Selasa, 13 Oktober 2009

Melindungi Panas

Panas lawannya dingin. Itu kata guru bahasa Indonesia. Keduanya adalah kata keadaan yang biasanya digunakan untuk menerangkan keadaan suatu benda. Misalnya ungkapan "kopi di meja masih panas", "Di puncak hawanya dingin", "hatinya sedingin salju" dan sebagainya.

Ukuran apa yang dijadikan sebagai standar dalam kita menetapkan sesuatu itu adalah panas atau dingin?
Panas-dingin agak berbeda kasusnya dengan jauh-dekat. Dalam hal jauh-dekat kadang kita mengatakan suatu jarak dari A ke B itu jauh namun pada kondisi lain kita mengatakan jarak dari A ke B itu dekat, bergantung pada konteksnya. Dalam hal panas-dingin kita tidak pernah mengatakan air yang mendidih itu dingin, atau sebongkah batu es itu panas.

Ukuran yang dijadikan standar dalam menentukan panas atau dingin barangkali adalah suhu tubuh kita sendiri. Telah kita ketahui bahwa manusia adalah berdarah panas, manusia selalu mempertahankan suhu tubuhnya pada kisaran 37 derajat Celcius. Kita selalu mengatakan air mendidih adalah panas sebab memiliki suhu 100 derajat celcius, lebih tinggi dari pada suhu tubuh kita dan juga es adalah dingin sebab suhu es lebih rendah dari pada suhu tubuh kita. (Mengapa kita merasakan panas atau dingin ? Ikuti terus Fisika di sekitar kita.)

Pertanyaan yang paling penting seputar panas dan dingin adalah "apakah benda yang kita katakan dingin itu berarti tidak memiliki panas?" Seperti yang sudah dijelaskan pada artikel sebelumnya, bahwa benda apapun di alam ini pasti memiliki panas. Bahkan 1 meter kubik batu es yang kita katakan dingin itu bisa jadi lebih panas daripada secangkir kopi panas yang kita nikmati setiap pagi. Kalau begitu apa yang disebut dengan dingin?

Fisika tidak mengenal istilah dingin, jadi kalau kita membicarakan bagaimana melindungi panas berarti itu juga sudah termasuk melindungi dingin. Melindungi panas yang saya maksud di sini adalah mempertahankan panas suatu benda atau sistem dari pengaruh lingkungan. Artinya tidak ada aliran/pertukaran panas baik dari sistem ke lingkungan atau dari lingkungan ke sistem. Istilah keminternya (sok pinternya) adalah 'adiabatis'.

Topik yang kita bicarakan ini bukanlah hal yang tinggi atau terlalu jauh, sama sekali tidak!! Sebab hampir setiap hari di dapur kita melakukannya, menyimpan air mendidih dalam thermos. Juga kalau kita kehausan di jalan lalu minggir sebentar di warung minuman, dan langsung mengambil minuman dari 'kotak minuman' yang dingin. Keduanya thermos dan kotak minuman adalah alat yang dibuat untuk mempertahankan panas benda apapun yang ada di dalamnya.

Bagaimana cara kerjanya?

Di dalam thermos, molekul air iri hati melihat lingkungan di sekitarnya lebih 'nyaman' (lebih rendah temperaturnya). Tentu saja molekul air berusaha mencapai keadaan yang 'nyaman' (menyamakan suhu dengan lingkungan), apalagi apa-apa yang ada di lingkungannya juga sudah memanggil-manggil bersiap menerima sesuatu (panas) yang akan diberikan oleh air. Namun sayang usaha air itu mengalami rintangan.

Tiga jalan yang tersedia semuanya sulit dilalui.

Jalan pertama adalah kesempatan buat molekul air yang ada di permukaan untuk menguap telah ditutup rapat oleh tutup thermos, sehingga menghalangi proses konveksi. Seandainya tutup dibiarkan terbuka, air di permukaan akan menguap sehingga menurunkan suhu di permukaan, akibatnya air di permukaan yang memiliki suhu lebih rendah akan turun sampai dasar thermos. Jika proses ini berlanjut maka suhu keseluruhan air dalam thermos akan menurun. Dengan ditutupnya thermos, walaupun ada rongga antara permukaan air dengan tutup thermos namun uap air tidak bisa kabur ke udara, akibatnya kelembaban udara dalam rongga meningkat sampai titik jenuh yang menghalangi proses penguapan lebih lanjut.

