Sabtu, 26 November 2016

SERI BUMI DATAR? - BAGIAN 18 : PASANG SURUT AIR LAUT



Pasang surut air laut adalah peristiwa naik atau turunnya permukaan air laut. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi naik atau turunnya air laut.  Beberapa ahli berpendapat bahwa beberapa faktor yang mempengaruhi tingginya permukaan air laut adalah efek sentrifugal akibat rotasi bumi dan kombinasi gaya gravitasi bulan dan matahari.  Walaupun massa matahari lebih besar dari bulan namun akibat lebih jauhnya matahari dari pada bulan, pengaruh dari matahari hanya 46% saja dari pengaruh bulan.  Berikut ini saya kutip salah satu pendapat ahli.
 
Meskipun massa matahari jauh lebih besar dari massa bulan (27 juta kali) tetapi jaraknya terhadap bumi 387 kali lebih jauh dari jarak bumi-bulan. Oleh karena itu pasang surut oleh matahari 46% pasang surut oleh bulan.

Kombinasi pengaruh pasang surut bulan dan pasang surut matahari dapat memperbesar atau memperkecil tinggi pasang surut yang terjadi.

Pada bulan baru (new moon) dan bulan purnama (full moon) dimana bumi, bulan dan matahari berada dalam satu garis, pasang surut oleh bulan diperkuat oleh pasang surut matahari. Pada waktu-waktu ini pasang surut yang terjadi mempunyai tinggi yang maksimum, dan disebut 'pasang purnama' (spring tide).

 Pada kuartir pertama dan kuartir ketiga dimana posisi bulan, bumi tegak lurus matahari, pasang surut oleh bulan diperlemah oleh pasang surut matahari. Pada waktu-waktu ini pasang surut yang terbentuk mempunyai tinggi yang minimum dan disebut  'pasang perbani' (neap tide).  Menurut Triatmodjo (2007)

Berikut ini ilustrasi yang menjelaskan terjadinya pasang surut air laut akibat pengaruh gravitasi matahari dan bulan.



Pada pembahasan kali ini saya akan membahas sebuah "kejanggalan" yang diungkap oleh penggemar bumi datar.  Kejanggalan yang dimaksud adalah, dengan menggunakan rumus hukum gravitasi Newton ternyata percepatan di bumi akibat gravitasi matahari adalah 178 kali akibat gravitasi bulan.  Padahal disebutkan bahwa pengaruh matahari hanya 46% saja dari pengaruh bulan.  Tentu hal ini membuat girang penggemar bumi datar.  Berarti hal tersebut bertentangan.  Dan juga ternyata percepatan tersebut sangat kecil bila dibandingkan dengan percepatan gravitasi bumi.

Mohon maaf kepada para sahabat.  Sebenarnya saya lebih suka menghindari rumus-rumus yang njlimet.   Saya lebih suka menjelaskan dengan kata-kata yang mudah dimengerti.  Namun kali ini saya harus menggunakan rumus yang mungkin membuat sahabat saya langsung mengoleskan minyak angin di dahinya. Soalnya,  ketika saya posting tulisan sebelumnya, langsung ada yang berkomentar "minyak angin mana...minyak angin".

Ini percepatan yang terjadi di bumi akibat matahari dan akibat bulan.  Di hitung dengan rumus hukum gravitasi Newton. 

a = G.M/R2


keterangan.
a = percepatan gravitasi
G = kontansta gravitasi,
M= massa bulan atau matahari
R = jarak bumi-bulan atau bumi-matahari

Didapatkan percepatan matahari di bumi sebesar 5,93x10-3 dan percepatan bulan di bumi sebesar 3,32x10-5.  Jika kita bandingkan percepatan matahari sekitar 178 kali percepatan bulan.

Dalam hal ini apakah ada yang keliru dengan jarak bumi-matahari, bumi-bulan atau massa masing-masing? 

Tidak ada yang keliru dengan jarak bumi-matahari, bumi-bulan, massa bumi, bulan dan matahari.  Yang keliru adalah cara menghitung gaya atau percepatan yang mempengaruhi terjadinya pasang surut air laut.  Perhitungan di sini adalah menghitung percepatan hanya di satu titik yaitu di pusat massa bumi yang terjadi akibat gravitasi matahari atau gravitasi bulan.  Dengan menggunakan rumus hukum gravitasi Newton hasil tersebut adalah benar bahwa gaya atau percepatan yang terjadi di pusat massa bumi akibat gravitasi matahari 178 kali bulan. 

