Sabtu, 29 Juli 2017

SERI BUMI DATAR? - BAGIAN 28 : PERMUKAAN AIR MELENGKUNG



Tidak ada hukum yang menyatakan bahwa permukaan air adalah datar.  Kita mengatakan permukaan air datar sebenarnya hanyalah sebuah pendekatan.  Karena kita lebih sering melihat permukaan air terbatas hanya pada luasan yang sempit misalnya air di gelas, di kolam di setu dsb.  

Pendekatan di sini maksudnya adalah suatu kondisi tertentu yang mendekati kondisi yang sebenarnya.  Misalnya kita mengukur panjang sebatang tongkat dan kita nyatakan bahwa panjangnya adalah 1 meter.  Nilai ini bukanlah nilai yang sebenarnya, karena ketelitian hasil pengukuran dibatasi oleh alat ukur.  Jika kita menggunakan alat ukur yang lebih teliti, sangat mungkin hasilnya tidaklah tepat 1 meter.

Demikian halnya dengan permukaan air.  Kita mengatakan permukaan air di gelas, di kolam dsb, adalah datar karena menurut mata kita memang demikian.  Hal ini tidaklah salah, sama seperti kita menyatakan panjang tongkat 1 meter.  Dengan Bahasa yang lebih ilmiah bisa kita nyatakan bahwa panjang tongkat tersebut mendekati 1 meter.  Demikian juga dengan permukaan air di gelas atau di kolam bisa kita katakan mendekati datar.

Pada pembahasan kali ini mari kita pelajari bagaimana bentuk permukaan air yang sebenarnya.  Saya apresiasi buat sahabat yang lebih suka bertanya dan mencari kebenaran.  Dan bagi sahabat yang masih terbelenggu dengan teori konspirasi dan suka menghujat dengan mengatakan ini semua adalah kebohongan dan penipuan silakan belajar lagi. Bagaimana bisa mengatakan sains adalah kebohongan sementara pemahaman dalam sains sangat minim dan keliru.  Pengetahuan paling dasar tentang cahaya dan temperatur saja masih keliru koq bisa dengan gagahnya mengatakan sains adalah kebohongan.  Mari sahabat lebih baik kita belajar, belajar dan belajar.  Semoga penjelasan berikut dapat menambah pemahaman.

Proses spontan

Proses spontan adalah suatu kejadian alamiah (terjadi dengan sendirinya) tanpa memerlukan bantuan energi dari luar. Proses spontan ditandai dengan berkurangnya energi sistem ketika entropi sistem tetap atau ditandai naiknya entropi ketika energinya tetap, atau gabungan keduanya dengan catatan tidak ada paksaan dari luar sistem.  Entropi adalah istilah lain dari ‘ketidakberaturan’.   Suatu sistem  cenderung akan melakukan proses spontan dengan cara sebisa mungkin membuang energi sampai sekecil-kecilnya atau meningkatkan ketidakberaturan sebesar-besarnya sampai terjadi kesetimbangan atau sudah tidak ada jalan lagi untuk terjadinya proses spontan.

Contoh proses spontan misalnya air mengalir ke tempat yang lebih rendah, dalam hal ini sebisa mungkin air akan mencari jalan atau celah untuk menurunkan energi potensialnya.  Misalnya lagi, gula pasir yang dimasukkan ke dalam air akan larut dengan sendirinya walaupun tidak diaduk (walaupun butuh waktu yang lama), dalam hal ini ketidakberaturan gula meningkat (gula lebih teratur saat masih berbentuk Kristal).

Contoh proses yang tidak spontan misalnya pompa air yang menyedot air dari tanah lalu memindahkannya ke penampung air.  Dalam hal ini energi listrik yang menggerakkan motor dan memutar baling-baling memaksa air dari tanah untuk berpindah ke penampung.

Permukaan air di dalam gelas

Mari kita amati air di dalam gelas, anggap itu sebagai sebuah sistem.  Ada beberapa gaya yang bekerja dalam sistem air di dalam gelas, antara lain gaya gravitasi, gaya adhesi, gaya kohesi, gaya tegang permukaan dll.  Mari kita abaikan pengaruh gaya-gaya selain gaya gravitasi. Akan kita pelajari bagaimana sebenarnya permukaan air di dalam gelas.

