, tergantung cuaca. Nah sudah
mengerti
kan. Ayo belajar lagi agar tidak lagi mengatakan”kalau siang matahari
ada di
belakang bulan”. Tidak ada Guru yang
mengajarkan begitu.
Terjadinya Pelangi
Syarat
terjadinya pelangi di langit bagi pengamat di bumi adalah
- Matahari
membelakangi pengamat
- Ada
butiran-butiran air hujan di langit di depan pengamat
- Pelangi
membentuk sudut sekitar 40 derajat.
Inilah yang menyebabkan pelangi berbentuk lengkung.
Lihat
ilustrasi di bawah ini.
Pelangi
berbentuk lengkung bukan karena ada kubah yang tak bisa ditembus yang
melingkupi bumi. Kubah bumi / langit yang tak bisa ditembus
adalah teori yang sama sekali tidak ilmiah, tidak ada bukti dan tidak
satupun
manusia yang dapat membuktikannya, termasuk para penganut bumi datar,
datanya
tidak kredibel. Sangat tidak layak
mengajukan teori yang tanpa bukti sama sekali.
Tuhan tidak membuat dinding langit yang tidak bisa ditembus. Justru
Tuhan memacu manusia agar menguasai
langit dengan bantuan IPTEK. Apakah kita sudah membaca ayatNya?
Pelangi yang dibuat sendiri tentu
saja bentuknya juga melengkung, bukan lurus.
Silakan dicoba cara ini, saat matahari sudah condong silakan
membelakangi matahari lalu semprotkan air di depan kita (kalau bisa semprotan
airnya menyebar seperti di cucian motor), nah saksikanlah pelangi indah yang
melengkung di depan mata jauh dari “kubah bumi”. Jika sudah faham tentu kita tidak akan pernah
lagi mengatakan kalau pelangi buatan sendiri bentuknya tidak melengkung. Dan tidak lagi mengatakan pelangi berbentuk
lengkung karena kubah bumi. Dan mudah-mudahan sadar bahwa kubah bumi adalah
sebuah kebohongan.
Ini
contoh pelangi di tengah jalan. Hasil
buatan Prof. Michael Jones McKean dari Virginia Commonwealth University, tahun
2002.
Intensitas dan sudut matahari.
Saya
harus meluruskan agar kita bisa membuka wawasan yang selama ini mungkin
tertutup akibat menonton video bumi datar yang minim ilmu bahkan keliru tapi
penuh teori konspirasi. Yang pertama mengatakan
jarak matahari 150 juta km itu bukan NASA, tetapi hampir semua ilmuwan bidang
astronomi. Sampai saat ini pun tidak ada
astronom yang menyangkalnya. Para astronom pun sepakat jarak ini dijadikan
sebagai 1 satuan astronomi (SA).
Sepertinya
ini adalah efek buruk yang ditimbulkan oleh video bumi datar yang selalu
mengaitkan segalanya dengan NASA atau elit global. Tolong lepaskan paradigma itu, karena ini
adalah murni sains. Hanya akan terjadi kebodohan dan kemalasan berpikir jika
kita selalu mengaitkan sains dengan elit global. Nasehat saya, belajar yang serius nyatakan
dalam hati misalnya, hukum gravitasi Newton adalah sains bukan kebohongan elit
global, dan cari informasi sebanyaknya. Dan dalam urusan sians lebih baik
lupakan teori konspirasi.
Banyak
cara yang bisa digunakan untuk mengukur jarak matahari. Salah satunya adalah dengan mengukur sudut
paralaks saat terjadi venus transit (‘gerhana’ matahari akibat venus). Cara lainnya dengan kombinasi hukum gravitasi Newton
dan hukum Kepler 3. Ada juga dengan menghitung pergeseran panjang gelombang
ultra violet. Hasilnya cenderung sama.
Mengukur
jarak benda langit dengan teknik paralaks pertama kali dilakukan oleh astronom
Yunani bernama Hipparchus. Dia mengukur
jarak bulan ketika terjadi gerhana matahari 14 Maret 189 SM di Turki. Hasilnya
563.000 km, terlalu jauh 50% dari jarak yang diketahui sekarang akibat Hipparchus
salah melihat sudut. Bandingkan dengan
jarak matahari pada teori bumi datar yang hanya 5.000km, entah dengan
teknik apa dapat angka seperti itu.