Namun harus diperhatikan bahwa setiap titik di bumi memiliki jarak yang berbeda dengan matahari ataupun bulan.  Jadi gravitasi yang mempengaruhi pasang surut air laut adalah differensial.  Harus dihitung dengan memperhatikan perubahan jarak (∆r). Dengan demikian percepatan di setiap titik di bumi adalah fungsi jarak a(r).

Harus menggunakan rumus a(r) = - r^ G.M / (R ± ∆r )2
Dijabarkan a(r) = - r^ G.M / R2 (1 ± ∆r/R)2

Keterangan

∆r  = delta r = jarak relatif terhadap pusat massa bumi ke segala arah dalam ruang tiga dimensi (bola bumi) sepanjang jari-jari bumi.
r^ = unit vektor (bukan besaran)
a(r) = percepatan (ke sebarang arah dengan satuan unit vektor r^)

Dengan menggunakan deret Maclaurin di peroleh persamaan
a(r) =  - r^ G.M / R2  ±  r^ 2 ∆r G.M / R3 + ….
Deret Maclaurin  1/(1 ± x)2 = 1 ±  2x + 3x2 ± 4x3……

Perhatikan, suku pertama adalah percepatan akibat massa M yang terjadi pada pusat massa bumi (dalam hal ini ∆r adalah 0).  Suku pertama ini tidak mempengaruhi percepatan gravitasi pada setiap partikel yang mungkin masih bisa berpindah misalnya air di permukaan bumi. Dengan memperhatikan penyebab gravitasi yaitu massa M yang sebenarnya adalah peristiwa kesetimbangan gaya antara M dan bumi, suku ini harus dihilangkan. Suku ketiga dan suku berikutnya sangatlah kecil jika perbandingan ∆r/R kecil, jadi inipun bisa diabaikan.

Dengan demikian hanya suku kedua yang muncul, persamaan akan menjadi,
a(r) =:  ±  r^ 2 ∆r G.M / R3

Keterangan, =: artinya mendekati
 
Dengan memasukan nilai G, M dan R dan ∆r = jari-jari bumi maka diperoleh percepatan yang terjadi di permukaan bumi tepat di garis yang menghubungkan pusat massa bumi dengan pusat massa matahari atau bulan adalah;

Percepatan karena bulan adalah 1,1 x 10-6 m/s2

Percepatan karena matahari adalah 0,52 x 10-6 m/s

Jika kita memperhitungkan arah gaya atau percepatan akibat tarikan gravitasi dengan kalkulus vektor, maka ini ilustrasi yang menggambarkan ke mana masing-masing arah gaya atau percepatan yang terjadi di permukaan bumi akibat pengaruh gravitasi bulan atau matahari.


Dari hasil yang kita dapatkan, terbukti bahwa percepatan gravitasi penyebab pasang surut air laut yang disebabkan oleh matahari hanya 46% dari percepatan yang disebabkan oleh bulan.  Atau percepatan karena bulan 2,1 x percepatan akibat matahari.

Dan terlihat nilai ini justru lebih kecil dari percepatan yang terjadi di pusat massa bumi.  Lalu bagaimana hal ini dapat mempengaruhi permukaan air laut padahal percepatan gravitasi di permukaan bumi adalah 9,8 m/s2Artinya nilai percepatan karena bulan atau karena matahari lebih kecil 10-7 kalinya.  

Sekecil apapun percepatan yang dihasilkan bulan atau matahari di bumi, pasti akan mempengaruhi permukaan air laut karena air bersifat liquid artinya molekulnya mudah sekali berpindah.  Bisa kita ibaratkan terjadi adu kuat antara percepatan gravitasi bumi dengan percepatan dari bulan atau matahari.  Perubahan ketinggian air laut yang hanya beberapa meter tidak ada artinya apa-apa dibandingkan dengan jari-jari bumi.  Dan ini amat sangat sesuai dengan adu kuat tersebut.  

