Pembuat
video bumi datar menyatakan bulan memiliki cahaya sendiri dan cahaya bulan
memiliki sifat dingin atau lebih dingin dari pada saat tidak ada cahaya bulan.
Soal bulan memiliki cahaya sendiri itu adalah teori yang jelas-jelas
keliru. Tidak ada sama sekali bukti
ilmiah yang mendukung teori itu. Bahkan
Aristoteles pencetus teori geosentris abad 3 SM sudah mengerti bahwa fase-fase
bulan saat gerhana bulan terjadi karena bayangan bumi, atau artinya bulan tidak mempunyai cahaya
sendiri.
Saya
tertarik dengan percobaan yang ditunjukkan di video bumi datar mengenai
mengukur suhu sinar bulan. Tertarik
karena seumur-umur baru kali ini ada orang yang mengukur suhu sinar atau cahaya. Tertarik
karena pernyataan ‘sinar bulan lebih
dingin daripada tidak ada sinar bulan’.
Seperti ini screenshot videonya.
Setidaknya
ada tiga kekeliruan di sini. Pertama
bulan memiliki cahaya sendiri. Kedua
cahaya atau sinar bulan bisa diukur temperaturnya. Ketiga Sinar bulan lebih dingin dari pada
tidak ada sinar bulan. Mari sahabat kita bahas satu persatu kekeliruan
tersebut.
Bulan memiliki cahaya sendiri
Bulan tidaklah memiliki cahaya
sendiri. Bukti bahwa bulan tidak
memiliki cahaya sendiri cukup banyak.
Pendaratan manusia di bulan adalah salah satu bukti bahwa bulan tidak
bercahaya. Bukti lainnya adalah
terjadinya fase-fase bulan saat gerhana bulan. Saat terjadi gerhana
bulan, cahaya dari matahari yang menuju bulan terhalang oleh bumi,
akibatnya terlihat bayangan bumi. Bukti berikutnya
adalah foto-foto bulan yang menunjukkan wajah bulan yang tidak
bercahaya.
Pada video bumi datar sendiri,
pembuat video ternyata teledor menampilkan wajah bulan yang tidak
bercahaya. Seperti ini wajah separuh
bulan yang ada di video bumi datar.
Terlihat
wajah bulan yang penuh dengan lubang akibat sering diseruduk meteor karena
tidak dilindungi atmosfer. Kemungkinan
video ini diambil saat siang hari. Sebagian bulan yang tidak terlihat tentu
saja berwarna biru sebagaimana warna langit, karena tidak ada cahaya pantulan
dari separuh bulan tersebut yang sampai ke bumi. Keraguan yang disampaikan pembuat video
kenapa separuh bulan berwarna biru akibat dari ketidakfahaman Beliau.
Cahaya atau sinar bisa diukur suhunya
Suhu
atau temperatur adalah derajat panas suatu benda. Atau bisa juga saya artikan suhu adalah
rata-rata tingkat kebringasan molekul atau zat penyusun suatu benda. Pada suhu 0 Kelvin molekul benda sama sekali
tidak bergerak, dan ketika suhunya meningkat gerakan molekul akan semakin
lincah. Ketika kita mengukur suhu suatu
benda sebenarnya kita sedang mengukur seberapa bringas atau lincah
molekul-molekul benda tersebut. Ukuran
yang kita ambil adalah nilai rata-ratanya karena setiap molekul tidak memiliki
kelincahan yang seragam. Lebih jelasnya silakan baca artikel sebelumnya tentang
panas dan temperatur.
Sekarang
mari kita bahas tentang cahaya. Pertama
kita mulai dari gelombang elektromagnetik.
Gelombang elektromagnetik adalah gelombang transversal yang memiliki dua
komponen getar sekaligus yaitu komponen elektro (listrik) dan komponen magnet
yang arahnya saling tegak lurus terhadap arah rambat.
Gelombang elektromagnetik dapat merambat
pada ruang vakum, atau artinya gelombang ini tidak memerlukan media untuk
merambat. Cepat rambat gelombang elektromagnetik di ruang vakum adalah 3 x 108
m / detik.