.
Dari
pernyataan pada kutipan screenshot di atas, ada tiga poin penting saat jam 12
di Papua dan jam 10 di Jakarta, yaitu masalah perbedaaan intensitas, terik dan sudut matahari.
Mari
kita bahas. Lihat gambar di bawah.
Intensitas
Saat
jam 12 di Papua dan jam 10 di Jakarta, perbedaan intensitas cahaya terjadi
karena dua hal. Pertama jarak tempuh
cahaya matahari antara di Papua dan di Jakarta.
Rumus intensitas cahaya menyiratkan bahwa intensitas cahaya berbanding
terbalik dengan jarak kuadrat. Perbedaan ini memang sangat kecil bila
dibandingkan jarak matahari, jadi pengaruhnya kecil.
Kedua ketebalan atmosfer yang dilewati cahaya
lebih tebal di Jakarta dari pada di Papua. Jika di Papua kita anggap 1 maka di
Jakarta adalah 1,1264 (bukan angka sebenarnya, hanya untuk menunjukan adanya
perbedaan saja). Kita tahu bahwa atmosfer
menyerap energi cahaya. Tanpa atmosfer
seluruh makhluk hidup di bumi akan terpanggang.
Seperti suhu di bulan yang siang hari mencapai 110 derajat celcius
karena tidak dilindungi atmosfer. Jadi ketebalan atmosferlah penyebab utama
perbedaan intensitas cahaya di Papua dan di Jakarta.
Terik
Perbedaan
terik terjadi karena tiga hal. Dua hal
adalah perbedaan jarak dan ketebalan atmosfer dan yang ketiga adalah lamanya
bumi terpapar radiasi matahari. Saat jam
12 di Papua tentu di sana sudah terpapar radiasi selama 6 jam sementara di
Jakarta baru 4 jam. Lamanya paparan radiasi akan menyebabkan suhu tanah dan
udara di dekat permukaan tanah akan meningkat sehingga kita akan lebih
merasakan terik saat siang hari akibat suhu lingkungan juga ditambah cahaya matahari
yang langsung mengenai kita.
Sudut
datang
Karena
jarak matahari sangat jauh maka cahaya yang sampai ke bumi bisa dikatakan sejajar. Sudut datang cahaya matahari akan berbeda di
setiap tempat di permukaan bumi.
Perhatikan saat di Papua jam 12 sudut datang sejajar dengan garis tegak
atau tegak lurus terhadap arah mendatar.
Sementara di Jakarta saat pukul
10:00 sudut datang 60 derajat terhadap garis mendatar atau 30 derajat terhadap
garis tegak. Mudah sekali memahaminya
bukan?
Jadi
jangan lagi mengatakan “karena matahari jauh maka harusnya sudut datang di
Papua sama dengan di Jakarta”. Mungkin
kekeliruannya terjadi akibat masih menganggap bumi itu datar jadi cahaya yang
sejajar akan diterima di seluruh bumi dengan sudut yang sama. Mudah-mudahan faham.
Teori konspirasi
Inilah
efek dahsyat teori konspirasi yang dijejalkan video bumi datar kepada
penontonnya. Selalu mengaitkan sesuatu dengan
elite global. Untuk yang ini saya tidak
berkomentar.
Penutup
Dari
pembahasan tersebut bisa kita ambil kesimpulan.
Mereka yang percaya model bumi datar yang sekarang disebabkan karena
hal-hal berikut.
Pertama
kurang memahami dan mengerti sains misalnya ilmu fisika, astronomi dan
geografi. Dalam ilmu fisika banyak
konsep dasar yang tidak dimengerti bahkan keliru seperti pemahaman gravitasi
dan gerak benda. Dalam ilmu astronomi
dan geografi tidak memahami proyeksi peta bumi, bagaimana teknik mengukur jarak
benda-benda langit dsb.
Kedua
kurang wawasan dan informasi. Banyak
informasi yang seharusnya bisa dijadikan sebagai referensi misalnya seputar
sains, pemanfaatan satelit, sejarah perjalanan manusia dalam memahami bentuk
alam semesta dan sebagainya, yang terdapat di dalam berbagai media misalnya TV,
surat kabar, dan internet.
