Sabtu, 23 September 2017

SERI BUMI DATAR? BAGIAN 34 : ANALOGI GRAVITASI YANG KELIRU

Kesalahan fatal penggemar bumi datar dalam memahami gravitasi adalah menganalogikan gaya gravitasi bumi dengan suatu tenaga yang dihasilkan oleh mesin.  Menurut mereka bila suatu mesin mampu menarik beban yang sangat berat maka sudah pasti mesin itu akan lebih mampu lagi untuk membuat benda ringan tak berkutik.  Beberapa contoh yang diajukan antara lain jika gravitasi bumi mampu menarik bulan tidak mungkin burung mampu mengatasi gravitasi bumi dan bisa terbang di udara dengan bebas. Tidak munngkin  manusia mampu  berjalan dengan ringan. Tidak mungkin  gelas berisi air bila kita goyang airnya akan tumpah.

Kesalahan tersebut terjadi karena mereka belum memahami konsep gravitasi.  Konsep paling fundamental  yang harus difahami adalah bahwa gaya gravitasi merupakan gaya  interaksi antara dua massa benda.  Gravitasi tidak bisa dianalogikan dengan sebuah kekuatan tunggal yang hanya dimiliki oleh sebelah pihak untuk menarik pihak lain.  Gaya gravitasi terjadi akibat interaksi kedua massa benda tersebut.  Hal ini sudah dinyatakan secara tegas dan jelas di dalam hukum gravitasi Newton.





"Setiap objek di alam semesta menarik setiap benda lainnya dengan sebuah gaya melalui garis lurus yang berasal dari masing-masing pusat massa benda yang sebanding dengan massa keduanya dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak kedua pusat massa benda".


Perhatikan bahwa setiap benda bermassa menarik benda bermassa lainnya.  Bukti Empirisnya silakan lihat di seri ke-24 Bukti Empiris Gravitasi.  Saat bumi menarik burung maka burung pun menarik bumi, karena burung juga memiliki massa.  Besarnya gaya tarik-menarik  yang terjadi antara bumi dan burung adalah sama.  Jika kita misalkan massa burung adalah 500gr, bisa kita hitung gaya yang terjadi antara bumi dan burung.

F = G.M.m/R2

G = 6,67 x 10-11 N m2/kg2
M = Massa bumi = 5,97 x 1024 kg
m = Massa burung = 0,5 kg
R = Jari-jari bumi = 6,37 x 106 m

Jika kita memasukan angka tersebut  ke dalam rumus diperoleh angka pendekatan sekitar 5 Newton. (Silakan gunakan kalkulator)

Bumi akan menarik burung dengan gaya sebesar  5 Newton  dan burung pun akan menarik bumi dengan gaya 5 Newton juga. 

Percepatan yang dialami burung adalah gaya dibagi massa burung atau 5 Newton dibagi 0,5kg sama dengan 10 m/dt2.

Percepatan yang dialami bumi adalah gaya dibagi massa bumi atau 5 Newton dibagi 5,97 x 1024 kg sekitar 0,8 x10-24 m/dt2.  Ini angka yang sangat kecil, jadi percepatan yang dialami bumi akibat ditarik oleh burung mendekati nol.

Sekarang mari kita hitung gaya tarik-menarik yang terjadi antara bumi dan bulan.  Massa bulan adalah 7,35 x 1022 kg dan jarak rata-rata dari bumi adalah 3,84 x 108 meter.  Dengan menggunakan  rumus hukum gravitasi Newton kita peroleh gaya tarik-menarik antara bumi dan bulan adalah sebesar 1,98 x 1020 Newton.  Perhatikan bahwa gaya tarik-menarik bumi-bulan jauh lebih besar dari pada gaya tarik-menarik bumi-burung yang hanya sebesar 5 Newton.

Dari  sini kita sudah faham bahwa gaya interaksi yang terjadi antara bumi dan burung harus dihitung menggunakan massa bumi dan burung.  Begitu pun gaya gravitasi yang terjadi antara bumi dan bulan tentu dihitung menggunakan massa bumi dan massa bulan yang tentu jauh lebih besar dari pada interaksi bumi-burung.  Jadi kesimpulannya gaya gravitasi bukanlah suatu tenaga tunggal yang menarik pihak lain tetapi adalah gaya interaksi dua massa benda yang keduanya memiliki andil dalam menentukan berapa besar gaya yang terjadi.