Sudah kita pelajari  ‘proses spontan’ bahwa suatu sistem akan cenderung menurunkan energi sebisanya sampai terjadi kesetimbangan atau sudah tidak ada jalan lain.  Begitu juga dengan air di dalam gelas.  Proses spontan air di dalam gelas akan berpengaruh pada  bentuk permukaannya.  Bagaimana bentuk permukaan air di dalam gelas agar terjadi kesetimbangan?  Perhatikan bahwa energi potensial air berbanding lurus dengan ketinggian atau jarak dari pusat massa bumi.
Perhatikan gambar berikut






Jika permukaan air benar-benar datar maka r1 tidak sama dengan r2 maupun r3.  Nilai r2 dan r3 lebih tinggi dari pada r1, dengan demikian energi potensial di permukaan r2 dan r3 lebih tinggi dari r1. Pada kondisi demikian berarti sistem dalam keadaan tidak setimbang. Akan terjadi proses spontan yang memungkinkan air di permukaan r2 dan r3 membuang energinya sampai terjadi kesetimbangan di mana seluruh permukaan air memiliki energi potensial yang sama.

Perhatikan gambar berikut


Sebaliknya jika permukaan air melengkung dengan jarak yang selalu sama terhadap pusat massa bumi maka dikatakan permukaan air dalam keadaan setimbang karena energi potensial di seluruh permukaannya sama.  Jadi inilah kondisi sebenarnya pada permukaan air di dalam gelas dengan catatan kita abaikan pengaruh semua gaya yang bekerja selain gaya gravitasi.
 
Jika kita perluas lagi misalnya permukaan air di kolam, di danau atau di lautan maka prinsip tersebut pun berlaku. Permukaan air di mana saja akan mengikuti lengkungan bumi untuk mencapai keadaan setimbang.  Dalam skala yang kecil misalnya air di dalam gelas hal ini memang sulit untuk dibuktikan.  Di samping karena alat ukur yang belum memadai, juga karena ada beberapa gaya lain yang kemungkinan pengaruhnya cukup signifikan bagi pembentukan permukaan air di dalam gelas.  

Ada hal yang membuat saya sangat prihatin terhadap pemahaman  penggemar bumi datar dalam hal permukaan air.  Ini benar-benar gagal faham yang over.   Mereka sudah diberi pengertian bahwa permukaan air sebenarnya melengkung mengikuti jari-jari bumi.  Namun sayang karena dasarnya memang kurang tawadlu, mereka malah menunjukkan permukaan air yang terlihat datar pada gelas, bejana berhubungan, waterpass dan kolam sebagai dalil.  Begitu sakti kah manusia sehingga mampu melihat lengkungan bumi pada permukaan air di gelas, bejana, waterpass atau kolam?

Untuk membuktikan bahwa permukaan air adalah melengkung mengikuti jari-jari bumi, kita bisa melakukannya di tepi pantai.  Saat di tepi pantai kita bisa mengamati objek besar yang sedang menjauhi daratan.  Jika kita perhatikan terus, ada dua kejadian, pertama objek itu akan mengecil karena persfektif pandangan dan kedua objek  terlihat sedikit demi sedikit seperti tenggelam.
Fenomena objek yang kelihatan seperti sedang tenggelam di horizon adalah fenomena umum yang siapa saja bisa atau pernah menyaksikan.  Bagian bawah kapal yang sedikit demi sedikit tenggelam terjadi karena terhalang oleh permukaan air yang melengkung.  Itulah bukti yang sangat akurat bahwa permukaan air tidaklah datar tapi melengkung mengikuti jari-jari bumi.

Dalam video bumi datar ada percobaan yang berhubungan dengan hal tersebut.  Sayangnya dalam video,  percobaan ini hanya terpaku pada masalah persfektif.  Hanya menunjukkan objek yang terlihat di layar kamera saat dizoom penuh dan menghilang saat dizoom mundur.  Sepertinya pembuat video ini tidak pernah mendengar adanya fenomena kapal terlihat seperti tenggelam di horizon.  Padahal fenomena ini sudah sering dibicarakan.  Saat SD pun guru kita pernah menyinggungnya.  Apalagi pembahasannya seputar masalah bentuk bumi, tentu ada ribuan literatur yang membahasnya. Tidakkah barang satu atau dua literatur dibaca oleh pembuat video?  Sungguh amat disayangkan.  Padahal kebenaran sudah sangat dekat.  Saya hanya bisa menyarankan, coba kembali lagi ke pantai dan cari objek yang terlihat seperti sedang tenggelam lalu dizoom dengan kamera P900. Dengan diniatkan mencari kebenaran, semoga kebenaran segera didapatkan.  Aamiiin.