Mungkin selama ini kita keliru memahami ilustrasi yang sering kita lihat manakala kita mendapat penjelasan tentang terjadinya pasang surut air laut.  Di dalam ilustrasi digambarkan bentuk bumi yang menggelembung pada bagian tertentu secara hebat karena pasang surut air laut.  Sebenarnya tidaklah demikian.  Itu hanya untuk memudahkan pemahaman saja.  Kenaikan permukan air laut yang hanya beberapa meter bila dilihat dari angkasa tidaklah akan mengubah bentuk bumi. Masih akan terlihat bulat, tidak menggelembung pada bagian tertentu. Jadi tidak ada yang keliru di sini.  Sahabat yang menyatakan ada kekeliruan atau kebohongan pada fenomena pasang surut air laut, terjadi karena mereka belum bisa memahami, belum mau belajar dan masih enggan untuk bertanya kepada orang yang lebih mengerti.

Penutup
 
Sains bersifat terbuka.  Siapapun manusia di bumi ini bisa mempelajarinya, membuktikan teori dan hukum-hukum yang ada.  Ada jutaan hingga puluhan juta orang cerdas.  Di antara mereka ada yang tidak percaya Tuhan, ada yang tidak jujur, ada yang tidak punya hati nurani namun yang jujur, punya hati nurani dan beriman juga pasti banyak.  Jika ada kebohongan dalam sains sudah pasti dengan cepat akan segera diketahui dan diungkap oleh jutaan orang yang masih punya hati nurani.

            Misalkan dalam kasus pasang surut air laut ini.  Jika memang terjadi kesalahan perhitungan bahkan kebohongan sudah pasti ribuan hingga jutaan orang cerdas akan cepat mengoreksinya.   Jadi masukan dari saya, jika sahabat masih ada hal yang belum mengerti dalam hal sains lebih baik jika mencari referensi, belajar lagi dan bertanya kepada orang yang lebih mengerti.  

Banyak sahabat kita yang membantah sebuah peristiwa karena gagal mengerti mengapa peristiwa itu bisa terjadi.  Misalnya kita tidak faham konsep gravitasi lalu membantah adanya gravitasi. Kita tidak mengerti mengapa laut tidak berguncang karena rotasi bumi lalu kita membantah rotasi bumi. Kita tidak faham cara kerja satelit lalu kita membantah keberadaan satelit. Kita tidak faham konsep massa, berat, dan gerak benda lalu kita ceramah tentang gravitasi. kita tidak faham sejarah perkembangan pemahaman manusia terhadap alam semesta lalu kita ceramah bahwa bumi bulat adalah teori Galileo.

Menurut saya daripada kita membantah gravitasi lebih bermanfaat jika kita belajar konsep gravitasi, konsep massa, berat, gerak benda dengan pemahaman yang benar.  Dari pada membantah rotasi bumi karena tidak mengerti mengapa laut tidak berguncang, mengapa kita tidak pusing atau “keanehan lainnya” lebih bermanfaat kita mempelajari mengapa itu semua bisa terjadi.  Dari pada tidak percaya adanya satelit karena bingung dengan cara kerja satelit lebih bermanfaat kita belajar bagaimana satelit dapat diorbitkan.  Dari pada kita salah memahami teori bumi bulat yang kita kira teorinya Galileo lebih bermanfaat kita belajar sejarah perkembangan pemahaman manusia terhadap alam semesta.

Sabtu, 19 November 2016

SERI BUMI DATAR? - BAGIAN 17 : BISAKAH MENGUKUR SUHU SINAR BULAN

Pembuat video bumi datar menyatakan bulan memiliki cahaya sendiri dan cahaya bulan memiliki sifat dingin atau lebih dingin dari pada saat tidak ada cahaya bulan. Soal bulan memiliki cahaya sendiri itu adalah teori yang jelas-jelas keliru.  Tidak ada sama sekali bukti ilmiah yang mendukung teori itu.   Bahkan Aristoteles pencetus teori geosentris abad 3 SM sudah mengerti bahwa fase-fase bulan saat gerhana bulan terjadi karena bayangan bumi, atau artinya bulan tidak mempunyai cahaya sendiri.  

