Kesalahan
fatal
penggemar bumi datar dalam memahami gravitasi adalah menganalogikan
gaya
gravitasi bumi dengan suatu tenaga yang dihasilkan oleh mesin. Menurut
mereka bila suatu mesin mampu menarik
beban yang sangat berat maka sudah pasti mesin itu akan lebih mampu lagi
untuk
membuat benda ringan tak berkutik.
Beberapa contoh yang diajukan antara lain jika gravitasi bumi mampu
menarik bulan tidak mungkin burung mampu mengatasi gravitasi bumi dan
bisa
terbang di udara dengan bebas. Tidak munngkin manusia mampu berjalan
dengan ringan. Tidak mungkin gelas berisi air bila kita goyang airnya
akan
tumpah.
Kesalahan
tersebut
terjadi karena mereka belum memahami konsep gravitasi. Konsep paling
fundamental yang harus difahami adalah bahwa gaya
gravitasi merupakan gaya interaksi
antara dua massa benda. Gravitasi tidak
bisa dianalogikan dengan sebuah kekuatan tunggal yang hanya dimiliki
oleh sebelah
pihak untuk menarik pihak lain. Gaya
gravitasi terjadi akibat interaksi kedua massa benda tersebut. Hal ini
sudah dinyatakan secara tegas dan
jelas di dalam hukum gravitasi Newton.
"Setiap objek di alam semesta
menarik setiap benda lainnya dengan sebuah gaya melalui garis lurus yang
berasal dari masing-masing pusat massa benda yang sebanding dengan massa keduanya
dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak kedua pusat massa benda".
Perhatikan bahwa setiap benda bermassa menarik benda
bermassa lainnya. Bukti Empirisnya
silakan lihat di seri ke-24 Bukti Empiris Gravitasi. Saat bumi menarik burung maka burung pun
menarik bumi, karena burung juga memiliki massa. Besarnya gaya tarik-menarik yang terjadi antara bumi dan burung adalah
sama. Jika kita misalkan massa burung
adalah 500gr, bisa kita hitung gaya yang terjadi antara bumi dan burung.
F = G.M.m/R2
G = 6,67 x 10-11 N m2/kg2
M = Massa bumi = 5,97 x 1024 kg
m = Massa burung = 0,5 kg
R = Jari-jari bumi = 6,37 x 106 m
Jika kita memasukan angka tersebut ke dalam rumus diperoleh angka pendekatan
sekitar 5 Newton. (Silakan gunakan kalkulator)
Bumi akan menarik burung dengan gaya sebesar 5 Newton
dan burung pun akan menarik bumi dengan gaya 5 Newton juga.
Percepatan yang dialami burung adalah gaya dibagi massa
burung atau 5 Newton dibagi 0,5kg sama dengan 10 m/dt2.
Percepatan yang dialami bumi adalah gaya dibagi massa
bumi atau 5 Newton dibagi 5,97 x 1024 kg sekitar 0,8 x10-24
m/dt2. Ini angka yang sangat
kecil, jadi percepatan yang dialami bumi akibat ditarik oleh burung mendekati
nol.
Sekarang mari kita hitung gaya tarik-menarik yang
terjadi antara bumi dan bulan. Massa
bulan adalah 7,35 x 1022 kg dan jarak rata-rata dari bumi adalah 3,84
x 108 meter. Dengan
menggunakan rumus hukum gravitasi Newton
kita peroleh gaya tarik-menarik antara bumi dan bulan adalah sebesar 1,98 x 1020
Newton. Perhatikan bahwa gaya
tarik-menarik bumi-bulan jauh lebih besar dari pada gaya tarik-menarik
bumi-burung yang hanya sebesar 5 Newton.
Dari sini kita
sudah faham bahwa gaya interaksi yang terjadi antara bumi dan burung harus dihitung
menggunakan massa bumi dan burung.
Begitu pun gaya gravitasi yang terjadi antara bumi dan bulan tentu
dihitung menggunakan massa bumi dan massa bulan yang tentu jauh lebih besar
dari pada interaksi bumi-burung. Jadi kesimpulannya
gaya gravitasi bukanlah suatu tenaga tunggal yang menarik pihak lain tetapi
adalah gaya interaksi dua massa benda yang keduanya memiliki andil dalam
menentukan berapa besar gaya yang terjadi.