Tak bosannya saya memberi nasehat kepada sahabat.
Mengatakan bahwa ada kesalahan dalam sains haruslah berlandaskan sains.  Untuk itu pelajarilah sains dengan sefaham-fahamnya sebelum mengatakan ada kesalahan dalam sains.  Ada puluhan hingga ratusan juta manusia yang  mendedikasikan dirinya pada sains dari berbagai latar belakang, ada yang ateis dan tidak sedikit yang amat bertaqwa.  Ketika kita mengatakan ada kesalahan dalam sains itu  artinya kita sudah faham sains dengan sefaham-fahamnya melebihi pemahaman mereka.

Yang saya khawatirkan, kita sesumbar mengatakan ada kesalahan dalam sains namun ternyata kita tidak bisa membuktikannya secara ilmiah.  Mungkin karena kita yang memang kurang tawadlu atau landasan kita yang hanya pada sebuah teori konspirasi.  Bila hal ini terjadi maka semakin membuktikan bahwa bukan merekalah orang-orang cerdas atau elit anu yang membohongi kita tapi justru kitalah yang sebenarnya menjadi korban teori konspirasi akibat ketidakmengertian kita dalam hal sains. 

Kunci untuk memahami bentuk alam semesta adalah dengan mempelajari sains bukan teori konspirasi.  Yang Tuhan perintahkan kepada kita untuk memikirkan ciptaanNya adalah dengan mempelajari sains lalu merenungkan bagaimana alam semesta ini diciptakan.   Bila tetangga mengatakan  pernah pergi ke bulan maka kitapun harus berusaha bisa ‘menggapai matahari’.  Mari sahabat kita renungkan…

Sampai di sini semoga dapat menambah pemahaman.

“BANYAK FENOMENA FISIKA DI SEKITAR KITA, MARI KITA MEMPELAJARINYA”

SERI BUMI DATAR?

Bukti Empiris Revolusi Bumi + Pengantar
Bukti Empiris Rotasi Bumi + Pengantar
Bukti Empiris Gravitasi + Pengantar

Seri 43 : Bantahan Cerdas Penganut FE3

Seri 42 : Bantahan Cerdas Penganut FE 2
Seri 41 : Melihat Satelit ISS sedang mengorbit Bumi
Seri 40 : Bantahan Cerdas Penganut FE

Seri 39 : Arah Kiblat Membuktikan Bumi Bulat

Seri 38 : Equation Of Time

Seri 37 : Mengenal Umbra Penumbra dan Sudut Datang Cahaya

Seri 36 : Fase Bulan Bukan Karena Bayangan Bumi
Seri 35 : Percobaan Paling Keliru FE
Seri 34 : Analogi Gravitasi Yang Keliru
Seri 33 : Belajar Dari Gangguan Satelit
Seri 32 : Mengapa Horizon Terlihat Lurus?
Seri 31 : Cara Menghitung Jarak Horizon
Seri 30 : Mengapa Rotasi Bumi Tidak Kita Rasakan
Seri 29 : Observasi Untuk Memahami Bentuk Bumi
Seri 28 : Permukaan Air Melengkung
Seri 27 : Aliran Sungai Amazon
Seri 26 : Komentar dari Sahabat
Seri 25 : Buat Sahabatku (Kisah Kliwon menanggapi surat FE101 untuk Prof. dari LAPAN)
Seri 24 : Bukti Empiris Gravitasi
Seri 23 : Bukti Empiris Revolusi Bumi
Seri 22 : Bukti Empiris Rotasi Bumi
Seri 21 : Sejarah Singkat Manusia Memahami Alam Semesta

Seri 20 : Waktu Shalat 212
Seri 19 : Kecepatan Terminal
Seri 18 : Pasang Surut Air Laut
Seri 17 : Bisakah kita mengukur suhu sinar bulan?
Seri 16 : Refraksi
Seri 15 : Ayo Kita Belajar Lagi
Seri 14 : Perspektif
Seri 13 : Meluruskan Kekeliruan Pemahaman Gravitasi
Seri 12 : Teknik Merasakan Lengkungan Bumi
Seri 11 : Gaya Archimedes terjadi karena gravitasi
Seri 10 : Azimuthal Equidistant
Seri 9 : Ketinggian Matahari pada bumi datar
Seri 8 : Bintang Kutub membuktikan bumi bulat
Seri 7 : Satelit Membuktikan Bumi berotasi
Seri 6 : Rasi Bintang membuktikan bumi berputar dan berkeliling
Seri 5 : Gravitasi membuktikan bumi bulat
Seri 4 : Besi tenggelam dan Gabus terapung
Seri 3 : Gaya gravitasi sementara dirumahkan
Seri 2 : Bola Golf jadi Penantang
Seri 1 : Satelit yang diingkari