Senin, 26 Oktober 2009

Dunia Semakin Panas (bagian 1)

Panas adalah salah satu bentuk energi yang berhubungan dengan gerak partikel dalam suatu zat. Di samping dalam bentuk panas energi juga bisa berbentuk antara lain :
  • Energi kinetik yaitu energi yang berhubungan dengan gerak benda
  • Energi potensial yaitu energi yang berhubungan dengan ketinggian benda dari permukaan tanah
  • Energi kimia yaitu energi yang berhubungan dengan sifat kimiawi suatu zat
  • Energi listrik yaitu energi yang berhubungan dengan gerak muatan listrik (elektron, proton, ion)
  • Energi gelombang yaitu energi yang sedang merambat
  • Energi nuklir/inti yaitu energi yang terkandung dalam inti atom

Energi bisa berubah dari satu bentuk ke bentuk lain, baik berlangsung secara tidak sengaja maupun dirakayasa untuk suatu kebutuhan. Dalam hal pengubahan bentuk energi secara rekayasa kita mengenal istilah konversi energi. Selain hal yang berhubungan dengan energi nuklir, setiap perubahan bentuk energi berlaku hukum kekekalan energi. Artinya jumlah netto energi sebelum dan sesudah mengalami perubahan adalah tetap secara kuantitas.


Dalam hal energi nuklir berlaku hukum kekekalan massa-energi. Artinya jumlah gabungan massa-energi tidak berubah sebelum dan sesudah terjadi proses/reaksi di inti. Maksud gabungan massa-energi tidak berubah adalah dalam reaksi nuklir massa bisa berubah menjadi energi dan sebaliknya energi juga bisa berubah menjadi massa. Perubahan massa-energi dalam reaksi nuklir ini mengikuti aturan yang ditemukan oleh mbah Enstein dengan rumusnya yang sangat terkenal e sama dengan emce kuadrat.


Misalnya sebuah inti atom dengan massa sebesar A terbelah menjadi dua inti dengan massa B dan C. Dalam reaksi kimia biasa massa B+C sama dengan massa A, namun dalam reaksi inti massa B+C lebih kecil dari massa A, ini berarti ada massa yang hilang sebesar massa A dikurangi massa (B+C). Massa yang hilang inilah yang berubah menjadi energi yang besarnya setara dengan massa hilang tersebut dikali kuadrat kecepatan cahaya. Dalam sistem MKS (Meter Kilogram Detik), kecepatan cahaya berorde ratusan juta, kuadratnya berarti puluhan ribu trilyun. Ini adalah angka yang sangat besar, jika dikalikan dengan massa yang kecil sekalipun (misalnya nanogram atau sepermilyar gram) hasilnya tetap sangat besar. Inilah yang menyebabkan energi nuklir menjadi energi pilihan masa depan.


Namun mohon maaf, barangkali apa yang saya sampaikan di atas terlalu jauh. Sebenarnya yang akan saya bicarakan di sini masih berkisar soal panas. Bagi yang terlanjur sudah membacanya ya anggap saja itu sebagai bonus dari "Fisika di Sekitar Kita".


Kembali ke soal panas. Panas adalah suatu bentuk energi yang fenomenal. Maksud saya begini, setiap proses pengubahan energi dari satu bentuk ke bentuk lain baik yang tidak disengaja maupun yang direkayasa ternyata menghasilkan panas. Misalnya kipas angin listrik mengubah energi listrik menjadi energi gerak, menghasilkan panas pada motornya. Battery mengubah energi kimia menjadi litrik, menghasilkan panas saat digunakan. Buah durian jatuh dari pohon, menghasilkan panas saat bergesekan dengan udara dan saat menumbuk tanah. Aktifitas kita sehari-hari juga menghasilkan panas, kita berjalan, makan, minum, berkendara segalanya menghasilkan panas. Bahkan AC sekalipun ternyata malah menghasilkan panas, sebab AC hanya memindahkan panas dari dalam ruangan ke luar ruangan sementara kompresor dan komponen lainnya bertambah panas. Jadi bisa dikatakan panas adalah muaranya energi.