Mengapa bumi dan bulan tidak saling mendekat akibat
adanya gaya tarik tersebut? Itulah Maha
Kuasa Allah SWT yang begitu telitinya mendesain alam semesta. Bulan diberi kecepatan awal yang tepat dengan
arah tegak lurus terhadap gaya tarik sehingga menghasilkan gerak mengorbit.
Saat mengorbit, bulan menghasilkan gaya sentripetal yang besarnya sama dengan
gaya tarik tersebut sehingga bulan tidak jatuh ke bumi. Bumi tidak mendekat bulan karena arah gaya
tarik yang dialami bumi selalu berputar mengelilingi bumi sehingga kedudukan
bumi menjadi stationary bagi bulan.
Gaya
gravitasi yang dialami oleh benda-benda di
permukaan bumi besarnya berbeda-beda tergantung dari massanya. Pada
pemakaian praktis cara untuk menghitung gaya gravitasi benda cukup
sederhana, yaitu mengalikan
massa benda dengan bilangan10 ( dari percepatan gravitasi 9,8 m/dt2).
Misalnya
massa gula 1 kg akan memiliki gaya gravitasi
sebesar 10 Newton, massa badan kita 60 kg memiliki gaya gravitasi 600
Newton. Gaya gravitasi yang dialami benda di
permukaan bumi kita sebut gaya berat benda kadang kita sebut berat
saja. Dalam Fisika berat dan massa adalah berbeda. Yang biasa kita
katakan misalnya gula 1 kg
adalah massa benda bukan berat karena berat adalah gaya.
Gaya gravitasi adalah salah satu gaya fundamental yang
bertugas untuk menjaga harmoni alam semesta.
Hal-hal berikut adalah contoh kejadian di alam semesta yang disebabkan
oleh adanya gaya gravitasi.
Bentuk bulat
Gaya gravitasi akan membuat benda-benda langit
cenderung berbentuk bulat tidak terkecuali bumi. Menurut para ahli, awal mula terbentuknya
bumi adalah masih berbentuk awan, debu dan gas kosmis. Saat
itu temperaturnya masih sangat tinggi.
Gaya gravitasi di antara sesama partikelnya
menyebabkan resultan gaya yang terjadi terkonsentrasi pada satu titik. Karena bentuknya gas menyebabkan
partikelnya akan mudah berpindah dan mencari bentuk kesetimbangan. Partikel yang berdesak-desakan itu mengalami
gaya tarik paling kuat menuju ke satu titik.
Bentuk paling ideal untuk
mencapai kesetimbangan adalah bola.
Dengan bentuk bola semua partikelnya akan merasa nyaman dan tidak akan
berpindah lagi atau dengan kata lain bentuk bola adalah kondisi yang paling
stabil. Titik yang menjadi arah tarikan gravitasi
dari semua partikel di sebut pusat massa.
Perhatikan ilustrasi di bawah ini yang menggambarkan
bagaimana bentuk bulat itu terjadi.
Bisa kita analogikan air yang berada di atas daun
talas. Karena gaya kohesi air lebih
besar dari gaya adhesi air dan daun talas maka air akan cenderung berbentuk
bulatan. Gaya kohesi air akan membuat
tarikan molekul air menuju ke satu titik di pusatnya, akibatnya air akan
cenderung membulat.
Perhatikan ilustrasi
berikut ini yang menggambarkan air di daun talas yang cenderung membulat.
Contoh lainnya adalah air raksa yang berada di lantai
akan cenderung berbentuk bulat. Air
raksa memiliki gaya kohesi yang lebih besar
dari pada gaya adhesi. Itulah mengapa
air raksa digunakan untuk thermometer, salah satu alasannya gaya kohesi tidak
membasahi dinding tabung kaca.
Perhatikan gambar di bawah ini.
Seandainya
tidak ada gaya gravitasi bumi yang menarik
air raksa ke bawah maka bentuk air raksa akan benar-benar bulat.
Gravitasi bumi menyebabkan perpaduan gaya tarik kohesi ke pusat air
raksa dengan gaya gravitasi bumi yang
arahnya ke bawah sehingga bentuknya jadi seperti itu.
Gaya adhesi dan kohesi adalah gaya turunan yang
terjadi akibat gaya elektromagnetik antar partikel benda. Gaya adhesi dan kohesi jauh lebih kuat dari
pada gaya gravitasi sesama partikel benda.
