Sabtu, 22 September 2018

SERI BUMI DATAR? BAGIAN43 - BANTAHAN CERDAS PENGANUT FE 3


Masih dalam tema kelemahan model bumi datar yang dibahas pada video Lycma di Youtube. Pemaparan di bawah ini menjelaskan dan menanggapi bantahan penganut bumi datar pada poin 3 dan 4. Yaitu masalah matahari tidak pernah tenggelam dan arah datang matahari. Dan ada bonus tambahan pembahasan tentang panjang bayangan Ashar. Semoga semakin memberikan pemahaman yang lebih baik. Silakan dipelajari. 



Matahari tidak pernah tenggelam pada model bumi datar

Peristiwa matahari tenggelam di horizon adalah peristiwa nyata atau paling tidak adalah sebuah peristiwa yang dapat diamati oleh manusia baik dilihat dengan mata langsung maupun dengan bantuan peralatan optik. Tidaklah sukar untuk mengamati peristiwa tenggelamnya matahari di horizon, kita tinggal datang ke pantai saat senja. Pantai adalah tempat yang sangat bagus untuk mengamati tenggelamnya matahari di horizon karena tidak ada penghalang seperti bangunan maupun pohon. 

Jika cuacanya bagus dan piringan matahari terlihat jelas kita akan dapat melihat matahari yang sedikit demi sedikit tenggelam di batas horizon. Namun jika piringan matahari tidak jelas karena glare atau kilauan cahaya, kita membutuhkan bantuan alat optik misalnya solar filter. Lebih bagus lagi jika kita menggunakan kamera digital yang dipadukan dengan solar filter. Dengan mengatur tingkat exposure kita dapat membidik matahari dengan piringan yang sangat jelas tanpa glare. 

Secara geometri matahari tenggelam sempurna di horizon adalah saat piringan bagian atas matahari sudah menyentuh horizon sehingga matahari sudah tidak tampak lagi walaupun cahayanya mungkin masih terlihat di awan. Dalam hisab waktu shalat maghrib kondisi ini adalah saat di mana ketinggian matahari mencapai -1° (atau 1° di bawah horizon), setelah dikoreksi nilai refraksi dan ikhtiyat 2 menit. 

Jika ada ketinggian matahari -1° apakah ada ketinggian 0° ?. Tentu saja ada, ketinggian 0° didefinisikan saat pusat piringan matahari tepat berada di garis horizon, alias matahari baru tenggelam separuh. Ini bukan asumsi tapi kenyataan di lapangan yang dapat diamati oleh siapapun. Gambar di bawah ini adalah ilustrasi saat matahari separuh tenggelam di horizon. 



Ada video yang beredar di kalangan penggemar bumi datar yang menampilkan matahari terlihat sedang tenggelam namun setelah dizoom kamera ternyata belum tenggelam. Oleh penggemar bumi datar ini dijadikan bukti bahwa matahari tidaklah tenggelam. Jelas ini adalah upaya untuk mengaburkan fakta. Sebenarnya itu terjadi karena matahari memang belum tenggelam. Hampir saja video itu berhasil membuktikan bulatnya bumi seandainya mau bersabar beberapa menit lagi sampai matahari menyentuh horizon dan tenggelam. Sayangnya tujuan pembuat video bukan ingin mengungkap hal yang benar. 

Kembali saya ingin mengoreksi bantahan penggemar bumi datar atas video Lycma tentang kelemahan model bumi datar pada poin 3. Disebutkan dalam video bahwa pada model bumi datar matahari tidak pernah tenggelam. Dan bantahan dari penggemar bumi datar seperti di bawah ini, lagi-lagi hanya asal-asalan. 

“Pada perhitungan anda, anda tidak bisa mengasumsikan bahwa matahari itu berada pada 0 dejarat. hal ini dikarekan jika itu terjadi maka matahari telah menyentuh bumi. anda harus mengasumsikannya dalam skala 3 dimensi karena yang menjadi tinjauan adalah benda yang melayang.” 

Matahari di model bumi datar jelas tidak mungkin bisa tenggelam karena matahari selalu berada di atas bumi. Baik dibuat dalam model 2 dimensi, 3 dimensi ataupun 4 dimensi sekalipun tidak akan bisa. Jangankan dapat menyentuh horizon, untuk membuat matahari dengan ketinggian 1°, 2° bahkan 13° derajat pun tidak akan bisa. Pada model bumi datar saat maghrib sekitar jam 6 sore ketinggian matahari sekitar 20° dan tengah malam jam 12 adalah 14°. 