Apakah panas bisa diubah ke bentuk energi lain? Tentu bisa namun proses pengubahan energi panas ke bentuk energi lain tetap saja akan menghasilkan panas. Misalnya mengubah energi panas bumi menjadi energi listrik dengan cara memanaskan air dengan menggunakan panas dari bumi, air menguap dan terjadi arus konveksi, arus konveksi ini digunakan untuk menggerakkan baling-baling turbin. Sudah tentu turbin yang bekerja akan menghasilkan panas terutama karena gesekan antar komponen di dalamnya.


Semua aktifitas di bumi tempat tinggal kita hampir selalu bermuara pada terbentuknya panas. Jadi berhati-hatilah sebab panas yang ada di bumi dan lapisan atmosfirnya tidak akan bisa keluar ke angkasa raya dengan cara konveksi dan konduksi karena di luar atmosfir sana adalah ruang hampa. Dan juga perlu diingat setiap detik bumi menyerap energi dari radiasi matahari dan mengubahnya menjadi panas. Maka bersiap-siaplah !!!!!

(Bersambung)

Selasa, 20 Oktober 2009

PENGUAPAN MENURUNKAN SUHU

Saat kedinginan tubuh kita akan menggigil untuk membakar lemak agar menjadi panas sehingga rasa dingin berkurang. Saat kegerahan tubuh mengeluarkan keringat agar menjadi segar. Itulah mekanisme tubuh kita untuk menjaga dan mempertahankan suhu sekitar 37 derajat celcius.

Ketika tubuh kita berkeringat, kapan kita mulai merasakan sejuk?
Apakah sesaat setelah kelenjar keringat mulai bekerja dengan mengeluarkan keringat?
Atau saat tubuh sedang basah kuyup oleh keringat?
Yang pasti jawabannya adalah kita akan mulai merasakan sejuk saat keringat di tubuh kita mulai menguap.

Memang benar penguapan akan menyebabkan zat/sistem akan mengalami penurunan suhu. Mekanisme ini diterapkan pada berbagai mesin pendingin seperti AC dan lemari es. Pada mesin pendingin, karena perubahan tekanan, freon cair (atau zat yang sama fungsinya) menguap secara besar-besaran di ruang evaporator, inilah yang menyebabkan "dingin".

Agar lebih jelas saya ambil beberapa contoh lagi.Apa yang kita rasakan saat kita menyiram tubuh dengan air saat mandi? Tentu yang kita rasakan adalah kesegaran dan kesejukan air yang menyentuh kulit kita. Ada satu hal lagi yang mungkin jarang kita perhatikan yaitu kita akan merasa lebih sejuk dan segar saat air yang menempel pada kulit kita mulai menguap. Coba perhatikan orang demam yang memaksa mandi, justru menggigil setelah mandi, bukan saat sedang mandi.

Coba celupkan jari kita di kolam yang sejuk. Lalu angkat dan biarkan air di jari kita menguap. Pasti jari kita akan merasalebih sejuk saat air mulai menguap. Kalau ingin lebih sejuk lagi, coba tiup. Peniupan ini akan mengusir air yang baru saja menguap sehingga semakin mempercepat proses penguapan. Inilah salah satu sebab mengapa penggemar bakso meniup santapan di sendoknya sebelum menyuapkan ke mulutnya.

Satu lagi, kalau si kecil memaksa juga minum teh manis yang masih panas, apa yang akan kita lakukan? salah satunya adalah dengan menuangkannya di piring lebar. Tujuannya adalah memperluas permukaan agar proses penguapan menjadi cepat sehingga teh panas lebih cepat dingin.

Yang perlu kita tanyakan adalah mengapa penguapan menurunkan suhu suatu zat?
Lagi-lagi saya harus menggosip tentang kelakuan molekul air. Tapi tidak apalah, mudah-mudahan molekul air tidak mendengarnya. Tapi saya bicaranya tidak keras-keras ya....

Kita kembali ke definisi temperatur atau suhu. Bahwa suhu suatu zat adalah ukuran rata-rata dari tingkat kebringasan molekul zat tersebut. Yang namanya rata-rata berarti masing-masing molekul tidaklah seragam kebringasannya. Sebagian ada yang memang berada di tingkat rata-rata, sebagian ada yang di bawah, bahkan jauh di bawah rata-rata, dan sebagian lagi ada yang di atas, bahkan jauh di atas rata-rata.