Saya tertarik dengan percobaan yang ditunjukkan di video bumi datar mengenai mengukur suhu sinar bulan.  Tertarik karena seumur-umur baru kali ini ada orang yang mengukur suhu sinar atau cahaya.   Tertarik karena  pernyataan ‘sinar bulan lebih dingin daripada tidak ada sinar bulan’.  Seperti ini screenshot videonya.


Setidaknya ada tiga kekeliruan di sini.  Pertama bulan memiliki cahaya sendiri.  Kedua cahaya atau sinar bulan bisa diukur temperaturnya.  Ketiga Sinar bulan lebih dingin dari pada tidak ada sinar bulan. Mari sahabat kita bahas satu persatu kekeliruan tersebut.

Bulan memiliki cahaya sendiri

            Bulan tidaklah memiliki cahaya sendiri.  Bukti bahwa bulan tidak memiliki cahaya sendiri cukup banyak.  Pendaratan manusia di bulan adalah salah satu bukti bahwa bulan tidak bercahaya.  Bukti lainnya adalah terjadinya fase-fase bulan saat gerhana bulan.  Saat terjadi gerhana bulan, cahaya dari matahari yang menuju bulan terhalang oleh bumi, akibatnya terlihat bayangan bumi.  Bukti berikutnya adalah foto-foto bulan yang menunjukkan wajah bulan yang tidak bercahaya.

            Pada video bumi datar sendiri, pembuat video ternyata teledor menampilkan wajah bulan yang tidak bercahaya.  Seperti ini wajah separuh bulan yang ada di video bumi datar.



Terlihat wajah bulan yang penuh dengan lubang akibat sering diseruduk meteor karena tidak dilindungi atmosfer.  Kemungkinan video ini diambil saat siang hari. Sebagian bulan yang tidak terlihat tentu saja berwarna biru sebagaimana warna langit, karena tidak ada cahaya pantulan dari separuh bulan tersebut yang sampai ke bumi.  Keraguan yang disampaikan pembuat video kenapa separuh bulan berwarna biru akibat dari ketidakfahaman Beliau.

Cahaya atau sinar bisa diukur suhunya

            Suhu atau temperatur adalah derajat panas suatu benda.  Atau bisa juga saya artikan suhu adalah rata-rata tingkat kebringasan molekul atau zat penyusun suatu benda.  Pada suhu 0 Kelvin molekul benda sama sekali tidak bergerak, dan ketika suhunya meningkat gerakan molekul akan semakin lincah.  Ketika kita mengukur suhu suatu benda sebenarnya kita sedang mengukur seberapa bringas atau lincah molekul-molekul benda tersebut.  Ukuran yang kita ambil adalah nilai rata-ratanya karena setiap molekul tidak memiliki kelincahan yang seragam. Lebih jelasnya silakan baca artikel sebelumnya tentang panas dan temperatur.

Sekarang mari kita bahas tentang cahaya.  Pertama kita mulai dari gelombang elektromagnetik.  Gelombang elektromagnetik adalah gelombang transversal yang memiliki dua komponen getar sekaligus yaitu komponen elektro (listrik) dan komponen magnet yang arahnya saling tegak lurus terhadap arah rambat. 



Gelombang elektromagnetik dapat merambat pada ruang vakum, atau artinya gelombang ini tidak memerlukan media untuk merambat. Cepat rambat gelombang elektromagnetik di ruang vakum adalah 3 x 108 m / detik.

Gelombang elektromagnetik dapat dikelompokkan berdasarkan pada panjang gelombangnya sebagai berikut.

Gelombang Radio
Gelombang radio memiliki panjang gelombang dari rentang ratusan meter hingga beberapa cm.  Atau frekuensinya sekitar ribuan Hertz sampai gigahertz. Gelombang ini banyak digunakan sebagai sarana komunikasi seperti radio AM, SW, dan FM, ORARI, televisi VHF dan UHF  dan juga handphone. 
Contoh sinyal handphone GSM  menggunakan frekuensi 1800 Mhz berarti panjang gelombangnya adalah  0,167 meter atau 16,7 cm.
 