Jika kita melihat bantahan dari penggemar bumi datar tersebut ada dua kekeliruan, pertama disebutkan matahari dengan ketinggian 0° adalah asumsi, ini jelas keliru, matahari dengan ketinggian 0° adalah fakta di lapangan. Penganut bumi datar memang sering tidak bisa membedakan mana fakta dan mana asumsi. Masalah yang kedua adalah masalah dimensi, seperti yang sudah saya jelaskan di atas baik 2 dimensi maupun 3 dimensi, benda melayang atau apapun tetap saja matahari pada model bumi datar tidak akan bisa menyentuh horizon. 

Mencermati model bumi datar dan membandingkannya dengan metode hisab waktu shalat, jelas menunjukkan adanya pertentangan. Ada tiga waktu shalat yang tidak akan bisa terjadi pada model bumi datar karena kriteria waktu shalat yang ditetapkan oleh para ulama tidak bisa diterapkan pada model bumi datar. Tiga waktu shalat itu yaitu Maghrib dengan kriteria ketinggian matahari -1°, Isya dengan ketinggian -18° (18° di bawah horizon barat) dan Shubuh -20° ( 20° di bawah horizon timur). 

Bagaimana para penganut bumi datar yang muslim bisa menetapkan waktu shalat jika kriteria masuknya waktu shalat saja tidak bisa terpenuhi. Apakah para penggemar bumi datar punya kriteria waktu shalat sendiri? Alias punya madzab fikih sendiri? Andai pun punya kriteria sendiri apakah mereka punya rumus untuk menghitung ketinggian matahari setiap saat dalam 24 jam selama setahun dan berlaku untuk seluruh wilayah di permukaan bumi? 



Matahari terbit dari Timur Laut 

Bagi orang yang bergelut di bidang astronomi, azimuth atau arah matahari tidaklah asing. Arah matahari dapat diprediksi atau dihitung jam berapapun, kapanpun dan di belahan bumi manapun. Tentu perhitungannya berdasarkan pada bentuk bumi yang bulat, berotasi dan mengitari matahari. Dan tentunya hasil perhitungannya pun sangat tepat dengan ketilitian yang tinggi. 

Bagaimana arah matahari pada model bumi datar? Karena gerakan matahari pada model bumi datar adalah mendatar di atas bumi, maka akan terjadi perbedaan arah yang sangat luar biasa bila dibandingkan dengan model bumi bulat. Dan ini akan membawa konsekuensi logis bahwa tidak mungkin keduanya benar. 

Untuk membuktikan mana yang benar kita bisa mengambil sampling saat matahari tepat berada di katulistiwa dengan seorang pengamat yang berada di katulistiwa. Kita akan membandingkan, pada saat tersebut matahari datang dari arah mana. 

Pada model bumi bulat, matahari bergerak dari arah timur (90° dari utara) dan bergerak ke atas melingkar membentuk busur lingkaran. Ini sangat sesuai dengan fakta di lapangan, siapapun bisa membuktikannya. Perhatikan gambar ilustrasi di bawah ini. 



Sedangkan pada model bumi datar, matahari pagi dimulai dari arah timur laut ( 45° dari utara) dan bergerak melingkar mendatar sejajar permukaan bumi. Ini sangat berbeda dengan fakta di lapangan. Ini mengindikasikan bahwa model bumi datar adalah model yang keliru, karena gagal menjelaskan arah matahari. Perhatikan gambar ilustrasi di bawah ini. 



Pada model bumi datar matahari terbit dari arah timur laut. Hal ini sudah dijelaskan dalam video Lycma tentang 10 kelemahan bumi datar poin ke 4. Dan bantahan dari penganut bumi datar seperti berikut, 

“Pada bahasan ini, anda benar2 melakukan debunked karena seperti yang diketahui bersama bahwa GMT pada bagian timur indonesia itu +2jam dari bagian barat. hal ini dapat diartikan bahwa wilayah timur lebih cepat menerima cahaya matahari dibandingkan wilayah barat jadi perputaran pada peta FE itu benar adanya “ 


Lagi-lagi bantahan asal-asalan, kali ini bahkan sama sekali tidak nyambung dengan apa yang dipermasalahkan. 