Molekul yang di bawah rata-rata ini sikapnya agak kalem tidak kasar sehingga lebih disukai teman-temannya, dengan teman-temannya sangat dekat. Molekul yang rata-rata kawannya juga banyak namun tidak seakrab yang kalem. Sementara yang berada di atas rata-rata apalagi yang jauh di atas rata-rata ini sikapnya sangat kasar dan brutal, tonjok sana-sini, hantam kanan-kiri, tendang, sikut dan sebagainya sehingga tidak disukai dan dijauhi teman-temannya.

Karena semakin tidak disukai, molekul-molekul bringas ini sakit hati. Mereka berusaha meninggalkan teman-temannya yang semakin menjauhinya. Baik molekul bringas yang ada di bawah, di tengah atau dekat permukaan berusaha menuju ke atas (proses konveksi). Setelah sampai di bawah permukaan mereka sangat gembira sebab melihat sebuah kebebasan sejati di atas permukaan. Sampai di permukaan dengan mengucapkan "selamat tinggal kawan" akhirnya mereka meninggalkan teman-temannya dan menikmati kebebasannya. Berubah ujud menjadi uap. Inilah arti sebuah kebebasan, sebab dengan ujud itu molekul air dapat lebih mengekpresikan kebringasannya, karena jarak yang renggang satu dengan yang lainnya.

Lalu bagaimana dengan kawan-kawan yang sudah mengucilkannya setelah ditinggalkan olehnya? Tentu saja secara rata-rata tingkat kebringasannya menjadi turun. Kita ambil contoh tiga orang anak nilainya 6,8 dan 10. Rata-rata nilai ketiga anak itu adalah (6+8+10)/3 = 8 (delapan). Jika anak yang mempunyai nilai 10 keluar, maka tinggal dua orang anak yang rata-ratanya (6+8)/2=7 (tujuh), lebih rendah dari rata-rata sebelumnya. Dengan turunnya rata-rata tingkat kebringasan ini berarti turun pula suhunya.

CATATAN
Sebenarnya tidak ada mesin pembuat dingin yang ada adalah mesin pemindah panas. AC dan lemari es sebenarnya hanya memindahkan panas dari satu tempat ke tempat lain.

Selasa, 13 Oktober 2009

Melindungi Panas

Panas lawannya dingin. Itu kata guru bahasa Indonesia. Keduanya adalah kata keadaan yang biasanya digunakan untuk menerangkan keadaan suatu benda. Misalnya ungkapan "kopi di meja masih panas", "Di puncak hawanya dingin", "hatinya sedingin salju" dan sebagainya.

Ukuran apa yang dijadikan sebagai standar dalam kita menetapkan sesuatu itu adalah panas atau dingin?
Panas-dingin agak berbeda kasusnya dengan jauh-dekat. Dalam hal jauh-dekat kadang kita mengatakan suatu jarak dari A ke B itu jauh namun pada kondisi lain kita mengatakan jarak dari A ke B itu dekat, bergantung pada konteksnya. Dalam hal panas-dingin kita tidak pernah mengatakan air yang mendidih itu dingin, atau sebongkah batu es itu panas.

Ukuran yang dijadikan standar dalam menentukan panas atau dingin barangkali adalah suhu tubuh kita sendiri. Telah kita ketahui bahwa manusia adalah berdarah panas, manusia selalu mempertahankan suhu tubuhnya pada kisaran 37 derajat Celcius. Kita selalu mengatakan air mendidih adalah panas sebab memiliki suhu 100 derajat celcius, lebih tinggi dari pada suhu tubuh kita dan juga es adalah dingin sebab suhu es lebih rendah dari pada suhu tubuh kita. (Mengapa kita merasakan panas atau dingin ? Ikuti terus Fisika di sekitar kita.)