Jadi dalam kasus air di daun talas dan air raksa gaya kohesilah yang
menyebabkan bentuk yang membulat. Sementara bumi membulat akibat melibatkan
massa yang sangat besar sehingga membuat
tarikan di pusatnya sangat besar.
Gerak mengorbit
Allah SWT mendesain alam semesta ini dengan amat
teliti. Banyak hitungan dan angka-angka
tetapan yang sulit sekali terjadi secara kebetulan. Begitupun juga dengan hukum-hukum yang berlaku
di alam semesta, itu semua menunjukkan “by design”. Gaya gravitasi adalah salah satu dari 4 gaya
fundamental yang diciptakan Allah SWT untuk menjaga keseimbangan alam ini. Tanpa gaya gravitasi tidak akan ada kehidupan
di bumi ini.
Gaya gravitasi menyebabkan benda-benda langit
mengorbit satu terhadap lainnya.
Misalnya bulan mengorbit bumi, bumi dan planet-planet mengorbit
matahari, tata surya mengorbit pusat galaksi dan seterusnya. Dengan gravitasi Allah SWT membuat skenario
benda-benda langit dapat mengorbit dengan cara memberikan kecepatan awal yang arah
dan besarnya sangat tepat.
Manusia adalah makhluk Allah SWT yang diberi
akal. Dengan akalnya manusia mampu
membuat gerak mengorbit. Satelit adalah
benda buatan manusia yang diorbitkan meniru gerak bulan mengiilingi bumi. Banyak manfaat yang bisa diambil dari adanya
satelit. Salah satu manfaat yang saat
ini sedang hangat adalah citra dari satelit yang menggambarkan situasi keadaan
desa-desa Rohingnya yang terbakar.
Keadaan ini sudah dikonfirmasi oleh wartawan yang diizinkan masuk ke
wilayah tersebut. Artinya bahwa citra
dari satelit itu benar dan bukan rekayasa.
Banyak yang mengira bahwa gaya gravitasi di ruang
hampa adalah nol. Misalnya saat di
satelit ISS para astronotnya bisa melayang-layang di dekat badan satelit. Sebenarnya tidaklah demikian, gaya gravitasi
ada di manapun. Saat di ISS, bukan ruang
hampa yang menyebabkan astronot bisa melayang tetapi akibat resultan gaya yang
nol. Resultan gaya di ISS adalah gaya
gravitasi bumi dikurangi gaya sentripetal yang dihasilkan dari gerak
mengorbit. Karena gaya gravitasi bumi
besarnya sama dengan gaya sentripetal maka resultan gayanya menjadi nol. Jadi gaya gravitasi tetap bekerja di ruang
hampa.
Beberapa penggemar video datar kebingungan dengan
astronot yang bisa melayang di dekat satelit.
Mereka berpikir mestinya astronot akan tertinggal dari satelit karena
kecepatan satelit lumayan besar sedangkan astronot tidak pegangan badan
satelit. Tentu saja tidaklah
demikian. Kecepatan astronot tetap sama
dengan kecepatan satelit walaupun tidak pegangan. Ini sama dengan kasus nyamuk yang terbang di
dalam mobil yang sedang melaju kencang atau sama dengan helikopter yang sedang
mengambang di atas tanah. Silakan lihat
penjelasan lengkapnya di seri ke-30 Mengapa Rotasi Bumi Tidak Kita
Rasakan. Dan itulah yang menyebabkan
astronot tidak jatuh ke bumi saat melayang-layang di dekat satelit. Astronot ternyata sedang mengorbit bumi
berdampingan dengan satelit.
Untuk membuktikan bahwa saat astronot keluar dari
satelit masih memiliki kecepatan
yang sama dengan kecepatan satelit
silakan lakukan percobaan bola golf.
Percobaan bola golf sudah dijelaskan di seri ke-2 Bola Golf Jadi penantang dan juga di seri ke-15 Ayo Kita Belajar Lagi.
Benda jatuh
Gaya gravitasi di permukaan bumi menyebabkan benda
mengalami jatuh bebas. Besarnya percepatan gravitasi yang dialami benda di
permukaan bumi bisa kita peroleh dari rumus hukum gravitasi Newton. Percepatan gravitasi yang dialami benda jatuh
bebas adalah g = F/m. Dengan demikian
berarti g = GM/R2 . Jika kita
masukan nilai G, M dan R kita perolah nilai g sebesar 9.8 m/dt2. Berlaku untuk ketinggian benda jauh lebih kecil dari pada jari-jari bumi
atau h << R.