Gelombang elektromagnetik dapat
dikelompokkan berdasarkan pada panjang gelombangnya sebagai berikut.
Gelombang Radio
Gelombang
radio memiliki panjang gelombang dari rentang ratusan meter hingga beberapa
cm. Atau frekuensinya sekitar ribuan
Hertz sampai gigahertz. Gelombang ini banyak digunakan sebagai sarana
komunikasi seperti radio AM, SW, dan FM, ORARI, televisi VHF dan UHF dan juga handphone.
Contoh sinyal handphone GSM menggunakan frekuensi 1800 Mhz berarti
panjang gelombangnya adalah 0,167 meter
atau 16,7 cm.
Panjang gelombang = cepat rambat / frekuensi
Gelombang Mikro
Gelombang mikro memiliki panjang
gelombang dari cm sampai beberapa mikrometer.
Gelombang ini digunakan pada pemanas microwave dan juga digunakan untuk
RADAR.
Infra Merah
Infra merah memiliki panjang gelombang
dari micrometer hingga tiga ratusan nanometer.
Infra merah sering digunakan sebagai sistem sensor (sistem detektor) dan
juga digunakan pada remote kontrol peralatan elektronik.
Cahaya tampak
Cahaya tampak adalah gelombang
elektromagnetik yang dapat dilihat oleh mata manusia dengan
panjang gelombang dari merah sampai ungu.
Sinar Ultra ungu
Sinar ini memiliki panjang
gelombang 100 nm sampai 380 nm. Sinar ini berbahaya bagi tubuh manusia,
matahari menghasilkan sinar ini, namun sebagian besar diserap oleh lapisan
ozon.
Sinar X
Sinar
X memiliki panjang gelombang dari beberapa nanometer hingga beberapa
pikometer. Sinar X berguna untuk foto
rontgen karena daya tembus sinar ini cukup kuat. Namun sinar ini dapat merusak sel hidup
sehingga penggunaan pada tubuh manusia harus dibatasi.
Sinar Gamma
Panjang gelombang sinar ini sudah lebih
kecil dari pikometer. Sinar ini
dihasilkan oleh reaksi pada inti atom.
Nah sekarang kita sudah faham bukan
bahwa cahaya adalah salah satu dari spektrum gelombang elektromagnetik.
Cahaya tidak beda dengan sinyal HP dan sinyal radio, yang membedakan
adalah panjang gelombangnya. Sekarang kita lanjutkan dengan sifat-sifat
cahaya dan karekteristik atau besar-besaran apa saja yang bisa diukur.
Cahaya
memiliki sifat dualisme partikel-gelombang artinya terkadang cahaya bersifat
seperti partikel dan kadang bersifat gelombang tergantung dari peristiwa apa
yang sedang terjadi. Cahaya bersifat
sebagai gelombang misalnya pada peristiwa pembiasan dan pemantulan. Cahaya
bersifat sebagai partikel misalnya pada perisitiwa efek fotolistrik di mana
cahaya berlaku seperti bola-bola kecil (gotri) yang ditembakkan ke sebuah
material.
Cahaya
dapat memiliki beberapa panjang gelombang, contohnya cahaya putih adalah cahaya
yang terdiri dari warna merah sampai ungu.
Cahaya yang seperti ini disebut cahaya polikromatis. Contoh cahaya ini
adalah cahaya matahari. Sedangkan cahaya yang hanya memiliki satu panjang
gelombang yang dominan disebut cahaya monokromatis. Contoh cahaya monokromatis adalah cahaya yang
sudah melalui filter warna seperti cahaya merah, biru dsb. Alat untuk mengukur berapa besarnya
komposisi spektrum masing-masing warna pada cahaya polikromatis adalah
spektrofotometer.
Intensitas
cahaya adalah daya yang dipancarkan cahaya per-satuan luas. Intensitas cahaya berbanding terbalik dengan
jarak kuadrat sumber dengan objek. Untuk
mengukur intensitas cahaya digunakan alat luxmeter bisa juga fotometer atau
spektrofotometer.