Pertanyaan yang paling penting seputar panas dan dingin adalah "apakah benda yang kita katakan dingin itu berarti tidak memiliki panas?" Seperti yang sudah dijelaskan pada artikel sebelumnya, bahwa benda apapun di alam ini pasti memiliki panas. Bahkan 1 meter kubik batu es yang kita katakan dingin itu bisa jadi lebih panas daripada secangkir kopi panas yang kita nikmati setiap pagi. Kalau begitu apa yang disebut dengan dingin?

Fisika tidak mengenal istilah dingin, jadi kalau kita membicarakan bagaimana melindungi panas berarti itu juga sudah termasuk melindungi dingin. Melindungi panas yang saya maksud di sini adalah mempertahankan panas suatu benda atau sistem dari pengaruh lingkungan. Artinya tidak ada aliran/pertukaran panas baik dari sistem ke lingkungan atau dari lingkungan ke sistem. Istilah keminternya (sok pinternya) adalah 'adiabatis'.

Topik yang kita bicarakan ini bukanlah hal yang tinggi atau terlalu jauh, sama sekali tidak!! Sebab hampir setiap hari di dapur kita melakukannya, menyimpan air mendidih dalam thermos. Juga kalau kita kehausan di jalan lalu minggir sebentar di warung minuman, dan langsung mengambil minuman dari 'kotak minuman' yang dingin. Keduanya thermos dan kotak minuman adalah alat yang dibuat untuk mempertahankan panas benda apapun yang ada di dalamnya.

Bagaimana cara kerjanya?

Di dalam thermos, molekul air iri hati melihat lingkungan di sekitarnya lebih 'nyaman' (lebih rendah temperaturnya). Tentu saja molekul air berusaha mencapai keadaan yang 'nyaman' (menyamakan suhu dengan lingkungan), apalagi apa-apa yang ada di lingkungannya juga sudah memanggil-manggil bersiap menerima sesuatu (panas) yang akan diberikan oleh air. Namun sayang usaha air itu mengalami rintangan.

Tiga jalan yang tersedia semuanya sulit dilalui.

Jalan pertama adalah kesempatan buat molekul air yang ada di permukaan untuk menguap telah ditutup rapat oleh tutup thermos, sehingga menghalangi proses konveksi. Seandainya tutup dibiarkan terbuka, air di permukaan akan menguap sehingga menurunkan suhu di permukaan, akibatnya air di permukaan yang memiliki suhu lebih rendah akan turun sampai dasar thermos. Jika proses ini berlanjut maka suhu keseluruhan air dalam thermos akan menurun. Dengan ditutupnya thermos, walaupun ada rongga antara permukaan air dengan tutup thermos namun uap air tidak bisa kabur ke udara, akibatnya kelembaban udara dalam rongga meningkat sampai titik jenuh yang menghalangi proses penguapan lebih lanjut.

Sebenarnya molekul air bergembira karena dinding thermos biasanya terbuat dari gelas (kita menyebutnya kaca), walaupun daya hantarnya tidak sebagus logam tapi masih memungkinkan panas pada air untuk pindah ke dinding secara konduksi. Namun kegembiraan itu tidak berlangsung lama sebab setelah panas mencapai tepi dinding bagian luar ternyata di situ tidak ada apa-apa alias hampa. Walaupun sebelah luar ruang hampa itu juga dinding kaca namun panas tidak mungkin bisa mencapainya sebab tidak ada yang mengantarnya. Panas tidak bisa berpindah secara konduksi pada ruang hampa. Jalan kedua ini juga amat berat dilalui.

Masih ada satu kesempatan lagi buat air untuk bisa senyaman lingkungannya yaitu dengan cara meradiasikan gelombang elektromagnetik. Tapi namanya juga sudah diskenariokan, tetap saja air dalam thermos harus tetap gigit jari menunggu waktu yang panjang untuk bisa setara dengan lingkungannya. Apa hendak dikata radiasi yang dikeluarkannya ternyata berbalik menyerangnya, sebab dinding thermos itu mengkilap seperti cermin. Ya Nasib.....