Panjang Bayangan Ashar 

Sengaja saya tambahkan pembahasan tentang panjang bayangan Ashar sebagai bonus agar kita semakin memahami bahwa konsep bumi datar adalah konsep yang keliru total. 

Waktu Ashar ialah ketika bayangan suatu benda sama dengan panjang bendanya ditambah dengan bayangan benda pada waktu dzuhur. Badan Hisab dan Ru’yat Departemen Agama RI menggunakan rumusan : panjang bayangan waktu asar = bayangan waktu dzhuhur + tinggi bendanya; tan(za) = tan (zd) + 1 

Untuk memudahkan perhitungan, saya ambil contoh saat matahari sedang berada di katulistiwa (equinox). Ada seorang pengamat yang berada di katulistiwa. Andaikan saat itu dhuhur jatuh jam 12.00 dan matahari tepat berada di atas pengamat. Pada saat itu panjang bayangan benda adalah nol. Dengan demikian panjang bayangan ashar sama dengan tinggi benda. 

Menurut model bumi bulat maka waktu Ashar akan jatuh pada jam 15.00, di mana saat itu matahari sudah bergerak selama 3 jam sehingga sudut yang ditempuh adalah 45°. Saat itu panjang bayangan sama dengan tinggi benda (tan 45° = 1). 

Sedangkan menurut model bumi datar, saat jam 15.00 sudut ketinggian matahari adalah 33.17°. Perhitungannya silakan dilihat di seri ke-42 Bantahan Cerdas penganut FE 2. Artinya panjang bayangan benda sudah lebih panjang dari tingginya. Benda yang tingginya 1 meter akan memiliki bayangan dengan panjang 1.53 meter (bayangan = 1 / tan 33.17°). 

Menurut perhitungan, waktu ashar pada model bumi datar adalah jam 13.55. Hal ini terjadi ketika jarak linear matahari sama dengan 5000km, setelah matahari bergerak selama 1 jam 55 menit dengan sudut tempuh sekitar 28.7°. Silakan gunakan rumus yang sudah dijelaskan di seri ke-42. 

Hal ini menimbulkan masalah yang sangat serius bagi penganut bumi datar. Jika mereka shalat dhuhur setelah lewat dari jam13.55 maka shalat dhuhurnya tidak sah, karena sudah masuk waktu ashar. 

Waktu shalat bergantung pada posisi bujur dan lintang suatu wilayah, jadi tidak mesti dhuhur jam 12.00 bisa saja jam 11 lewat. Yang saya jelaskan di atas adalah contoh bagi seseorang yang waktu dhuhurnya jam 12.00 maka menurut model bumi bulat Asharnya jam 15.00 dan menurut bumi datar Ashar jam 13.55. 

Kebetulan kita yang tinggal di sekitar Jakarta (bujur 106°) waktu dhuhurnya adalah sekitar jam 12 kurang atau lebih beberapa menit, bergantung tanggal berapa. Selama ini kita tidak pernah melaksanakan shalat Ashar jam 13.55 atau sekitar jam 2 siang. Karena model yang digunakan oleh badan hisab adalah model bumi bulat bukan model bumi datar. 

Insya Allah sampai saat ini tidak pernah ada ulama dan ahli hisab yang menghitung waktu shalat berdasar bumi datar. Mengapa demikian? Karena mereka tahu dan faham bahwa bentuk bumi adalah bulat dan mereka sangat faham bahwa maksud Allah SWT dalam Alquran yang menyatakan bumi dihamparkan bukan berarti bumi berbentuk datar. Hanya orang yang merasa diri paling pinter, paling mengerti tafsir dan tidak bersikap tawadlulah yang masih suka mengggunakan ayat-ayat Alquran untuk berdalil bumi datar. 


Kesimpulan 

Ada tiga kesimpulan dari pembahasan ini, pertama pada model bumi datar, matahari tidak akan pernah tenggelam bahkan sekedar untuk mendekati horizon saja tidak bisa. Ini bertentangan dengan kenyataan sehari-hari. Kedua arah datangnya matahari pada model bumi datar juga tidak sesuai dengan kenyataan, pada pagi hari matahari akan berada di timur laut bagi penduduk di sekitar katulistiwa. Ketiga model bumi datar memiliki masalah yang serius ketika digunakan untuk menghisab waktu shalat. Hal ini membuktikan bahwa model bumi datar adalah keliru. 