Mengapa bumi dan bulan tidak saling mendekat akibat adanya gaya tarik tersebut?  Itulah Maha Kuasa Allah SWT yang begitu telitinya mendesain alam semesta.  Bulan diberi kecepatan awal yang tepat dengan arah tegak lurus terhadap gaya tarik sehingga menghasilkan gerak mengorbit. Saat mengorbit, bulan menghasilkan gaya sentripetal yang besarnya sama dengan gaya tarik tersebut sehingga bulan tidak jatuh ke bumi.  Bumi tidak mendekat bulan karena arah gaya tarik yang dialami bumi selalu berputar mengelilingi bumi sehingga kedudukan bumi menjadi stationary bagi bulan. 

Gaya gravitasi yang dialami oleh benda-benda di permukaan bumi besarnya berbeda-beda tergantung dari massanya.  Pada pemakaian praktis cara untuk menghitung  gaya gravitasi benda cukup sederhana, yaitu mengalikan massa benda dengan bilangan10 ( dari percepatan gravitasi 9,8 m/dt2).

Misalnya massa gula 1 kg akan memiliki gaya gravitasi sebesar 10 Newton, massa badan kita 60 kg memiliki gaya gravitasi 600 Newton.  Gaya gravitasi yang dialami benda di permukaan bumi kita sebut gaya berat benda kadang kita sebut berat saja.  Dalam Fisika berat dan massa adalah berbeda.  Yang biasa kita katakan misalnya gula 1 kg adalah massa benda bukan berat karena berat adalah gaya.

Gaya gravitasi adalah salah satu gaya fundamental yang bertugas untuk menjaga harmoni alam semesta.  Hal-hal berikut adalah contoh kejadian di alam semesta yang disebabkan oleh adanya gaya gravitasi.


Bentuk bulat

Gaya gravitasi akan membuat benda-benda langit cenderung berbentuk bulat tidak terkecuali bumi.  Menurut para ahli, awal mula terbentuknya bumi adalah masih berbentuk awan, debu dan gas kosmis.  Saat itu temperaturnya masih sangat tinggi.

Gaya gravitasi di antara sesama partikelnya menyebabkan resultan gaya yang terjadi terkonsentrasi pada satu titik.  Karena bentuknya gas menyebabkan partikelnya akan mudah berpindah dan mencari bentuk kesetimbangan.  Partikel yang berdesak-desakan itu mengalami gaya tarik paling kuat menuju ke satu titik.  Bentuk paling  ideal untuk mencapai kesetimbangan adalah bola.  Dengan bentuk bola semua partikelnya akan merasa nyaman dan tidak akan berpindah lagi atau dengan kata lain bentuk bola adalah kondisi yang paling stabil.  Titik yang menjadi arah tarikan gravitasi dari semua partikel di sebut pusat massa.

Perhatikan ilustrasi di bawah ini yang menggambarkan bagaimana bentuk bulat itu terjadi.




Bisa kita analogikan air yang berada di atas daun talas.  Karena gaya kohesi air lebih besar dari gaya adhesi air dan daun talas maka air akan cenderung berbentuk bulatan.  Gaya kohesi air akan membuat tarikan molekul air menuju ke satu titik di pusatnya, akibatnya air akan cenderung membulat. 

Perhatikan ilustrasi berikut ini yang menggambarkan air di daun talas yang cenderung membulat.




Contoh lainnya adalah air raksa yang berada di lantai akan cenderung berbentuk bulat.  Air raksa memiliki gaya kohesi yang  lebih besar dari pada gaya adhesi.  Itulah mengapa air raksa digunakan untuk thermometer, salah satu alasannya gaya kohesi tidak membasahi dinding tabung kaca.  Perhatikan gambar di bawah ini.  


Seandainya tidak ada gaya gravitasi bumi yang menarik air raksa ke bawah maka bentuk air raksa akan benar-benar bulat.  Gravitasi bumi menyebabkan  perpaduan gaya tarik kohesi  ke pusat  air raksa dengan gaya gravitasi bumi yang arahnya ke bawah sehingga bentuknya jadi seperti itu.