                  Panjang gelombang = cepat rambat / frekuensi

Gelombang Mikro
Gelombang mikro memiliki panjang gelombang dari cm sampai beberapa mikrometer.  Gelombang ini digunakan pada pemanas microwave dan juga digunakan untuk RADAR.

Infra Merah
Infra merah memiliki panjang gelombang dari micrometer hingga tiga ratusan nanometer.  Infra merah sering digunakan sebagai sistem sensor (sistem detektor) dan juga digunakan pada remote kontrol peralatan elektronik.

Cahaya tampak
Cahaya tampak adalah gelombang elektromagnetik  yang  dapat dilihat oleh mata manusia dengan panjang gelombang dari merah sampai ungu.

Sinar Ultra ungu
Sinar ini memiliki panjang gelombang  100 nm sampai 380 nm.  Sinar ini berbahaya bagi tubuh manusia, matahari menghasilkan sinar ini, namun sebagian besar diserap oleh lapisan ozon.

Sinar X
Sinar X memiliki panjang gelombang dari beberapa nanometer hingga beberapa pikometer.  Sinar X berguna untuk foto rontgen karena daya tembus sinar ini cukup kuat.   Namun sinar ini dapat merusak sel hidup sehingga penggunaan pada tubuh manusia harus dibatasi.

Sinar Gamma
Panjang gelombang sinar ini sudah lebih kecil dari pikometer.  Sinar ini dihasilkan oleh reaksi pada inti atom.

            Nah sekarang kita sudah faham bukan bahwa cahaya adalah salah satu dari spektrum gelombang elektromagnetik.  Cahaya tidak beda dengan sinyal HP dan sinyal radio, yang membedakan adalah panjang gelombangnya.  Sekarang kita lanjutkan dengan sifat-sifat cahaya dan karekteristik atau besar-besaran apa saja yang bisa diukur.

Cahaya memiliki sifat dualisme partikel-gelombang artinya terkadang cahaya bersifat seperti partikel dan kadang bersifat gelombang tergantung dari peristiwa apa yang sedang terjadi.  Cahaya bersifat sebagai gelombang misalnya pada peristiwa pembiasan dan pemantulan. Cahaya bersifat sebagai partikel misalnya pada perisitiwa efek fotolistrik di mana cahaya berlaku seperti bola-bola kecil (gotri) yang ditembakkan ke sebuah material.

Cahaya dapat memiliki beberapa panjang gelombang, contohnya cahaya putih adalah cahaya yang terdiri dari warna merah sampai ungu.  Cahaya yang seperti ini disebut cahaya polikromatis. Contoh cahaya ini adalah cahaya matahari. Sedangkan cahaya yang hanya memiliki satu panjang gelombang yang dominan disebut cahaya monokromatis.  Contoh cahaya monokromatis adalah cahaya yang sudah melalui filter warna seperti cahaya merah, biru dsb.   Alat untuk mengukur berapa besarnya komposisi spektrum masing-masing warna pada cahaya polikromatis adalah spektrofotometer.

Intensitas cahaya adalah daya yang dipancarkan cahaya per-satuan luas.  Intensitas cahaya berbanding terbalik dengan jarak kuadrat sumber dengan objek.  Untuk mengukur intensitas cahaya digunakan alat luxmeter bisa juga fotometer atau spektrofotometer.

Temperatur warna cahaya adalah derajat yang menunjukkan warna cahaya berdasarkan radiasi benda hitam.  Sudah kita mengerti bahwa semua benda akan meradiasikan panasnya dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Pada temperatur tertentu radiasi yang dipancarkan dapat berupa cahaya tampak.  Misalnya baja yang dipanaskan pada temperatur tertentu dapat meradiasikan cahaya biru. 

Inilah yang dimaksud temperatur warna cahaya.  Misalnya cahaya dari lampu bohlam yang agak kekuningan tentu memiliki temperatur warna yang berbeda dengan cahaya dari lampu neon.  Temperatur warna sangat dimengerti oleh orang yang bergerak di bidang fotografi.  Fotografer professional tentu akan memperhitungkan temperatur warna cahaya saat hendak mengambil gambar.  Alat ukur temperatur cahaya kadang sudah terintegrasi dengan alat ukur intensitas cahaya.
 