Satu hal yang harus kita ketahui, di dunia ini tidak ada sistem atau alat yang efisiensinya 100%, jadi sebaik dan seteliti apapun thermos dibuat tetap saja ada pertukaran panas dengan lingkungannya. Yang terpenting adalah bagaimana membuat alat pelindung panas ini dengan se-efisien mungkin. Artinya panas tetap terjaga dalam waktu yang lama atau selama mungkin.

CATATAN
  1. Penguapan menyebabkan turunnya suhu sistem/benda/zat (ini diterapkan pada prinsip kerja AC)
  2. Semakin tinggi kelembaban udara, semakin sulit terjadi penguapan. Itulah mengapa kita merasa kegerahan saat hendak turun hujan, sebab saat itu kelembaban udara meningkat sehingga menghalangi keringat kita untuk menguap.

Rabu, 07 Oktober 2009

Lebih lanjut tentang api

Tentang bedanya bara dan api, sudah saya terangkan dari segi makroskopiknya saja. Saya hanya ingin menunjukkan bahwa bara pada benda apapun yang terbakar bukanlah api itu sendiri. Namun ada satu hal yang belum saya jelaskan yaitu dalam tataran mikroskopik api yang terlihat oleh mata itu sebenarnya adalah gas bahan bakar semisal karbon yang membara sesaat sebelum bereaksi dengan gas oksigen.

Cerita lengkapnya begini

Zat cair dan zat padat apapun tidak akan bisa terbakar sebelum berubah menjadi uap atau gas. Elpiji di dapur itu sewaktu di dalam tabung wujudnya masih cair (wujud suatu zat dipengaruhi oleh tekanan dan temperaturnya), namun ketika keluar dari tabung berubah menjadi gas karena perbedaan tekanan. Gas dari elpiji inilah yang bereaksi dengan gas oksigen. Sepotong arang harus diuapkan dulu dengan cara dipanaskan agar gas karbonnya bisa bereaksi dengan gas oksigen. Karena pembakaran juga menghasilkan panas maka akan terjadi sebuah siklus yang membuat pembakaran tetap berlangsung sampai sepotong arang itu habis terbakar.

Gas oksigen dan gas karbon keduanya tidak bisa dilihat oleh mata namun saat keduanya bereaksi menimbulkan nyala mengapa bisa demikian?
Saat sepotong arang memproduksi gas karbon yang melimpah karena dipanaskan, oksigen di udara merasa terpanggil untuk mendekapnya. Gas karbon mengalir ke atas (ingat perpindahan panas secara konveksi) dan disambut dari berbagai arah oleh oksigen sehingga membentuk sebuah ruang. Di dalam ruangan itulah terjadi pertemuan kedua gas itu, namun ada sebagian gas karbon yang belum mendapat pasangan, gas karbon ini merasa marah lalu membara dan menimbulkan nyala. Sampai akhinya gas karbon ini melanjutkan perjalanannya mencari pasangannya dan ternyata bertemu juga di tepi ruangan itu sehingga ia menjadi senang dan tidak marah lagi. Itulah mengapa bentuk api meruncing ke atas, sebab makin ke atas gas karbon yang belum terbakar semakin sedikit.

Bagaimana pengendali api bisa melawan lingkaran setan?

Pembakaran sebatang arang atau sebuah gedung berlangsung bagaikan lingkaran setan. Karena dipanas-panasi sebagian arang menguap menjadi gas karbon, gas karbon bergembira karena bertemu kekasihnya gas oksigen, keduanya senang lalu melepaskan energinya dalam bentuk panas, panas kembali memprovokasi arang agar menguap. Kejadian ini berlangsung terus sampai seluruh arang atau sebuah gedung habis menjadi abu.

Mengetahui pembakaran berlangsung seperti sebuah lingkaran setan, pengendali api menyiapkan jurus ampuh untuk mengalahkan si lingkaran setan. Jurus ampuh itu bernama pemutus rantai. Jurus pemutus rantai terdiri dari dua pilihan yaitu:
  • Membuat pagar agar oksigen tidak bisa menemui kekasihnya.
  • Menasehati arang agar tidak mudah terprovokasi.
Kedua pilihan itu bisa dilakukan salah satu atau berbarengan sekaligus agar si lingkaran setan cepat keok.