Temperatur
warna cahaya adalah derajat yang menunjukkan warna cahaya berdasarkan radiasi
benda hitam. Sudah kita mengerti bahwa
semua benda akan meradiasikan panasnya dalam bentuk gelombang elektromagnetik.
Pada temperatur tertentu radiasi yang dipancarkan dapat berupa cahaya
tampak. Misalnya baja yang dipanaskan
pada temperatur tertentu dapat meradiasikan cahaya biru.
Inilah
yang dimaksud temperatur warna cahaya.
Misalnya cahaya dari lampu bohlam yang agak kekuningan tentu memiliki
temperatur warna yang berbeda dengan cahaya dari lampu neon. Temperatur warna sangat dimengerti oleh orang
yang bergerak di bidang fotografi.
Fotografer professional tentu akan memperhitungkan temperatur warna
cahaya saat hendak mengambil gambar.
Alat ukur temperatur cahaya kadang sudah terintegrasi dengan alat ukur
intensitas cahaya.
Radiasi
cahaya adalah paparan energi cahaya yang
mengenai sebuah benda. Tingkat radiasi
bergantung pada daya serap bahan yang terpapar dan lamanya waktu radiasi. Radiasi cahaya diukur dengan cara
meradiasikan cahaya pada benda sebagai sensor dalam selang waktu tertentu dan
mengukur suhu benda tersebut. Dengan
mengetahui daya serap bahan dan lamanya pemaparan dapat dihitung tingkat
radiasi cahaya yang mengenainya.
Sampai
di sini kita sudah faham dengan karakteristik cahaya bukan. Nah Sekarang bagaimana jika ada orang yang
mengklaim melakukan pengukuran suhu sinar bulan? Bagaimana caranya? Apakah dengan cara langsung menyinari
termometer pada bagian sensornya? Dengan
mengetahui definisi temperatur dan mengetahui sifat-sifat cahaya tentu kita
bisa menjawab bahwa hal itu tidak mungkin bisa dilakukan. Jadi alangkah ajaibnya bila ada orang yang
bisa mengukur suhu cahaya. Ini bisa
masuk keajaiban dunia yang kedelapan. Tentu
kita boleh bertanya berapa derajat celcius suhu cahaya matahari saat pagi,
siang dan petang?
Walaupun cahaya bisa berasal dari
radiasi panas namun cahaya sendiri bukanlah panas, cahaya adalah energi dalam
bentuk gelombang yang sedang merambat. Kita merasakan cahaya matahari terasa
panas akibat molekul-molekul di dalam tubuh kita menyerap energi dari cahaya
sehingga molekul tersebut kegirangan dan
joged-joged atau kalau yang sebelumnya sedang berjoged, jogedannya semakin
menjadi-jadi. Begitu juga dengan
benda-benda yang terkena cahaya, suhunya tentu akan meningkat karena molekul-molekul
benda tersebut terprovokasi cahaya sehingga semakin beringas, sama seperti demonstrasi
yang tak terkendali akibat provokasi yang sengaja dilakukan oleh provokator.
Sinar bulan lebih dingin dari tidak ada sinar
Benda
yang mendapatkan cahaya tentu saja temperaturnya akan meningkat. Cahaya adalah energi dalam bentuk
gelombang. Benda yang terkena cahaya
tentu akan menyerap energi cahaya tersebut dan mengubahnya menjadi energi panas
yang ditandai dengan kenaikan temperatur akibat partikel dalam benda tersebut
menjadi lebih aktif. Apakah bisa berlaku
sebaliknya atau benda yang terkena cahaya suhunya akan turun? Tentu saja tidak
bisa, karena melanggar hukum kekekalan energi.