Besarnya percepatan gravitasi tidak dipengaruhi oleh
media antara bumi dan benda. Artinya di
manapun misalnya di air, di minyak di udara atau di media apapun percepatan
gravitasi selalu 9,8 m/dt2.
Hal ini sebenarnya sudah tersirat dari rumusnya. Ini menjadi sebuah koreksi terhadap
kekeliruan yang ada di web forum penggemar bumi datar. Di dalam forum tersebut seorang penggemar
bumi datar menuduh bahwa sains mengajarkan percepatan gravitasi bergantung
media. Entah Guru atau dosen Fisika mana
yang mengajarkan penulis seperti itu.
Atau memang itu adalah kesimpulan subjektif penulis sendiri akibat gagal
faham.
Ketika sebuah benda mengalami jatuh bebas maka
percepatan yang dialami benda adalah resultan dari beberapa percepatan yang
bekerja. Saat benda jatuh bebas di dalam
media paling tidak ada 3 gaya yang menghasilkan percepatan. Pertama percepatan gravitasi nilainya 9,8
m/dt2, kedua percepatan dari gaya Archimedes dan ketiga percepatan
dari gaya gesek benda dengan media.
Sehingga percepatan jatuh bebas tidaklah selalu 9,8 m/dt2 namun
akan berkurang karena adanya media. Sedangkan percepatan gravitasi di permukaan
bumi nilainya tetap 9,8m/dt2.
Di dalam buku ajar Fisika di sekolah memang kita
sering mendapati bahwa percepatan jatuh bebas di udara adalah 9,8m/dt2. Sebenarnya nilai ini adalah sebuah pendekatan
dengan mengabaikan gaya gesek udara dan gaya Archimedes karena pengaruhnya
tidak signifikan. Sudah kita maklum
bahwa untuk mempelajari Fisika banyak hal yang perlu dilakukan pendekatan. Ini bukanlah hal yang salah, karena tujuannya
untuk memudahkan pemahaman. Pendekatan
di sini maksudnya adalah suatu nilai yang mendekati nilai yang sebenarnya
biasanya dengan mengabaikan beberapa faktor yang pengaruhnya tidak signifikan.
Hal berbeda berlaku jika benda jatuh bebas berada di
dalam air. Dalam kondisi demikian maka
gaya gesek dan gaya Archimedes tidak dapat diabaikan karena pengaruhnya cukup
besar. Benda yang mengalami jatuh bebas
di dalam air tentu akan mengalami percepatan jatuh yang lebih kecil dari pada
percepatan gravitasi karena dihambat oleh gaya gesek dan mendapat perlwananan
dari gaya Archimedes yang cukup besar.
Tekanan udara dan air
Gravitasi bumi menyebabkan terjadinya tekanan udara
dan air. Tekanan adalah, gaya dibagi
luas. Tekanan udara terjadi karena
partikel udara yang ditarik gaya gravitasi bumi berusaha mengusir semua benda. Misalnya tubuh kita juga mengalami tekanan
akibat udara. Tekanan udara di sekitar
pantai besarnya sekitar 1 atmosfir.
Semakin ke atas tekanan udara semakin berkurang akibat kerapatan udara
yang berkurang dan juga faktor ketinggian.
Di dalam air pun akan terjadi tekanan. Misalnya ketika kita menyelam, tubuh kita
akan mengalami tekanan air. Semakin
dalam semakin besar tekanan yang terjadi.
Besarnya tekanan dirumuskan dengan P
= ρ.g.h. Di mana ρ adalah massa
jenis air atau udara, g adalah percepatan gravitasi dan h adalah jarak dari
permukaan air atau udara.
Perpindahan panas secara konveksi
Ada tiga cara panas berpindah. Pertama secara konduksi yaitu melalui
penghantar panas, kedua secara konveksi dan ketiga secara radiasi. Silakan lihat tulisan saya yang lalu tentang
perpindahan panas. Perpindahan panas
secara konveksi terjadi akibat adanya gaya gravitasi bumi.