Gaya adhesi dan kohesi adalah gaya turunan yang terjadi akibat gaya elektromagnetik antar partikel benda.  Gaya adhesi dan kohesi jauh lebih kuat dari pada gaya gravitasi sesama partikel benda.  Jadi dalam kasus air di daun talas dan air raksa gaya kohesilah yang menyebabkan bentuk yang membulat. Sementara bumi membulat akibat melibatkan massa yang  sangat besar sehingga membuat tarikan di pusatnya sangat besar.

Gerak mengorbit

Allah SWT mendesain alam semesta ini dengan amat teliti.  Banyak hitungan dan angka-angka tetapan yang sulit sekali terjadi secara kebetulan.  Begitupun juga dengan hukum-hukum yang berlaku di alam semesta, itu semua menunjukkan “by design”.  Gaya gravitasi adalah salah satu dari 4 gaya fundamental yang diciptakan Allah SWT untuk menjaga keseimbangan alam ini.  Tanpa gaya gravitasi tidak akan ada kehidupan di bumi ini.

Gaya gravitasi menyebabkan benda-benda langit mengorbit satu terhadap lainnya.  Misalnya bulan mengorbit bumi, bumi dan planet-planet mengorbit matahari, tata surya mengorbit pusat galaksi dan seterusnya.  Dengan gravitasi Allah SWT membuat skenario benda-benda langit dapat mengorbit dengan cara memberikan kecepatan awal yang arah  dan besarnya sangat tepat.

Manusia adalah makhluk Allah SWT yang diberi akal.  Dengan akalnya manusia mampu membuat gerak mengorbit.  Satelit adalah benda buatan manusia yang diorbitkan meniru gerak bulan mengiilingi bumi.  Banyak manfaat yang bisa diambil dari adanya satelit.  Salah satu manfaat yang saat ini sedang hangat adalah citra dari satelit yang menggambarkan situasi keadaan desa-desa Rohingnya yang terbakar.  Keadaan ini sudah dikonfirmasi oleh wartawan yang diizinkan masuk ke wilayah tersebut.  Artinya bahwa citra dari satelit itu benar dan bukan rekayasa.

Agar satelit  tidak jatuh ke bumi maka satelit harus mengorbit bumi dengan kelajuan tertentu.  Silakan lihat penjelasannya di seri ke-7 Satelit Membuktikan bumi berotasi.

Banyak yang mengira bahwa gaya gravitasi di ruang hampa adalah nol.  Misalnya saat di satelit ISS para astronotnya bisa melayang-layang di dekat badan satelit.  Sebenarnya tidaklah demikian, gaya gravitasi ada di manapun.  Saat di ISS, bukan ruang hampa yang menyebabkan astronot bisa melayang tetapi akibat resultan gaya yang nol.  Resultan gaya di ISS adalah gaya gravitasi bumi dikurangi gaya sentripetal yang dihasilkan dari gerak mengorbit.  Karena gaya gravitasi bumi besarnya sama dengan gaya sentripetal maka resultan gayanya menjadi nol.  Jadi gaya gravitasi tetap bekerja di ruang hampa.

Beberapa penggemar video datar kebingungan dengan astronot yang bisa melayang di dekat satelit.  Mereka berpikir mestinya astronot akan tertinggal dari satelit karena kecepatan satelit lumayan besar sedangkan astronot tidak pegangan badan satelit.  Tentu saja tidaklah demikian.  Kecepatan astronot tetap sama dengan kecepatan satelit walaupun tidak pegangan.  Ini sama dengan kasus nyamuk yang terbang di dalam mobil yang sedang melaju kencang atau sama dengan helikopter yang sedang mengambang di atas tanah.  Silakan lihat penjelasan lengkapnya di seri ke-30 Mengapa Rotasi Bumi Tidak Kita Rasakan.  Dan itulah yang menyebabkan astronot tidak jatuh ke bumi saat melayang-layang di dekat satelit.  Astronot ternyata sedang mengorbit bumi berdampingan dengan satelit.