Radiasi cahaya adalah paparan energi cahaya  yang mengenai sebuah benda.  Tingkat radiasi bergantung pada daya serap bahan yang terpapar dan lamanya waktu radiasi.  Radiasi cahaya diukur dengan cara meradiasikan cahaya pada benda sebagai sensor dalam selang waktu tertentu dan mengukur suhu benda tersebut.  Dengan mengetahui daya serap bahan dan lamanya pemaparan dapat dihitung tingkat radiasi cahaya yang mengenainya.
 
Sampai di sini kita sudah faham dengan karakteristik cahaya bukan.  Nah Sekarang bagaimana jika ada orang yang mengklaim melakukan pengukuran suhu sinar bulan?  Bagaimana caranya?  Apakah dengan cara langsung menyinari termometer pada bagian sensornya?  Dengan mengetahui definisi temperatur dan mengetahui sifat-sifat cahaya tentu kita bisa menjawab bahwa hal itu tidak mungkin bisa dilakukan.  Jadi alangkah ajaibnya bila ada orang yang bisa mengukur suhu cahaya.  Ini bisa masuk keajaiban dunia yang kedelapan.  Tentu kita boleh bertanya berapa derajat celcius suhu cahaya matahari saat pagi, siang dan petang?
 
            Walaupun cahaya bisa berasal dari radiasi panas namun cahaya sendiri bukanlah panas, cahaya adalah energi dalam bentuk gelombang yang sedang merambat. Kita merasakan cahaya matahari terasa panas akibat molekul-molekul di dalam tubuh kita menyerap energi dari cahaya sehingga molekul tersebut kegirangan  dan joged-joged atau kalau yang sebelumnya sedang berjoged, jogedannya semakin menjadi-jadi.  Begitu juga dengan benda-benda yang terkena cahaya, suhunya tentu akan meningkat karena molekul-molekul benda tersebut terprovokasi cahaya sehingga semakin beringas, sama seperti demonstrasi yang tak terkendali akibat provokasi yang sengaja dilakukan oleh provokator.

Sinar bulan lebih dingin dari tidak ada sinar
 
            Benda yang mendapatkan cahaya tentu saja temperaturnya akan meningkat.  Cahaya adalah energi dalam bentuk gelombang.  Benda yang terkena cahaya tentu akan menyerap energi cahaya tersebut dan mengubahnya menjadi energi panas yang ditandai dengan kenaikan temperatur akibat partikel dalam benda tersebut menjadi lebih aktif.  Apakah bisa berlaku sebaliknya atau benda yang terkena cahaya suhunya akan turun? Tentu saja tidak bisa, karena melanggar hukum kekekalan energi.
 
            Lalu bagaimana pembuat video bumi datar mendapatkan hasil percobaan yang seperti itu?  Banyak faktor yang menyebabkan demikian.  Faktor lingkungan kemungkinan besar tidak diperhitungkan.  Cara mengambil data yang salah juga bisa, misalnya termometer tembak ditembakan saat bulan purnama.  Tentu kita bertanya, itu termometer ditembakkan ke mana?  Jika dikatakan suhu saat purnama lebih dingin 6 derajat, dibandingkan dengan pengukuran kapan? Apakah dibandingkan dengan saat bukan bulan purnama? Waduh.  Benar-benar kebangetan tidak faham.


Penutup
 
Percobaan atau kalau di sekolah dan universitas disebut praktikum telah biasa dilakukan oleh jutaan pelajar dan mahasiswa.  Di dalam praktikum kita diajarkan bagaimana cara melakukannya seperti mempelajari teori atau hukum yang melandasi praktikum tersebut, tujuan dilakukannya praktikum, peralatan atau alat ukur apa yang bisa digunakan, metode atau cara pengambilan data, mempelajari pengaruh lingkungan seperti tekanan atmosir, suhu ruang, kelembaban udara, kecerahan cahaya ruang dsb, dan juga cara membuat laporan praktikum.
 
Teori dasar yang melandasi sebuah praktikum amatlah penting.  Sebab berangkat dari teori inilah sebuah praktikum bisa dilakukan.  Dalam sebuah laporan praktikum, teori dasar harus dicantumkan.  Teori dasar berisi antara lain teori-teori dasar dan hukum-hukum sains yang berhubungan dengan tema praktikum, kadang juga dijelaskan definisi besaran-besaran yang berhubungan dengan praktikum.
 
