Senin, 05 Oktober 2009

Bara dan Api

Bara api dalam senyummu
Kuterbakar kemesrahanmu

Itu adalah lirik lagu pop di tahun 80-an. Ada juga lirik lagu dangdut Mansur S.

Panas bara api membakar kulitku
Lebih panas lagi oh terbakar hati

Satu lagi lirik lagu

Andai dipisah api dan bara
Tak akan goyah gelora cinta

Jika kita resapi ketiga lagu itu kita mendapat kesan seolah-olah bara dan api adalah satu.
Kalau ingat kata bara api, saya teringat ketika sedang bakar-bakar ikan dengan tetangga satu gang saat menunggu malam pergantian tahun. Memang saat ikan bawal segar terpanggang di atas api, kita melihat bahwa api dan bara itu adalah satu. Atau paling tidak keduanya berhubungan sangat erat, api berkobar di atas arang yang membara. Bahkan umumnya orang mengatakan ada bara ya ada api.
Satu hal yang harus kita ketahui sekarang. Bara dan api adalah dua hal berbeda bahkan sungguh sangat berbeda, berbeda dalam banyak hal. Kebetulan saja saat bakar ikan itu bara dan api kelihatan menyatu. Yang perlu diperhatikan adalah bara tidak menimbulkan api dan api bisa terjadi tanpa adanya bara.

Bara adalah benda yang radiasi gelombang elektromagnetiknya berada pada spektrum cahaya tampak (cahaya yang dapat dilihat oleh mata manusia, terbentang dari merah sampai violet). Harus kita ingat bahwa semua benda meradiasikan gelombang elektromagnetik, termasuk tubuh kita yang radiasinya pada daerah infra merah. Jangan heran, dalam gelap gulita tubuh kita juga akan terdeteksi oleh kamera infra merah sebagai bara. Yang menyebabkan perbedaan spektrum radiasi adalah temperatur benda tersebut. Bara atau benda yang membara terjadi karena temperaturnya berada pada tingkat tertentu sehingga menyebabkan radiasinya memasuki spektrum cahaya tampak.

Api adalah ruang tempat terjadinya reaksi kimia antara gas oksigen dan gas bahan bakar, ini disebut juga pembakaran. Api yang terlihat sebenarnya adalah energi panas yang dilepaskan saat reaksi berlangsung. Jadi bertemunya gas oksigen dan gas bahan bakar saja yang menyebabkan api, loh koq hanya sesama gas? Apakah zat padat dan cair tidak bisa terbakar? Zat padat dan zat cair tidak bisa terbakar !!! Loh koq??? Kalau ingin tahu mengapa demikian, ikuti terus Fisika di Sekitar Kita.

Agar lebih jelas saya terangkan perbedaan keduanya.

Bara

  1. Penyebab terjadinya adalah semata karena temperaturnya.
  2. Tempat terjadinya bisa di ruang tanpa oksigen bahkan bisa di ruang hampa, karena radiasi gelombang elektromagnetik tidak memerlukan perantara untuk merambat.
  3. Tidak terjadi reaksi kimia yang berarti.

Api

  1. Penyebabnya adalah energi panas yang dilepaskan saat terjadi reaksi gas oksigen dan gas bahan bakar.
  2. Tempat terjadinya di lingkungan yang mengandung gas oksigen.
  3. Terjadi reaksi kimia.
Soal arang yang membara dan api yang ditimbulkannya saat bakar-bakar ikan itu sebenarnya kejadiannya hanya kebetulan saja berbarengan. Arang membara karena memang temperaturnya cukup tinggi. Tapi ingat bara bukan api, kalau belum percaya juga, setelah makan bawal bakar, barangkali arang yang membara masih ada coba ambil. Kalau bisa arang yang membaranya full, tidak terlihat hitamnya tapi bara semuanya. Lalu bara arang itu dimasukan ke dalam air (agar suhunya turun) dan lihatlah. Ternyata arang itu kembali menghitam dan keras seperti sebelum membara. Ini membuktikan bahwa arang bukan terbakar, kalau terbakar tentu akan menjadi onggokan abu semuanya.

Kalau bisa bernyanyi mungkin api akan bernyanyi:

Walaupun bumi berkeping dua
Dalamnya laut bisa diduga
Jangan samakan aku dengannya
Aku tak silau melihat bara

CATATAN
Reaksi kimia adalah reaksi yang mengubah sifat kimia suatu zat.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Nice, ada lagu dangdutnya juga.., he he
Reaksi api nya saya kira tidak gas vs gas saja, tapi padat vs gas juga bisa saya kira. Pada arang contohnya, carbon (C) padat pada arang langsung bereaksi dgn oksigen menghasilkan CO2 secara berangsur angsur. Rasanya tidak ada carbon dalam bentuk gas.

SERI BUMI DATAR?

Bukti Empiris Revolusi Bumi + Pengantar
Bukti Empiris Rotasi Bumi + Pengantar
Bukti Empiris Gravitasi + Pengantar

Seri 43 : Bantahan Cerdas Penganut FE3

Seri 42 : Bantahan Cerdas Penganut FE 2
Seri 41 : Melihat Satelit ISS sedang mengorbit Bumi
Seri 40 : Bantahan Cerdas Penganut FE

Seri 39 : Arah Kiblat Membuktikan Bumi Bulat

Seri 38 : Equation Of Time

Seri 37 : Mengenal Umbra Penumbra dan Sudut Datang Cahaya

Seri 36 : Fase Bulan Bukan Karena Bayangan Bumi
Seri 35 : Percobaan Paling Keliru FE
Seri 34 : Analogi Gravitasi Yang Keliru
Seri 33 : Belajar Dari Gangguan Satelit
Seri 32 : Mengapa Horizon Terlihat Lurus?
Seri 31 : Cara Menghitung Jarak Horizon
Seri 30 : Mengapa Rotasi Bumi Tidak Kita Rasakan
Seri 29 : Observasi Untuk Memahami Bentuk Bumi
Seri 28 : Permukaan Air Melengkung
Seri 27 : Aliran Sungai Amazon
Seri 26 : Komentar dari Sahabat
Seri 25 : Buat Sahabatku (Kisah Kliwon menanggapi surat FE101 untuk Prof. dari LAPAN)
Seri 24 : Bukti Empiris Gravitasi
Seri 23 : Bukti Empiris Revolusi Bumi
Seri 22 : Bukti Empiris Rotasi Bumi
Seri 21 : Sejarah Singkat Manusia Memahami Alam Semesta

Seri 20 : Waktu Shalat 212
Seri 19 : Kecepatan Terminal
Seri 18 : Pasang Surut Air Laut
Seri 17 : Bisakah kita mengukur suhu sinar bulan?
Seri 16 : Refraksi
Seri 15 : Ayo Kita Belajar Lagi
Seri 14 : Perspektif
Seri 13 : Meluruskan Kekeliruan Pemahaman Gravitasi
Seri 12 : Teknik Merasakan Lengkungan Bumi
Seri 11 : Gaya Archimedes terjadi karena gravitasi
Seri 10 : Azimuthal Equidistant
Seri 9 : Ketinggian Matahari pada bumi datar
Seri 8 : Bintang Kutub membuktikan bumi bulat
Seri 7 : Satelit Membuktikan Bumi berotasi
Seri 6 : Rasi Bintang membuktikan bumi berputar dan berkeliling
Seri 5 : Gravitasi membuktikan bumi bulat
Seri 4 : Besi tenggelam dan Gabus terapung
Seri 3 : Gaya gravitasi sementara dirumahkan
Seri 2 : Bola Golf jadi Penantang
Seri 1 : Satelit yang diingkari