Untuk membuktikan bahwa saat astronot keluar dari satelit  masih memiliki kecepatan yang  sama dengan kecepatan satelit silakan lakukan percobaan bola golf.  Percobaan bola golf sudah dijelaskan di seri ke-2 Bola Golf Jadi penantang dan juga di seri ke-15 Ayo Kita Belajar Lagi.


Benda jatuh

Gaya gravitasi di permukaan bumi menyebabkan benda mengalami jatuh bebas. Besarnya percepatan gravitasi yang dialami benda di permukaan bumi bisa kita peroleh dari rumus hukum gravitasi Newton.  Percepatan gravitasi yang dialami benda jatuh bebas adalah g = F/m.  Dengan demikian berarti g = GM/R2 .  Jika kita masukan nilai G, M dan R kita perolah nilai g sebesar  9.8 m/dt2.  Berlaku untuk ketinggian benda  jauh lebih kecil dari pada jari-jari bumi atau h << R.

Besarnya percepatan gravitasi tidak dipengaruhi oleh media antara bumi dan benda.  Artinya di manapun misalnya di air, di minyak di udara atau di media apapun percepatan gravitasi selalu 9,8 m/dt2.  Hal ini sebenarnya sudah tersirat dari rumusnya.  Ini menjadi sebuah koreksi terhadap kekeliruan yang ada di web forum penggemar bumi datar.  Di dalam forum tersebut seorang penggemar bumi datar menuduh bahwa sains mengajarkan percepatan gravitasi bergantung media.  Entah Guru atau dosen Fisika mana yang mengajarkan penulis seperti itu.  Atau memang itu adalah kesimpulan subjektif penulis sendiri akibat gagal faham.

Ketika sebuah benda mengalami jatuh bebas maka percepatan yang dialami benda adalah resultan dari beberapa percepatan yang bekerja.  Saat benda jatuh bebas di dalam media paling tidak ada 3 gaya yang menghasilkan percepatan.  Pertama percepatan gravitasi nilainya 9,8 m/dt2, kedua percepatan dari gaya Archimedes dan ketiga percepatan dari gaya gesek benda dengan media.  Sehingga percepatan jatuh bebas tidaklah selalu 9,8 m/dt2 namun akan berkurang karena adanya media. Sedangkan percepatan gravitasi di permukaan bumi nilainya tetap 9,8m/dt2.

Di dalam buku ajar Fisika di sekolah memang kita sering mendapati bahwa percepatan jatuh bebas di udara adalah 9,8m/dt2.  Sebenarnya nilai ini adalah sebuah pendekatan dengan mengabaikan gaya gesek udara dan gaya Archimedes karena pengaruhnya tidak signifikan.  Sudah kita maklum bahwa untuk mempelajari Fisika banyak hal yang perlu dilakukan pendekatan.  Ini bukanlah hal yang salah, karena tujuannya untuk memudahkan pemahaman.  Pendekatan di sini maksudnya adalah suatu nilai yang mendekati nilai yang sebenarnya biasanya dengan mengabaikan beberapa faktor yang pengaruhnya tidak signifikan.

Hal berbeda berlaku jika benda jatuh bebas berada di dalam air.  Dalam kondisi demikian maka gaya gesek dan gaya Archimedes tidak dapat diabaikan karena pengaruhnya cukup besar.  Benda yang mengalami jatuh bebas di dalam air tentu akan mengalami percepatan jatuh yang lebih kecil dari pada percepatan gravitasi karena dihambat oleh gaya gesek dan mendapat perlwananan dari gaya Archimedes yang cukup besar.


Tekanan udara dan air

Gravitasi bumi menyebabkan terjadinya tekanan udara dan air.  Tekanan adalah, gaya dibagi luas.  Tekanan udara terjadi karena partikel udara yang ditarik gaya gravitasi bumi berusaha mengusir semua benda.  Misalnya tubuh kita juga mengalami tekanan akibat udara.  Tekanan udara di sekitar pantai besarnya sekitar 1 atmosfir.  Semakin ke atas tekanan udara semakin berkurang akibat kerapatan udara yang berkurang dan juga faktor ketinggian.