Ini hanyalah sedikit bukti bahwa model bumi datar adalah keliru, masih banyak bukti-bukti yang lain. Semoga bermanfaat. 



4 komentar:

Unknown mengatakan...

Teori ini masuk jika matahari ketinggiannya seperti dihitung oleh kaum bumi bulat, flater menghitung matahari tidak setinggi itu

ILMU KUCARI mengatakan...

Mas unknown silakan gunakan ketinggian sesuai penggemar FE.
Silakan dihitung.

Yang saya gunakan jarak matahari ke bumi 5000km.

nunoe mengatakan...

Teori ini masuk jika matahati terbuka dan pikiran jernih

Robert mengatakan...

“Pada perhitungan anda, anda tidak bisa mengasumsikan bahwa matahari itu berada pada 0 dejarat. hal ini dikarekan jika itu terjadi maka matahari telah menyentuh bumi. anda harus mengasumsikannya dalam skala 3 dimensi karena yang menjadi tinjauan adalah benda yang melayang.”

Hahahaha.. ya itu kan kalau menurut teori bumi datar dan matahari melayang di atas bumi, yg ada, ketika 0° ya jelas matahari jatuh menyentuh bumi,. Hahaha. Sekali lagi, ini kalau memakai teori FE.
Kalau based on fakta bahwa bumi bulat, ya ndak doong. Matahari terbenam, ya karena posisi matahari, yang melewati horizon, sebagai batas tampaknya matahari dari sisi tertentu bumi.

SERI BUMI DATAR?

Bukti Empiris Revolusi Bumi + Pengantar
Bukti Empiris Rotasi Bumi + Pengantar
Bukti Empiris Gravitasi + Pengantar

Seri 43 : Bantahan Cerdas Penganut FE3

Seri 42 : Bantahan Cerdas Penganut FE 2
Seri 41 : Melihat Satelit ISS sedang mengorbit Bumi
Seri 40 : Bantahan Cerdas Penganut FE

Seri 39 : Arah Kiblat Membuktikan Bumi Bulat

Seri 38 : Equation Of Time

Seri 37 : Mengenal Umbra Penumbra dan Sudut Datang Cahaya

Seri 36 : Fase Bulan Bukan Karena Bayangan Bumi
Seri 35 : Percobaan Paling Keliru FE
Seri 34 : Analogi Gravitasi Yang Keliru
Seri 33 : Belajar Dari Gangguan Satelit
Seri 32 : Mengapa Horizon Terlihat Lurus?
Seri 31 : Cara Menghitung Jarak Horizon
Seri 30 : Mengapa Rotasi Bumi Tidak Kita Rasakan
Seri 29 : Observasi Untuk Memahami Bentuk Bumi
Seri 28 : Permukaan Air Melengkung
Seri 27 : Aliran Sungai Amazon
Seri 26 : Komentar dari Sahabat
Seri 25 : Buat Sahabatku (Kisah Kliwon menanggapi surat FE101 untuk Prof. dari LAPAN)
Seri 24 : Bukti Empiris Gravitasi
Seri 23 : Bukti Empiris Revolusi Bumi
Seri 22 : Bukti Empiris Rotasi Bumi
Seri 21 : Sejarah Singkat Manusia Memahami Alam Semesta

Seri 20 : Waktu Shalat 212
Seri 19 : Kecepatan Terminal
Seri 18 : Pasang Surut Air Laut
Seri 17 : Bisakah kita mengukur suhu sinar bulan?
Seri 16 : Refraksi
Seri 15 : Ayo Kita Belajar Lagi
Seri 14 : Perspektif
Seri 13 : Meluruskan Kekeliruan Pemahaman Gravitasi
Seri 12 : Teknik Merasakan Lengkungan Bumi
Seri 11 : Gaya Archimedes terjadi karena gravitasi
Seri 10 : Azimuthal Equidistant
Seri 9 : Ketinggian Matahari pada bumi datar
Seri 8 : Bintang Kutub membuktikan bumi bulat
Seri 7 : Satelit Membuktikan Bumi berotasi
Seri 6 : Rasi Bintang membuktikan bumi berputar dan berkeliling
Seri 5 : Gravitasi membuktikan bumi bulat
Seri 4 : Besi tenggelam dan Gabus terapung
Seri 3 : Gaya gravitasi sementara dirumahkan
Seri 2 : Bola Golf jadi Penantang
Seri 1 : Satelit yang diingkari