Lalu bagaimana pembuat video bumi
datar mendapatkan hasil percobaan yang seperti itu? Banyak faktor yang
menyebabkan demikian. Faktor lingkungan kemungkinan besar tidak
diperhitungkan. Cara mengambil data yang
salah juga bisa, misalnya termometer tembak ditembakan saat bulan
purnama. Tentu kita bertanya, itu termometer ditembakkan
ke mana? Jika dikatakan suhu saat
purnama lebih dingin 6 derajat, dibandingkan dengan pengukuran kapan?
Apakah
dibandingkan dengan saat bukan bulan purnama? Waduh. Benar-benar
kebangetan tidak faham.
Penutup
Percobaan
atau kalau di sekolah dan universitas disebut praktikum telah biasa dilakukan
oleh jutaan pelajar dan mahasiswa. Di
dalam praktikum kita diajarkan bagaimana cara melakukannya seperti mempelajari
teori atau hukum yang melandasi praktikum tersebut, tujuan dilakukannya
praktikum, peralatan atau alat ukur apa yang bisa digunakan, metode atau cara
pengambilan data, mempelajari pengaruh lingkungan seperti tekanan atmosir, suhu
ruang, kelembaban udara, kecerahan cahaya ruang dsb, dan juga cara membuat
laporan praktikum.
Teori
dasar yang melandasi sebuah praktikum amatlah penting. Sebab berangkat dari teori inilah sebuah
praktikum bisa dilakukan. Dalam sebuah
laporan praktikum, teori dasar harus dicantumkan. Teori dasar berisi antara lain teori-teori
dasar dan hukum-hukum sains yang berhubungan dengan tema praktikum, kadang juga
dijelaskan definisi besaran-besaran yang berhubungan dengan praktikum.
Misalkan
kita akan melakukan praktikum untuk mengukur besar arus listrik yang mengalir
dalam sebuah hambatan. Tujuan dari
praktikum ini adalah untuk mencari hubungan antara tegangan dan arus, juga
untuk membuktikan hukum ohm. Di dalam
teori dasar harus kita menjelaskan pengertian arus listrik, tegangan dan hambatan,
juga teori dasar kelistrikan misalnya teori rangkaian dan tidak kalah
pentingnya adalah hukum ohm.
Nah sampai di sini kita tahu bahwa
sebuah percobaan harus dilandasi dengan sebuah teori yang sesuai. Percobaan untuk mengukur suhu cahaya adalah
sebuah percobaan yang berangkat dari sebuah pemahaman teori yang salah. Orang yang melakukan percobaan ini
benar-benar tidak mengerti dengan apa yang akan diukurnya. Dan tentunya hanya kata “prihatin” yang bisa
kita katakan ketika orang dengan kompetensi seperti ini berteori tentang “mitos
gravitasi”, bumi datar, matahari dan bulan dekat. Semoga beliau mau belajar lagi.
JADI MASIHKAH PERCAYA BUMI DATAR?
8 komentar:
Mas Ilmu Kucari, Saya blm benar2 faham tentang gelombang electromagnetic atau cahaya ini. Yang saya fahami, bahwa gelombang hanyalah suatu bentuk gerakan berpola yg merambat secara beraturan berkesinambungan yang terjadi pada suatu medium sebagai reaksi Dari penambahan energy atau gaya tiba2 di suatu titik pada medium tersebut. Jika kita menyebut cahaya sebagai suatu gelombang, maka harus ada medium yg digetarkan, tapi selalu disebut tidak perlu medium, makanya hal yg berbeda ini membuat saya bingung. Saya lbh sreg kalau cahaya adalah suatu pancaran (radiasi) partikel cahaya (photon) yang keluar dari suatu sumber cahaya secara berpola atau bergelombang. Pengertian INI bagi Saya lbh masuk akal. Seperti halnya bunyi adalah udara yg bergetar, sedangkan cahaya adalah photon yg bergetar. Mohon penjelasanya. Terima kasih.
Menarik sekali diskusi dari Mas Sanusi.
Cahaya memiliki sifat dualisme partikel-gelombang artinya terkadang cahaya berprilaku sebagai gelombang dan kadang sebagai partikel, tergantung dari peristiwa apa yang sedang terjadi.