Di dalam air pun akan terjadi tekanan.  Misalnya ketika kita menyelam, tubuh kita akan mengalami tekanan air.  Semakin dalam semakin besar tekanan yang terjadi.  Besarnya tekanan dirumuskan dengan P = ρ.g.h.  Di mana ρ adalah massa jenis air atau udara, g adalah percepatan gravitasi dan h adalah jarak dari permukaan air atau udara.


Perpindahan panas secara konveksi
Ada tiga cara panas berpindah.  Pertama secara konduksi yaitu melalui penghantar panas, kedua secara konveksi dan ketiga secara radiasi.  Silakan lihat tulisan saya yang lalu tentang perpindahan panas.  Perpindahan panas secara konveksi terjadi akibat adanya gaya gravitasi bumi.

Perpindahan panas secara konveksi misalnya saat kita merebus air.  Air yang berada di bagian bawah akan lebih cepat menerima panas dan mengembang.  Air yang mengembang ini massa jenisnya berkurang,   akibatnya air di atasnya akan memiliki gaya gravitasi lebih besar dan mengusir air yang mengembang tadi.  Proses ini berlangsung secara terus menerus sampai seluruh air memilki temperatur yang sama.


Siklus air hujan

Salah satu penyebab siklus air hujan adalah gaya gravitasi.  Saat air menguap akan naik ke atas akibat gaya gravitasi bumi. Uap air yang massa jenisnya lebih rendah dari udara, diusir ke atas. Dan saat mengalami kondensasi dan massa jenisnya bertambah air akan jatuh, juga karena gaya gravitasi bumi.

Jika dihitung menggunakan hukum gravitasi Newton, air hujan yang mendekati tanah  seharusnya  memiliki kecepatan yang  sangat besar. Namun kenyataannya tidaklah demikian.  Air hujan akan mencapai kecepatan terminal alias kecepatannya tetap.  Silakan lihat penjelasan lengkapnya di seri ke- 19 Kecepatan Terminal.

Ada hal keliru yang difahami oleh seorang penggemar bumi datar.  Saya temui  di forum penggemar bumi datar  yang menyatakan bahwa saat terjadi kecepatan terminal berarti percepatan gravitasi adalah nol.  Tentu saja ini adalah keliru karena percepatan gravitasi adalah 9,8 m/dtk2.  Yang nol adalah percepatan jatuhnya atau resultan percepatannya.  Silakan lihat penjelasan lengkapnya di seri ke-19 Kecepatan Terminal.

Masih ada  lagi hal keliru yang difahami oleh penggemar bumi datar yaitu pemahaman bahwa energi potensial tidak bergantung pada ketinggian. 

Hukum kekekalan energi mekanik untuk benda jatuh dirumuskan dengan

Em = Ek + Ep = tetap

Em = Energi mekanik
Ek  = Energi Kinetik
Ep  = Energi Potensial

Dengan menggunakan rumus tersebut ketika benda mengalami jatuh bebas energi potensial akan berkurang dan berubah menjadi energi kinetik ditandai dengan bertambahnya kecepatan.

Pada saat terjadi kecepatan terminal, kecepatan jatuh benda adalah  tetap, berarti energi kinetiknya juga tetap.  Bila kita mengggunakan rumus tersebut seharusnya energi potensialnya juga tetap walaupun ketinggiannya terus berkurang.  Hal inilah yang menjadi landasan penggemar bumi datar menyatakan bahwa energi potensial tidak bergantung ketinggian.

Di mana letak kekeliruannya?

Letak kekeliruannya adalah bahwa rumus tersebut berlaku jika gaya gesek udara diabaikan.  Untuk benda jatuh di udara sebenarnya rumus tersebut adalah rumus pendekatan dengan mengabaikan perubahan energi mekanik benda menjadi energi panas akibat gesekan dengan udara.   Jadi sebenarnya energi mekanik benda saat jatuh bebas di udara  tidaklah tetap karena ada sebagian yang berubah menjadi panas baik pada benda tersebut maupun udara.

Jadi jelas bahwa besarnya energi potensial bergantung pada ketinggian dengan rumus Ep= m.g.h, di mana h adalah ketinggian.  Inilah kali pertama ada manusia yang bisa menyatakan bahwa rumus fisika tersebut salah.  Sayangnya bukan karena ketinggian ilmunya tapi karena gagal faham dan tidak adanya sikap tawadlu.