Dalam kehidupan sehari-hari api bisa dipadamkan dengan dua cara. Pertama menghalangi masuknya gas oksigen misalnya dengan menyemprotkan gas karbondioksida pada sumber api. Kedua menurunkan temperatur bahan yang terbakar misalnya dengan menyiramnya dengan air. Makanya kalau ada api liar di dapur kita dianjurkan menutupnya dengan karung goni basah. Tujuannya di samping untuk menurunkan suhu juga sekaligus menghalangi masukanya gas oksigen.

CATATAN
Reaksi kimia spontan antara gas karbon (C) dan gas oksigen (O2) menghasilkan gas karbondiokdia (CO2) plus Energi.

Senin, 05 Oktober 2009

Bara dan Api

Bara api dalam senyummu
Kuterbakar kemesrahanmu

Itu adalah lirik lagu pop di tahun 80-an. Ada juga lirik lagu dangdut Mansur S.

Panas bara api membakar kulitku
Lebih panas lagi oh terbakar hati

Satu lagi lirik lagu

Andai dipisah api dan bara
Tak akan goyah gelora cinta

Jika kita resapi ketiga lagu itu kita mendapat kesan seolah-olah bara dan api adalah satu.
Kalau ingat kata bara api, saya teringat ketika sedang bakar-bakar ikan dengan tetangga satu gang saat menunggu malam pergantian tahun. Memang saat ikan bawal segar terpanggang di atas api, kita melihat bahwa api dan bara itu adalah satu. Atau paling tidak keduanya berhubungan sangat erat, api berkobar di atas arang yang membara. Bahkan umumnya orang mengatakan ada bara ya ada api.
Satu hal yang harus kita ketahui sekarang. Bara dan api adalah dua hal berbeda bahkan sungguh sangat berbeda, berbeda dalam banyak hal. Kebetulan saja saat bakar ikan itu bara dan api kelihatan menyatu. Yang perlu diperhatikan adalah bara tidak menimbulkan api dan api bisa terjadi tanpa adanya bara.

Bara adalah benda yang radiasi gelombang elektromagnetiknya berada pada spektrum cahaya tampak (cahaya yang dapat dilihat oleh mata manusia, terbentang dari merah sampai violet). Harus kita ingat bahwa semua benda meradiasikan gelombang elektromagnetik, termasuk tubuh kita yang radiasinya pada daerah infra merah. Jangan heran, dalam gelap gulita tubuh kita juga akan terdeteksi oleh kamera infra merah sebagai bara. Yang menyebabkan perbedaan spektrum radiasi adalah temperatur benda tersebut. Bara atau benda yang membara terjadi karena temperaturnya berada pada tingkat tertentu sehingga menyebabkan radiasinya memasuki spektrum cahaya tampak.

Api adalah ruang tempat terjadinya reaksi kimia antara gas oksigen dan gas bahan bakar, ini disebut juga pembakaran. Api yang terlihat sebenarnya adalah energi panas yang dilepaskan saat reaksi berlangsung. Jadi bertemunya gas oksigen dan gas bahan bakar saja yang menyebabkan api, loh koq hanya sesama gas? Apakah zat padat dan cair tidak bisa terbakar? Zat padat dan zat cair tidak bisa terbakar !!! Loh koq??? Kalau ingin tahu mengapa demikian, ikuti terus Fisika di Sekitar Kita.

Agar lebih jelas saya terangkan perbedaan keduanya.

Bara

  1. Penyebab terjadinya adalah semata karena temperaturnya.
  2. Tempat terjadinya bisa di ruang tanpa oksigen bahkan bisa di ruang hampa, karena radiasi gelombang elektromagnetik tidak memerlukan perantara untuk merambat.
  3. Tidak terjadi reaksi kimia yang berarti.