Misalkan kita akan melakukan praktikum untuk mengukur besar arus listrik yang mengalir dalam sebuah hambatan.  Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mencari hubungan antara tegangan dan arus, juga untuk membuktikan hukum ohm.  Di dalam teori dasar harus kita menjelaskan pengertian arus listrik, tegangan dan hambatan, juga teori dasar kelistrikan misalnya teori rangkaian dan tidak kalah pentingnya adalah hukum ohm.
 
            Nah sampai di sini kita tahu bahwa sebuah percobaan harus dilandasi dengan sebuah teori yang sesuai.  Percobaan untuk mengukur suhu cahaya adalah sebuah percobaan yang berangkat dari sebuah pemahaman teori yang salah.  Orang yang melakukan percobaan ini benar-benar tidak mengerti dengan apa yang akan diukurnya.  Dan tentunya hanya kata “prihatin” yang bisa kita katakan ketika orang dengan kompetensi seperti ini berteori tentang “mitos gravitasi”, bumi datar, matahari dan bulan dekat.  Semoga beliau mau belajar lagi.

 JADI MASIHKAH PERCAYA BUMI DATAR?

SERI BUMI DATAR?

Bukti Empiris Revolusi Bumi + Pengantar
Bukti Empiris Rotasi Bumi + Pengantar
Bukti Empiris Gravitasi + Pengantar

Seri 43 : Bantahan Cerdas Penganut FE3

Seri 42 : Bantahan Cerdas Penganut FE 2
Seri 41 : Melihat Satelit ISS sedang mengorbit Bumi
Seri 40 : Bantahan Cerdas Penganut FE

Seri 39 : Arah Kiblat Membuktikan Bumi Bulat

Seri 38 : Equation Of Time

Seri 37 : Mengenal Umbra Penumbra dan Sudut Datang Cahaya

Seri 36 : Fase Bulan Bukan Karena Bayangan Bumi
Seri 35 : Percobaan Paling Keliru FE
Seri 34 : Analogi Gravitasi Yang Keliru
Seri 33 : Belajar Dari Gangguan Satelit
Seri 32 : Mengapa Horizon Terlihat Lurus?
Seri 31 : Cara Menghitung Jarak Horizon
Seri 30 : Mengapa Rotasi Bumi Tidak Kita Rasakan
Seri 29 : Observasi Untuk Memahami Bentuk Bumi
Seri 28 : Permukaan Air Melengkung
Seri 27 : Aliran Sungai Amazon
Seri 26 : Komentar dari Sahabat
Seri 25 : Buat Sahabatku (Kisah Kliwon menanggapi surat FE101 untuk Prof. dari LAPAN)
Seri 24 : Bukti Empiris Gravitasi
Seri 23 : Bukti Empiris Revolusi Bumi
Seri 22 : Bukti Empiris Rotasi Bumi
Seri 21 : Sejarah Singkat Manusia Memahami Alam Semesta

Seri 20 : Waktu Shalat 212
Seri 19 : Kecepatan Terminal
Seri 18 : Pasang Surut Air Laut
Seri 17 : Bisakah kita mengukur suhu sinar bulan?
Seri 16 : Refraksi
Seri 15 : Ayo Kita Belajar Lagi
Seri 14 : Perspektif
Seri 13 : Meluruskan Kekeliruan Pemahaman Gravitasi
Seri 12 : Teknik Merasakan Lengkungan Bumi
Seri 11 : Gaya Archimedes terjadi karena gravitasi
Seri 10 : Azimuthal Equidistant
Seri 9 : Ketinggian Matahari pada bumi datar
Seri 8 : Bintang Kutub membuktikan bumi bulat
Seri 7 : Satelit Membuktikan Bumi berotasi
Seri 6 : Rasi Bintang membuktikan bumi berputar dan berkeliling
Seri 5 : Gravitasi membuktikan bumi bulat
Seri 4 : Besi tenggelam dan Gabus terapung
Seri 3 : Gaya gravitasi sementara dirumahkan
Seri 2 : Bola Golf jadi Penantang
Seri 1 : Satelit yang diingkari