Ayo kita belajar lagi.  Bila belum faham lebih baik belajar, bertanyalah pada orang yang lebih mengerti.  Jangan menggunakan ketidakfahaman untuk membantah   Banyak orang cerdas di dunia ini yang sudah puluhan tahun bergelut  dengan ilmu fisika dengan pemahaman yang luar biasa.  Jika ada kesalahan rumus atau hukum merekalah yang terlebih dulu akan mengetahuinya bukan kita yang memahami energi potensial saja salah,  yang belum bisa membedakan massa dan berat, yang mau mengukur temperatur cahaya, yang bingung dengan rotasi bumi, yang bingung dengan samudra terbalik, yang memahami aliran sungai amazon menanjak, yang bingung dengan batu bisa menarik daging, yang mengira kita tidak bisa bergerak akibat kuatnya gaya gravitasi bumi dsb.


Angin darat dan angin laut

Angin adalah udara yang bergerak.  Saat siang hari daratan lebih cepat panas sehingga udara mengembang dan karena gaya gravitasi, udara yang mengembang naik ke atas. Akibatnya kerapatan udara di daratan berkurang dan udara dari laut tertarik mengisi kekurangan udara di daratan.  Dan terjadilah angin laut.

Sementara saat malam hari udara di laut lebih lama mengalami proses pendinginan.  Akibatnya kerapatan udara di lautan lebih rendah dari pada di daratan.  Dan akhirnya udara di daratan mengalir ke lautan.  Jadilah angin darat.


Gaya Archimedes

Gaya Archimedes timbul karena adanya gaya gravitasi.  Silakan lihat penjelasan lengkapnya di seri ke-11 Gaya Archimedes karena Gravitasi

Kapal bisa mengapung

Akibat adanya gaya gravitasi kapal laut bisa mengapung di atas air dan balon helium pun bisa terbang. Silakan lihat penjelasan lengkapnya di seri ke-4 Besi Tenggelam dan Gabus terapung.

Benda memilki Berat
Gravitasi bumi menyebabkan benda-benda di permukaan bumi memiliki gaya berat.  Gaya berat benda adalah massa benda di kali percepatan gravitasi.
Ada hal yang menyedihkan pada pemahaman penggemar bumi datar terhadap masalah berat dan massa.  Mereka tidak percaya gravitasi namun menyatakan bahwa benda jatuh karena memiliki berat jenis lebih besar dari pada berat jenis udara.  Mereka tidak tahu bahwa berat atau gaya berat bisa disebut juga gaya gravitasi yang dialami benda. Berat benda adalah gaya gravitasi. Jadi mestinya jika mereka faham dengan hal itu, pasti akan mengharamkan "berat jenis".
Namun dalam hal ini saya menduga maksud mereka adalah massa jenis bukan berat jenis.  Artinya saya menduga mereka kebingungan membedakan massa dan berat.  Itulah akibat tidak faham fisika.  Sayangnya tidak ada sikap rumangsa.

Untuk Kita Renungkan

Teori bumi datar jelas sekali bukanlah teori ilmiah. Yang mengajukan pun sama sekali gagal faham terhadap sains.  Seorang yang mengerti ilmu fisika tidak mungkin akan kebingungan dengan rotasi bumi, tidak mungkin akan bingung dengan aliran sungai Amazon, tidak mungkin akan bingung dengan batu menarik daging bahkan tidak akan pernah sekali pun mencoba mengukur temperatur cahaya karena itu adalah pekerjaan paling 'jenius' di abad ke-21 ini.  Sedangkan pemahaman bumi bulat mudah sekali dibuktikan baik lewat pengamatan maupun secara ilmiah. Silakan lihat penjelasan lengkapnya pada Seri ke-29 Observasi Untuk Memahami bentuk Bumi

Penggemar bumi datar pun mengajukan teori konspirasi bahwa pemahaman bumi bulat adalah kebohongan yang didoktrinkan oleh elit global.
Pemahaman bumi bulat sudah berkembang ribuan tahun sebelum adanya isu elit global silakan lihat penjelasannya di seri ke-21  Sejarah singkat manusia memahami alam semesta.  Jadi teori konspirasi tersebut jelas teori yang sangat ngawur.  Sekarang silakan direnungkan sebenarnya siapa yang telah melakukan kebohongan?  Silakan cari dan baca web-web yang mengupas habis kebohongan, kecurangan dan keculasan yang ada di dalam video bumi datar.