Api

  1. Penyebabnya adalah energi panas yang dilepaskan saat terjadi reaksi gas oksigen dan gas bahan bakar.
  2. Tempat terjadinya di lingkungan yang mengandung gas oksigen.
  3. Terjadi reaksi kimia.
Soal arang yang membara dan api yang ditimbulkannya saat bakar-bakar ikan itu sebenarnya kejadiannya hanya kebetulan saja berbarengan. Arang membara karena memang temperaturnya cukup tinggi. Tapi ingat bara bukan api, kalau belum percaya juga, setelah makan bawal bakar, barangkali arang yang membara masih ada coba ambil. Kalau bisa arang yang membaranya full, tidak terlihat hitamnya tapi bara semuanya. Lalu bara arang itu dimasukan ke dalam air (agar suhunya turun) dan lihatlah. Ternyata arang itu kembali menghitam dan keras seperti sebelum membara. Ini membuktikan bahwa arang bukan terbakar, kalau terbakar tentu akan menjadi onggokan abu semuanya.

Kalau bisa bernyanyi mungkin api akan bernyanyi:

Walaupun bumi berkeping dua
Dalamnya laut bisa diduga
Jangan samakan aku dengannya
Aku tak silau melihat bara

CATATAN
Reaksi kimia adalah reaksi yang mengubah sifat kimia suatu zat.

Jumat, 02 Oktober 2009

Perpindahan Panas

Kita tentu sudah tahu kalau panas bisa menghasilkan cahaya. Kalau belum percaya coba lihat panggangan roti di dapur yang membara atau kompor listrik yang sedang digunakan untuk memasak atau lihatlah si botak yang menggantung di langit-langit rumahsaat sedang menyala. Nah Percayakan sekarang. Namun ada satu hal yang inipun kita harus percaya bahwa benda apapun di alam ini memancarkan gelombang elektromagnetik termasuk tubuh kita.

Apa sebab?
Segala benda di alam ini pasti memiliki panas dan segala sesuatu yang memiliki panas akan selalu berusaha menurunkan tingkat panasnya sebisa mungkin (ingat proses spontan dan ingat juga panas adalah energi). Salah satu cara benda untuk menurunkan energi panas yang dimilikinya adalah dengan mengeluarkan radiasi gelombang elektromagnetik. Sifat gelombang elektromagnetik adalah tidak memerlukan media/ perantara untuk merambat, jadi proses lolosnya panas secara radiasi ini tidak memerlukan perantara, sama seperti cahaya matahari yang sampai di bumi setelah melewati ruang hampa di angkasa.

Pada tingkat panas tertentu radiasi yang dihasilkan benda memiliki spektrum cahaya tampak (dari merah sampai violet), oleh mata benda terlihat membara (membara tidak sama dengan terbakar walaupun sama-sama membuat ruangan jadi terang, pada kesempatan lain akan dijelaskan). Bagaimana dengan tubuh kita. Tubuh kita juga meradiasikan gelombang elektromagnetik pada spektrum infra merah, makanya walau dalam keadaan gelap gulita kamera infra merah bisa mendeteksi tubuh kita.

Cerita tentang kaburnya panas melalui cara radiasi ini baru sepertiga dari cerita tentang bagaimana panas itu berpindah. dua pertiganya adalah konduksi dan konveksi.

Panas juga bisa berpindah dengan cara konduksi. Panas bisa diibaratkan seperti air yang secara spontan mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah tanpa peduli berapa banyak air yang sudah berada di bawah. Panas juga mengalir secara spontan dari benda yang bertemperatur tinggi ke benda yang bertemperatur rendah tidak peduli seberapa besar ukuran kedua benda itu (ukuran benda menentukan banyaknya kandungan panas).

Bagaimana perpindahan panas secara konduksi ini?
bayangkan kita memegang sendok untuk mengaduk kopi panas yang nikmat, beberapa saat setelah ujung sendok tercelup kopi panas, ujung yang sedang kita pegang akan terasa panas juga padahal tidak ikut tercelup kopi. Proses pindahnya panas dari kopi ke sendok itu adalah perpindahan secara konduksi. Cerita tentang perpindahan panas itu dimulai ketika molekul air dan kopi yang lebih beringas dan brutal menendang dan menonjok molekul di sepanjang permukaan sendok yang tercelup kopi. Akibatnya molekul di permukaan sendok itu marah dan ikut-ikutan berbuat brutal kepada sesama molekul sendok yang berada di dekatnya, kejadian terus berulang sampai semua molekul sendok baik yang tercelup maupun tidak menjadi sama brutalnya dengan molekul air dan kopi. (ingat panas dan temperatur benda adalah akibat dari sikap brutal molekul/partikelnya).