Ada
hal keliru pada pemahaman mereka terhadap sejarah manusia dalam memahami
bentuk
alam semesta. Mereka menganggap bumi
bulat adalah produk Galileo yang dipropagandakan oleh elit global. Ini
adalah kekeliruan yang sangat fatal. Bumi bulat itu sudah difahami
manusia lebih
dari 2300 tahun yang lalu ketika
Aristoteles dan Ptolemaeus mengajukan teori geosentris. Bahkan
sebelumnya pada abad 4 SM Phytagoras
sudah mengajukan teori yang mirip heliosentris, namun kalah populer
dengan
geosentris Ptolemaeus. Di dalam teori
geosentris bentuk bumi adalah bulat dan sebagai pusat alam semesta.
Pemahaman geosentris diterima secara umum
dalam peradaban Islam di abad pertengahan dan peradaban Kristen.
Setelah
Kopernikus mengajukan teori heliosentris dan didukung oleh Galileo, barulah
teori heliosentris eksis, karena lebih bisa diterima secara ilmiah. Keraguan
terakhir heliosentris adalah paralaks bintang yang sekarang sudah banyak
ditemukan. Pergulatan Galileo bukanlah
masalah bentuk bumi bulat atau datar, tetapi masalah geosentris versus heliosentris.
Teori
bumi datar yang ada saat ini sama sekali berbeda dengan bumi datar jaman dulu
sebelum teori geosentris. Jaman dulu
manusia menganggap bumi berbentuk datar, ketika malam matahari ada di bagian
bawah bumi. Sedangkan yang sekarang,
matahari berputar-putar di atas bumi datar, bukan mengitari.
Teori
ini sama sekali berbeda dengan geosentris di mana bentuk bumi adalah bulat,
matahari, planet dan bintang-bintang mengitari bumi. Dan sebenarnya ini adalah teori baru yang
benar-benar berbeda dengan yang sudah ada.
Bukti sains, teknologi dan gejala alam tidak mendukung teori ini, bahkan
hanya sekedar untuk menjelaskan matahari terbenam saja sangat kesulitan apatah
lagi bila berhadapan dengan banyaknya bukti lainnnya.
Ketiga
terlalu percaya dengan teori konspirasi.
Teori konspirasi adalah teori yang berusaha menjelaskan bahwa suatu
peristiwa terjadi karena diset oleh sekelompok orang dengan maksud tertentu. Ini adalah teori antah berantah yang sukar
sekali membuktikannya. Contoh teori ini
adalah saat kejadian gempa dahsyat di Aceh dikatakan sebagai guncangan bom
nuklir yang sengaja diletakkan di bawah laut.
Ada juga teori “dimonanuclear” diletakkan di gorong-gorong yang pernah
mengguncang Jakarta. Lalu saat menuju
“kiamat 2012” banyak sekali teori konspirasi yang berseliweran yang akhirnya
tidak terbukti sama sekali. Bahkan ada
juga teori konspirasi tentang Dajjal.
Di
dalam mengajukan teori bumi datar, mereka selalu mengaitkan hal yang
berhubungan
dengan sains, teknologi dan alam semesta dengan elite global. Sehingga
mereka selalu berprasangka apapun
tentang bukti sains, teknologi maupun gejala alam semua itu adalah
rekayasa. Tentu ini adalah pandangan yang keliru. Jika dilihat dari
sejarah perkembangan
pemahaman manusia terhadap alam semesta, sudah pasti hal ini tidak ada
setitik
pun hubungannya dengan elit global.
Hal-hal
yang tidak masuk akal, logika dan penalaran pun bisa diterima oleh penganut bumi datar
asalkan sesuai dengan teori konspirasi mereka. Tidak heran bila penganut bumi
datar tidak akan mempercayai semua foto yang menunjukkan bumi bulat, itu semua
rekayasa menurutnya. Bahkan satelit pun
yang bisa dilihat dengan mata dan banyak orang yang sudah bisa melihatnya,
masih saja dibilang rekayasa. Inilah
efek dahsyat yang ditimbulkan oleh teori konspirasi.
Dan
akhirnya saya mengajak sahabat “MARI KITA BELAJAR LAGI”, mempelajari ilmu
pengetahuan dan buka wawasan, cari informasi sebanyaknya.
JADI MASIHKAH PERCAYA BUMI DATAR?
1 komentar:
Makasih banyak penjelasannya sekarang saya makin percaya kalau bumi berbentuk bulat bukan datar
Posting Komentar