Sahabat, hari ini tepatnya tanggal 23 September 2017 adalah hari “kiamat” menurut sebuah teori konspirasi.  Para pendukung teori ini menyebutkan bahwa hari ini adalah hari datangnya planet Nibiru yang akan menghancurkan kehidupan di dunia.  Silakan lihat salah satu beritanya di sini.  Menurut teori ini badan-badan antariksa dunia khususnya NASA  melakukan konspirasi.  Sebenarnya mereka tahu akan datangnya planet penghancur tersebut dalam waktu dekat  namun berusaha menutup-nutupinya.

Teori tentang planet Nibiru ini pernah ramai dibicarakan pada tahun 2012.  Saat itu oleh penganut teori konspirasi diramalkan akan terjadi kiamat akibat datangnya planet ini.  Namun ternyata semuanya meleset dan tidak sesuai dengan teori.  Mari kita renungkan akankah kecerdasaan kita terus dibelenggu oleh sebuah teori konspirasi sehingga kita malas untuk mempelajari sains?

Semoga bermanfaat.

2 komentar:

Eko mengatakan...

Mohon maaf pak, menurut saya ada satu konsep yang keliru. Bukan pada postingan ini saja, tapi juga lainnya, yaitu gaya sentripetal. Menurut saya yang dimiliki bulan untuk dapat mengorbit bumi adalah gaya sentrifugal yang arahnya keluar dari lingkaran untukbkelawan gravitasi bumi.

ILMU KUCARI mengatakan...

Terima kasih Mas Eko atas masukannya. Mohon maaf bila saya keliru menjelaskan, Ini agar memudahkan pemahaman saja. Sebenarnya gaya sentripetal di situ adalah gaya gravitasi itu sendiri. Mohon maaf silakan pelajari dulu apa perbedaan gaya sentripetal dan gaya sentrifugal. Banyak sekali artikel di internet yang menjelaskannya. Perbedaan mendasar gaya sentripetal dan sentrifugal adalah terletak pada kerangka acuannya. Gaya sentripetal dilihat dari kerangka acuan inersia sedangkan gaya sentrifugal dilihat dari kerangka acuan non-inersia misalnya pada kerangka acuan berputar.

Contoh gaya sentripetal misalnya gerak bulan dan satelit mengelilingi bumi, dan sebagainya. Sedangkan gaya sentrifugal misalnya benda yang sedang berada di dalam bola, dan bolanya sedang berputar. Dalam hal ini bola berputar menjadi kerangka acuan.

Pada kasus bulan mengelilingi bumi tidak bisa dimodelkan dengan persamaan matematika GAYA GRAVITASI - GAYA SENTRIFUGAL = 0, jika demikian maka bulan tidak akan mengelilingi bumi tapi hanya diam atau berGLB karena resultan gayanya sama dengan nol.

Gaya sentrifugal sebenarnya adalah efek semu sebab gaya yang timbul bukan terjadi karena gerak benda itu sendiri melainkan akibat kerangka acuannya yang non-inersia. Pada kasus benda yang berada di dalam bola yang sedang berputar, benda seolah-olah mendapat gaya yang arahnya keluar sehingga benda dapat menempel di kulit bola bagian dalam. Contoh efek semu lain misalnya saat kita berada di dalam lift yang sedang bergerak, kita seolah-olah mendapatkan gaya selain gravitasi padahal kita tidak melakukan gerak terhadap lift, contoh lainnya saat di dalam mobil yang dipercepat kita seolah mendapat gaya dorong ke belakang.

Sekarang mari kita buktikan adakah gaya sentrifugal saat bulan mengorbit bumi.