Sebenarnya molekul air bergembira karena dinding thermos biasanya terbuat dari gelas (kita menyebutnya kaca), walaupun daya hantarnya tidak sebagus logam tapi masih memungkinkan panas pada air untuk pindah ke dinding secara konduksi. Namun kegembiraan itu tidak berlangsung lama sebab setelah panas mencapai tepi dinding bagian luar ternyata di situ tidak ada apa-apa alias hampa. Walaupun sebelah luar ruang hampa itu juga dinding kaca namun panas tidak mungkin bisa mencapainya sebab tidak ada yang mengantarnya. Panas tidak bisa berpindah secara konduksi pada ruang hampa. Jalan kedua ini juga amat berat dilalui.

Masih ada satu kesempatan lagi buat air untuk bisa senyaman lingkungannya yaitu dengan cara meradiasikan gelombang elektromagnetik. Tapi namanya juga sudah diskenariokan, tetap saja air dalam thermos harus tetap gigit jari menunggu waktu yang panjang untuk bisa setara dengan lingkungannya. Apa hendak dikata radiasi yang dikeluarkannya ternyata berbalik menyerangnya, sebab dinding thermos itu mengkilap seperti cermin. Ya Nasib.....

Satu hal yang harus kita ketahui, di dunia ini tidak ada sistem atau alat yang efisiensinya 100%, jadi sebaik dan seteliti apapun thermos dibuat tetap saja ada pertukaran panas dengan lingkungannya. Yang terpenting adalah bagaimana membuat alat pelindung panas ini dengan se-efisien mungkin. Artinya panas tetap terjaga dalam waktu yang lama atau selama mungkin.

CATATAN
  1. Penguapan menyebabkan turunnya suhu sistem/benda/zat (ini diterapkan pada prinsip kerja AC)
  2. Semakin tinggi kelembaban udara, semakin sulit terjadi penguapan. Itulah mengapa kita merasa kegerahan saat hendak turun hujan, sebab saat itu kelembaban udara meningkat sehingga menghalangi keringat kita untuk menguap.

Tidak ada komentar:

SERI BUMI DATAR?

Bukti Empiris Revolusi Bumi + Pengantar
Bukti Empiris Rotasi Bumi + Pengantar
Bukti Empiris Gravitasi + Pengantar

Seri 43 : Bantahan Cerdas Penganut FE3

Seri 42 : Bantahan Cerdas Penganut FE 2
Seri 41 : Melihat Satelit ISS sedang mengorbit Bumi
Seri 40 : Bantahan Cerdas Penganut FE

Seri 39 : Arah Kiblat Membuktikan Bumi Bulat

Seri 38 : Equation Of Time

Seri 37 : Mengenal Umbra Penumbra dan Sudut Datang Cahaya

Seri 36 : Fase Bulan Bukan Karena Bayangan Bumi
Seri 35 : Percobaan Paling Keliru FE
Seri 34 : Analogi Gravitasi Yang Keliru
Seri 33 : Belajar Dari Gangguan Satelit
Seri 32 : Mengapa Horizon Terlihat Lurus?
Seri 31 : Cara Menghitung Jarak Horizon
Seri 30 : Mengapa Rotasi Bumi Tidak Kita Rasakan
Seri 29 : Observasi Untuk Memahami Bentuk Bumi
Seri 28 : Permukaan Air Melengkung
Seri 27 : Aliran Sungai Amazon
Seri 26 : Komentar dari Sahabat
Seri 25 : Buat Sahabatku (Kisah Kliwon menanggapi surat FE101 untuk Prof. dari LAPAN)
Seri 24 : Bukti Empiris Gravitasi
Seri 23 : Bukti Empiris Revolusi Bumi
Seri 22 : Bukti Empiris Rotasi Bumi
Seri 21 : Sejarah Singkat Manusia Memahami Alam Semesta

Seri 20 : Waktu Shalat 212
Seri 19 : Kecepatan Terminal
Seri 18 : Pasang Surut Air Laut
Seri 17 : Bisakah kita mengukur suhu sinar bulan?
Seri 16 : Refraksi
Seri 15 : Ayo Kita Belajar Lagi
Seri 14 : Perspektif
Seri 13 : Meluruskan Kekeliruan Pemahaman Gravitasi
Seri 12 : Teknik Merasakan Lengkungan Bumi
Seri 11 : Gaya Archimedes terjadi karena gravitasi
Seri 10 : Azimuthal Equidistant
Seri 9 : Ketinggian Matahari pada bumi datar
Seri 8 : Bintang Kutub membuktikan bumi bulat
Seri 7 : Satelit Membuktikan Bumi berotasi
Seri 6 : Rasi Bintang membuktikan bumi berputar dan berkeliling
Seri 5 : Gravitasi membuktikan bumi bulat
Seri 4 : Besi tenggelam dan Gabus terapung
Seri 3 : Gaya gravitasi sementara dirumahkan
Seri 2 : Bola Golf jadi Penantang
Seri 1 : Satelit yang diingkari