Perpindahan panas secara konveksi misalnya saat kita
merebus air. Air yang berada di bagian
bawah akan lebih cepat menerima panas dan mengembang. Air yang mengembang ini massa jenisnya
berkurang, akibatnya air di atasnya
akan memiliki gaya gravitasi lebih besar dan mengusir air yang mengembang
tadi. Proses ini berlangsung secara terus
menerus sampai seluruh air memilki temperatur yang sama.
Siklus air hujan
Salah satu penyebab siklus air hujan adalah gaya
gravitasi. Saat air menguap akan naik ke
atas akibat gaya gravitasi bumi. Uap air yang massa jenisnya lebih rendah dari
udara, diusir ke atas. Dan saat mengalami kondensasi dan massa jenisnya bertambah
air akan jatuh, juga karena gaya gravitasi bumi.
Jika dihitung menggunakan hukum gravitasi Newton, air
hujan yang mendekati tanah seharusnya memiliki kecepatan yang sangat besar. Namun kenyataannya tidaklah
demikian. Air hujan akan mencapai
kecepatan terminal alias kecepatannya tetap.
Silakan lihat penjelasan lengkapnya di seri ke- 19 Kecepatan Terminal.
Ada hal keliru yang difahami oleh seorang penggemar
bumi datar. Saya temui di forum penggemar bumi datar yang menyatakan bahwa saat terjadi kecepatan
terminal berarti percepatan gravitasi adalah nol. Tentu saja ini adalah keliru karena
percepatan gravitasi adalah 9,8 m/dtk2. Yang nol adalah percepatan jatuhnya atau
resultan percepatannya. Silakan lihat
penjelasan lengkapnya di seri ke-19 Kecepatan Terminal.
Masih ada lagi
hal keliru yang difahami oleh penggemar bumi datar yaitu pemahaman bahwa energi
potensial tidak bergantung pada ketinggian.
Hukum kekekalan energi mekanik untuk benda jatuh
dirumuskan dengan
Em = Ek + Ep
= tetap
Em = Energi mekanik
Ek =
Energi Kinetik
Ep =
Energi Potensial
Dengan menggunakan rumus tersebut ketika benda
mengalami jatuh bebas energi potensial akan berkurang dan berubah menjadi
energi kinetik ditandai dengan bertambahnya kecepatan.
Pada saat terjadi kecepatan terminal, kecepatan jatuh
benda adalah tetap, berarti energi
kinetiknya juga tetap. Bila kita mengggunakan
rumus tersebut seharusnya energi potensialnya juga tetap walaupun ketinggiannya
terus berkurang. Hal inilah yang menjadi
landasan penggemar bumi datar menyatakan bahwa energi potensial tidak
bergantung ketinggian.
Di mana letak kekeliruannya?
Letak kekeliruannya adalah bahwa rumus tersebut
berlaku jika gaya gesek udara diabaikan.
Untuk benda jatuh di udara sebenarnya rumus tersebut adalah rumus
pendekatan dengan mengabaikan perubahan energi mekanik benda menjadi energi
panas akibat gesekan dengan udara. Jadi
sebenarnya energi mekanik benda saat jatuh bebas di udara tidaklah tetap karena ada sebagian yang
berubah menjadi panas baik pada benda tersebut maupun udara.
Jadi jelas bahwa besarnya energi potensial bergantung
pada ketinggian dengan rumus Ep=
m.g.h, di mana h adalah ketinggian. Inilah
kali pertama ada manusia yang bisa menyatakan bahwa rumus fisika tersebut salah. Sayangnya bukan karena
ketinggian ilmunya tapi karena gagal faham dan tidak adanya sikap tawadlu.
Ayo kita belajar lagi.
Bila belum faham lebih baik belajar, bertanyalah pada orang yang lebih
mengerti. Jangan menggunakan
ketidakfahaman untuk membantah Banyak
orang cerdas di dunia ini yang sudah puluhan tahun bergelut dengan ilmu fisika dengan pemahaman yang luar
biasa. Jika ada kesalahan rumus atau
hukum merekalah yang terlebih dulu akan mengetahuinya bukan kita yang memahami
energi potensial saja salah, yang belum
bisa membedakan massa dan berat, yang mau mengukur temperatur cahaya, yang
bingung dengan rotasi bumi, yang bingung dengan samudra terbalik, yang memahami
aliran sungai amazon menanjak, yang bingung dengan batu bisa menarik daging,
yang mengira kita tidak bisa bergerak akibat kuatnya gaya gravitasi bumi dsb.