Saat mengorbit bumi, bulan sebenarnya sedang jatuh ke bumi atau sedang mengalami GLBB, namun karena ada GLB yang arahnya tegak lurus dengan GLBB akibatnya akan terjadi resultan gerak ‘sesaat’ yang lintasannya melengkung mengikuti jarak bumi-bulan, dan ini akan terus berulang. Jadinya walaupun bulan sedang jatuh ke bumi, jarak bumi-bulan relatif selalu sama. Lalu di manakah gaya sentripetal? Gaya sentripetal dalam kasus ini adalah gaya gravitasi itu sendiri yang menyebabkan GLBB ke bumi. Lalu di manakah gaya sentrifugal? Dalam kasus ini gaya sentrifugal tidak ada. Sebab jika tiba-tiba gaya gravitasi dihilangkan alias tiba-tiba bumi menghilang maka gerak bulan hanya menjadi GLB, bukan gabungan GLB + GLBB sentrifugal.



Mudah-mudahan gaya sentrifugal yang Mas Eko maksud bukanlah sentrifugal pada geosentris. Bila belum puas dengan penjelasan saya, silakan ditanyakan kepada orang yang lebih mengerti dan bisa menjelaskan dengan lebih baik. Ilmu kita tidaklah seberapa, sangat banyak orang yang lebih mengerti dari kita.

Terima kasih atas masukannya, semoga nanti bisa saya koreksi sesuai dengan konsep yang sebenarnya. Selamat belajar.




Nah itu saja Mas Eko, semoga bermanfaat.

SERI BUMI DATAR?

Bukti Empiris Revolusi Bumi + Pengantar
Bukti Empiris Rotasi Bumi + Pengantar
Bukti Empiris Gravitasi + Pengantar

Seri 43 : Bantahan Cerdas Penganut FE3

Seri 42 : Bantahan Cerdas Penganut FE 2
Seri 41 : Melihat Satelit ISS sedang mengorbit Bumi
Seri 40 : Bantahan Cerdas Penganut FE

Seri 39 : Arah Kiblat Membuktikan Bumi Bulat

Seri 38 : Equation Of Time

Seri 37 : Mengenal Umbra Penumbra dan Sudut Datang Cahaya

Seri 36 : Fase Bulan Bukan Karena Bayangan Bumi
Seri 35 : Percobaan Paling Keliru FE
Seri 34 : Analogi Gravitasi Yang Keliru
Seri 33 : Belajar Dari Gangguan Satelit
Seri 32 : Mengapa Horizon Terlihat Lurus?
Seri 31 : Cara Menghitung Jarak Horizon
Seri 30 : Mengapa Rotasi Bumi Tidak Kita Rasakan
Seri 29 : Observasi Untuk Memahami Bentuk Bumi
Seri 28 : Permukaan Air Melengkung
Seri 27 : Aliran Sungai Amazon
Seri 26 : Komentar dari Sahabat
Seri 25 : Buat Sahabatku (Kisah Kliwon menanggapi surat FE101 untuk Prof. dari LAPAN)
Seri 24 : Bukti Empiris Gravitasi
Seri 23 : Bukti Empiris Revolusi Bumi
Seri 22 : Bukti Empiris Rotasi Bumi
Seri 21 : Sejarah Singkat Manusia Memahami Alam Semesta

Seri 20 : Waktu Shalat 212
Seri 19 : Kecepatan Terminal
Seri 18 : Pasang Surut Air Laut
Seri 17 : Bisakah kita mengukur suhu sinar bulan?
Seri 16 : Refraksi
Seri 15 : Ayo Kita Belajar Lagi
Seri 14 : Perspektif
Seri 13 : Meluruskan Kekeliruan Pemahaman Gravitasi
Seri 12 : Teknik Merasakan Lengkungan Bumi
Seri 11 : Gaya Archimedes terjadi karena gravitasi
Seri 10 : Azimuthal Equidistant
Seri 9 : Ketinggian Matahari pada bumi datar
Seri 8 : Bintang Kutub membuktikan bumi bulat
Seri 7 : Satelit Membuktikan Bumi berotasi
Seri 6 : Rasi Bintang membuktikan bumi berputar dan berkeliling
Seri 5 : Gravitasi membuktikan bumi bulat
Seri 4 : Besi tenggelam dan Gabus terapung
Seri 3 : Gaya gravitasi sementara dirumahkan
Seri 2 : Bola Golf jadi Penantang
Seri 1 : Satelit yang diingkari