Gelombang adalah energi yang sedang merambat melalui medium yang bergerak bolak-balik membentuk puncak dan lembah. Medium tersebut tidak merambat, hanya bergerak bolak-balik (bergetar) yang merambat adalah energinya. Seperti energi yang merambat pada tali yang satu ujungnya diikat di tiang dan satu ujungnya digoyang, energi akan merambat pada tali, sedang talinya sendiri tidak merambat hanya bergetar.
Hal khusus terjadi pada cahaya. Cahaya memiliki komponen getar sendiri yaitu komponen getar listrik dan getar magnet, sehingga cahaya tidak memerlukan medium untuk merambat.
Bukti bahwa cahaya berprilaku sebagai gelombang misalnya pada peristiwa difraksi, polarisasi, refraksi dan pemantulan. Pada peristiwa difraksi terjadi pola terang dan gelap yang menunjukkan terjadinya perpaduan gelombang yang saling melemahkan saat berbeda fase dan saling menguatkan saat sefase. Pada peristiwa polarisasi, arah komponen getar dapat diseragamkan dan diputar misalnya pada teknologi layar LCD.
Bukti bahwa cahaya berprilaku sebagai partikel adalah pada peristiwa efek fotolistrik. Pada peristiwa efek fotolistrik cahaya bertindak sebagai partikel seperti bola-bola kecil. Efek fotolistrik biasanya terjadi saat kita menembakkan cahaya pada sebuah plat logam sehingga elektron pada plat akan terlempar keluar.
Mengapa pada peristiwa efek fotolistrik, cahaya harus dianggap sebagai partikel ?
Energi minimal yang diperlukan untuk melepaskan elektron pada logam ternyata tidak tergantung pada intensitas cahaya tapi bergantung pada frekuensinya. Jadi berapapun besar intensitas cahaya yang mengenai plat tidak akan mampu melepaskan elektron selama frekuensinya masih di bawah frekuensi minimum. Ini mengindikasikan bahwa cahaya tidak berprilaku sebagai gelombang tapi sebagai partikel-partikel kecil dengan energi terkuantisasi yang besarnya sebanding dengan frekuensinya. Besar energi partikel ini sama dengan frekuensi dikali konstanta plank.
Partikel cahaya tersebut terkenal dengan nama foton. Dalam praktikum efek fotolistrik seperti yang pernah saya lakukan saat kuliah dulu, elektron yang terlempar itu ditangkap dan dialirkan ke penghantar dan menjadi arus listrik. Makanya peristiwa tersebut dinamakan efek fotolistrik. Efek fotolistrik ditemukan oleh Einstein dan dengannya Einstein mendapat hadiah Nobel. Efek fotolistrik menandai awal masa fisika kuantum, yang mulai mengenal energi yang terkuantisasi (energi dalam bentuk paket-paket bukan dalam bentuk gelondongan).
Jadi memang benar cahaya bisa juga disebut foton. Makanya hasil jepretan dari kamera kita sebut foto, berasal dari kata foton yang berarti cahaya.
Foton itu sebenarnya adalah cahaya yang berprilaku sebagai partikel. Pada prinsipnya cahaya adalah energi yang sedang merambat maka ketika energinya diserap foton akan berubah menjadi bentuk energi lain, misalnya menjadi panas atau energi kinetik pada elektron yang terlempar dsb.
Tentu saja karena foton adalah cahaya maka kecepatannya juga sama dengan kecepatan cahaya.
Nah seperti itu Mas Sanusi, Dan ini juga sekaligus tanggapan pada seri ke-35, jadi saya tidak membalas di sana. semoga bermanfaat.