Angin darat dan angin laut
Angin adalah udara yang bergerak. Saat siang hari daratan lebih cepat panas
sehingga udara mengembang dan karena gaya gravitasi, udara yang mengembang naik
ke atas. Akibatnya kerapatan udara di daratan berkurang dan udara dari laut
tertarik mengisi kekurangan udara di daratan.
Dan terjadilah angin laut.
Sementara saat malam hari udara di laut lebih lama
mengalami proses pendinginan. Akibatnya
kerapatan udara di lautan lebih rendah dari pada di daratan. Dan akhirnya udara di daratan mengalir ke
lautan. Jadilah angin darat.
Gaya Archimedes
Kapal bisa mengapung
Akibat adanya gaya gravitasi kapal laut bisa mengapung
di atas air dan balon helium pun bisa terbang. Silakan lihat penjelasan
lengkapnya di seri ke-4 Besi Tenggelam dan Gabus terapung.
Benda memilki Berat
Gravitasi
bumi menyebabkan benda-benda di permukaan bumi memiliki gaya berat.
Gaya berat benda adalah massa benda di kali percepatan gravitasi.
Ada
hal yang menyedihkan pada pemahaman penggemar bumi datar terhadap
masalah berat dan massa. Mereka tidak percaya gravitasi namun
menyatakan bahwa benda jatuh karena memiliki berat jenis lebih besar
dari pada berat jenis udara. Mereka tidak tahu bahwa berat atau gaya
berat bisa disebut juga gaya gravitasi yang dialami benda. Berat benda
adalah gaya gravitasi. Jadi mestinya jika mereka faham dengan hal itu,
pasti akan mengharamkan "berat jenis".
Namun
dalam hal ini saya menduga maksud mereka adalah massa jenis bukan berat
jenis. Artinya saya menduga mereka kebingungan membedakan massa dan
berat. Itulah akibat tidak faham fisika. Sayangnya tidak ada sikap
rumangsa.
Untuk Kita Renungkan
Teori bumi datar jelas sekali bukanlah teori ilmiah.
Yang mengajukan pun sama sekali gagal faham terhadap sains. Seorang yang mengerti ilmu fisika tidak
mungkin akan kebingungan dengan rotasi bumi, tidak mungkin akan bingung dengan
aliran sungai Amazon, tidak mungkin akan bingung dengan batu menarik daging
bahkan tidak akan pernah sekali pun mencoba mengukur temperatur cahaya karena
itu adalah pekerjaan paling 'jenius' di abad ke-21 ini. Sedangkan pemahaman bumi bulat mudah sekali
dibuktikan baik lewat pengamatan maupun secara ilmiah. Silakan lihat penjelasan
lengkapnya pada Seri ke-29 Observasi Untuk Memahami bentuk Bumi.
Penggemar bumi datar pun mengajukan teori konspirasi
bahwa pemahaman bumi bulat adalah kebohongan yang didoktrinkan oleh elit global.
Pemahaman bumi bulat sudah berkembang ribuan tahun
sebelum adanya isu elit global silakan lihat penjelasannya di seri ke-21 Sejarah
singkat manusia memahami alam semesta.
Jadi teori konspirasi tersebut jelas teori yang sangat ngawur. Sekarang silakan direnungkan sebenarnya siapa
yang telah melakukan kebohongan? Silakan
cari dan baca web-web yang mengupas habis kebohongan, kecurangan dan keculasan
yang ada di dalam video bumi datar.
Sahabat, hari ini tepatnya tanggal 23 September 2017
adalah hari “kiamat” menurut sebuah teori konspirasi. Para pendukung teori ini menyebutkan bahwa
hari ini adalah hari datangnya planet Nibiru yang akan menghancurkan kehidupan
di dunia. Silakan lihat salah satu
beritanya di sini. Menurut teori ini
badan-badan antariksa dunia khususnya NASA
melakukan konspirasi. Sebenarnya
mereka tahu akan datangnya planet penghancur tersebut dalam waktu dekat namun berusaha menutup-nutupinya.
Teori tentang planet Nibiru ini pernah ramai
dibicarakan pada tahun 2012. Saat itu
oleh penganut teori konspirasi diramalkan akan terjadi kiamat akibat datangnya planet ini.