Cerita terakhir tentang perpindahan panas adalah konveksi. Perpindahan panas secara konveksi ini umumnya berlaku pada zat cair dan gas. Untuk zat padat yang molekulnya kurang dapat bergerak bebas sulit terjadi proses konveksi, sebab konveksi terjadi ketika molekul suatu zat yang bertemperatur lebih tinggi naik dan posisinya digantikan oleh molekul di atasnya. Bayangkan saat kita merebus air, selapis molekul yang tepat berada di atas permukaan panci bagian bawah mendapat panas. Karena lebih panas dari tetangga di lapisan atasnya selapis molekul ini naik sampai permukaan dan posisinya digantikan oleh tetangga terdekatnya, proses ini berlangsung terus menerus sampai seluruh air dalam panci temperaturnya sama.

CATATAN
Gelombang adalah energi yang merambat
Gelombang elektromanetik adalah gelombang transversal yang memiliki dua komponen getar yaitu medan listrik (elektro) dan medan magnet yang saling tegak lurus dengan arah rambatnya.

SERI BUMI DATAR?

Bukti Empiris Revolusi Bumi + Pengantar
Bukti Empiris Rotasi Bumi + Pengantar
Bukti Empiris Gravitasi + Pengantar

Seri 43 : Bantahan Cerdas Penganut FE3

Seri 42 : Bantahan Cerdas Penganut FE 2
Seri 41 : Melihat Satelit ISS sedang mengorbit Bumi
Seri 40 : Bantahan Cerdas Penganut FE

Seri 39 : Arah Kiblat Membuktikan Bumi Bulat

Seri 38 : Equation Of Time

Seri 37 : Mengenal Umbra Penumbra dan Sudut Datang Cahaya

Seri 36 : Fase Bulan Bukan Karena Bayangan Bumi
Seri 35 : Percobaan Paling Keliru FE
Seri 34 : Analogi Gravitasi Yang Keliru
Seri 33 : Belajar Dari Gangguan Satelit
Seri 32 : Mengapa Horizon Terlihat Lurus?
Seri 31 : Cara Menghitung Jarak Horizon
Seri 30 : Mengapa Rotasi Bumi Tidak Kita Rasakan
Seri 29 : Observasi Untuk Memahami Bentuk Bumi
Seri 28 : Permukaan Air Melengkung
Seri 27 : Aliran Sungai Amazon
Seri 26 : Komentar dari Sahabat
Seri 25 : Buat Sahabatku (Kisah Kliwon menanggapi surat FE101 untuk Prof. dari LAPAN)
Seri 24 : Bukti Empiris Gravitasi
Seri 23 : Bukti Empiris Revolusi Bumi
Seri 22 : Bukti Empiris Rotasi Bumi
Seri 21 : Sejarah Singkat Manusia Memahami Alam Semesta

Seri 20 : Waktu Shalat 212
Seri 19 : Kecepatan Terminal
Seri 18 : Pasang Surut Air Laut
Seri 17 : Bisakah kita mengukur suhu sinar bulan?
Seri 16 : Refraksi
Seri 15 : Ayo Kita Belajar Lagi
Seri 14 : Perspektif
Seri 13 : Meluruskan Kekeliruan Pemahaman Gravitasi
Seri 12 : Teknik Merasakan Lengkungan Bumi
Seri 11 : Gaya Archimedes terjadi karena gravitasi
Seri 10 : Azimuthal Equidistant
Seri 9 : Ketinggian Matahari pada bumi datar
Seri 8 : Bintang Kutub membuktikan bumi bulat
Seri 7 : Satelit Membuktikan Bumi berotasi
Seri 6 : Rasi Bintang membuktikan bumi berputar dan berkeliling
Seri 5 : Gravitasi membuktikan bumi bulat
Seri 4 : Besi tenggelam dan Gabus terapung
Seri 3 : Gaya gravitasi sementara dirumahkan
Seri 2 : Bola Golf jadi Penantang
Seri 1 : Satelit yang diingkari