Terima kasih atas penjelasanya Mas Ilmu Kucari, cuma Saya masih blm juga faham nih, hehe, terutama di penjelasan paraghrap ke 3 bahwa cahaya memiliki komponen getar sendiri, yaitu komponen getar listrik Dan komponen getar magnet. Yang dimaksud komponen getar listrik disini itu APA ya? Apakah Maksudnya Medan listrik kah? Dan Komponen getar magnet di sini itu APA? Apakah maksudnya medan magnet kah? Kalaupun itu yg dimaksud adalah 'medan', koq rambatanya bisa sangat jauh ya? Saya malah lebih faham yg disebut gelombang gravitasi yg baru2 ini dilaporkan terdeteksi, dimana komponen/medium yg bergelombang (bergetar) adalah ruang-waktu. Terima kasih sebelumnya, maaf merepotkan.salam
Betul memang komponen getar pada gelombang elektromagnetik termasuk cahaya adalah medan magnet dan medan listrik. Pada dasarnya cahaya adalah energi yang sedang merambat. Cahaya bukan saja dapat menempuh jarak yang sangat jauh bahkan cahaya dapat menempuh jarak tak berhingga selama energinya tidak diserap oleh materi lain, ini sesuai dengan hukum kekekalan energi.
Mari kita bayangkan, kita mempunyai sumber gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang 3 meter. Gelombang elektromagnetik tersebut kita tembakan selama 1 detik ( Kecepatan gelombang elektromagnetik adalah sama dengan kecepatan cahaya ). Maka akan terbentuk berkas sepanjang 300 juta meter yang berisi 100 juta gelombang (dg 2 komponen getar) yang melintasi ruang-waktu. Berkas tersebut akan terus bergerak sampai jarak tak berhingga selama tidak menabrak materi lain.
Oh ya, saya jadi teringat tantangan Mas Sanusi untuk membuat kamera yang dapat memotret masa lalu. Salah satu caranya yaitu kita harus dapat mengejar dan menangkap berkas cahaya masa lalu tersebut yang mungkin masih dan sedang melintasi ruang-waktu. Ini sudah diterapkan, ketika kita memotret matahari, sebenarnya kita sedang memotret masa lalu matahari, yaitu keadaan matahari 7 atau 8 menit yang lalu.
Apakah artinya energy bisa merambat secara bebas tanpa melibatkan massa? Apakah ada fenomena rambatan energi lain yang seperti fenomena cahaya?
Oh iya tantangan Saya masih berlaku ya, karena untuk menangkap cahaya masa lalu yang masih sedang bergerak sepertinya hanya ada di luar angkasa, impossible ngejarnya. Heheh. Dan Iya sih, sebenarnya kita selalu memotret dan melihat masa lalu, tapi itu tergantung jarak benda, semakin jauh semakin lama masanya. Jadi tantangan Saya msh berlaku ya, hehe
Bentuk-bentuk energi lain memang harus melibatkan massa untuk bisa berpindah atau mengalir. Misalnya energi panas yang mengalir dengan tiga cara, dua diantaranya melibatkan massa atau medium yaitu konduksi dan konveksi, sementara satunya tidak memerlukan medium atau massa yaitu dengan cara radiasi dalam bentuk gelombang elektromagnetik.
Hmmm, kalau begitu energi emang benar2 sangat pintar berpindah Dan berubah bentuk. Tak ada cara lain, massa/medium pun, bikin cara/medium versi sendiri, yaitu gelombang elektromagnet. (kesimpulan saya)
Ya memang itulah cahaya. Salah satu fungsi sains adalah menjelaskan gejala-gejala di alam dengan membuat model beserta seperangkat teori, rumus, hukum dan penjelasannya. Penjelasan yang paling baik dengan mengkuti kaedah-kaedah dalam sains, itulah yang diterima. Untuk masalah cahaya, saat ini penjelasan yang paling baik ya seperti itu. Kalau suatu hari nanti ada penjelasan yang lebih baik lagi tentu ada peluang untuk diterima.
Begitu juga dengan bentuk bumi, tata surya dan alam semesta. Tinggal diuji saja mana yang bisa menjelaskan berbagai macam gejala dan fenomena alam yang kita lihat dan rasakan sehari-hari. Mana yang penjelasannya paling baik itulah saat ini yang diterima. Jika suatu hari nanti ada yang membuat model yang bisa menjelaskan dengan lebih baik, tentu memilki peluang untuk bisa diterima.
Posting Komentar