Namun ternyata semuanya meleset dan tidak sesuai dengan teori. Mari kita renungkan akankah kecerdasaan kita
terus dibelenggu oleh sebuah teori konspirasi sehingga kita malas untuk
mempelajari sains?
Semoga bermanfaat.
2 komentar:
Mohon maaf pak, menurut saya ada satu konsep yang keliru. Bukan pada postingan ini saja, tapi juga lainnya, yaitu gaya sentripetal. Menurut saya yang dimiliki bulan untuk dapat mengorbit bumi adalah gaya sentrifugal yang arahnya keluar dari lingkaran untukbkelawan gravitasi bumi.
Terima kasih Mas Eko atas masukannya. Mohon maaf bila saya keliru menjelaskan, Ini agar memudahkan pemahaman saja. Sebenarnya gaya sentripetal di situ adalah gaya gravitasi itu sendiri. Mohon maaf silakan pelajari dulu apa perbedaan gaya sentripetal dan gaya sentrifugal. Banyak sekali artikel di internet yang menjelaskannya. Perbedaan mendasar gaya sentripetal dan sentrifugal adalah terletak pada kerangka acuannya. Gaya sentripetal dilihat dari kerangka acuan inersia sedangkan gaya sentrifugal dilihat dari kerangka acuan non-inersia misalnya pada kerangka acuan berputar.
Contoh gaya sentripetal misalnya gerak bulan dan satelit mengelilingi bumi, dan sebagainya. Sedangkan gaya sentrifugal misalnya benda yang sedang berada di dalam bola, dan bolanya sedang berputar. Dalam hal ini bola berputar menjadi kerangka acuan.
Pada kasus bulan mengelilingi bumi tidak bisa dimodelkan dengan persamaan matematika GAYA GRAVITASI - GAYA SENTRIFUGAL = 0, jika demikian maka bulan tidak akan mengelilingi bumi tapi hanya diam atau berGLB karena resultan gayanya sama dengan nol.
Gaya sentrifugal sebenarnya adalah efek semu sebab gaya yang timbul bukan terjadi karena gerak benda itu sendiri melainkan akibat kerangka acuannya yang non-inersia. Pada kasus benda yang berada di dalam bola yang sedang berputar, benda seolah-olah mendapat gaya yang arahnya keluar sehingga benda dapat menempel di kulit bola bagian dalam. Contoh efek semu lain misalnya saat kita berada di dalam lift yang sedang bergerak, kita seolah-olah mendapatkan gaya selain gravitasi padahal kita tidak melakukan gerak terhadap lift, contoh lainnya saat di dalam mobil yang dipercepat kita seolah mendapat gaya dorong ke belakang.
Sekarang mari kita buktikan adakah gaya sentrifugal saat bulan mengorbit bumi.
Saat mengorbit bumi, bulan sebenarnya sedang jatuh ke bumi atau sedang mengalami GLBB, namun karena ada GLB yang arahnya tegak lurus dengan GLBB akibatnya akan terjadi resultan gerak ‘sesaat’ yang lintasannya melengkung mengikuti jarak bumi-bulan, dan ini akan terus berulang. Jadinya walaupun bulan sedang jatuh ke bumi, jarak bumi-bulan relatif selalu sama. Lalu di manakah gaya sentripetal? Gaya sentripetal dalam kasus ini adalah gaya gravitasi itu sendiri yang menyebabkan GLBB ke bumi. Lalu di manakah gaya sentrifugal? Dalam kasus ini gaya sentrifugal tidak ada. Sebab jika tiba-tiba gaya gravitasi dihilangkan alias tiba-tiba bumi menghilang maka gerak bulan hanya menjadi GLB, bukan gabungan GLB + GLBB sentrifugal.
Mudah-mudahan gaya sentrifugal yang Mas Eko maksud bukanlah sentrifugal pada geosentris. Bila belum puas dengan penjelasan saya, silakan ditanyakan kepada orang yang lebih mengerti dan bisa menjelaskan dengan lebih baik. Ilmu kita tidaklah seberapa, sangat banyak orang yang lebih mengerti dari kita.
Terima kasih atas masukannya, semoga nanti bisa saya koreksi sesuai dengan konsep yang sebenarnya. Selamat belajar.
Nah itu saja Mas Eko, semoga bermanfaat.
Posting Komentar