Sahabat Fisika,
kali ini saya akan menunjukkan dua percobaan paling keliru di
abad ke-21 yang ada di dalam video bumi datar.
Dua percobaan itu adalah percobaan mengukur suhu sinar bulan dan
percobaan menyinari ruangan dengan sinar bulan.
Percobaan ini untuk mendukung teori bumi datar, dimana teori ini
mengatakan bahwa bulan memiliki cahaya sendiri.
Bulan memiliki cahaya sendiri adalah sebuah keharusan dalam teori bumi
datar, karena fase-fase bulan dan terjadinya gerhana tidak akan bisa dijelaskan
jika bulan tidak bercahaya sendiri.
Menurut teori
bumi datar fase-fase bulan terjadi karena ada kembaran bulan atau
“antimoon” yang menutupi bulan. Sayangnya penggemar bumi datar tidak bersikap
kritis pada konseptornya dan bertanya “siluman dari mana itu?” atau bertanya “Pernahkah ada orang yang
melihatnya?” Sikap kritis penggemar bumi
datar sepertinya sudah habis tertutup oleh teori konspirasi. Jadi sengawur apapun pernyataan konseptornya,
“pejah gesang” terima saja. Padahal jika
penggemar bumi datar ingin mencari kebenaran bisa langsung melihat bulan yang
terkadang terlihat berbentuk lingkaran penuh namun hanya sebagian yang bercahaya
dan lalu bertanya “sedang kemana silumannya, koq bulan tidak menyala semua?”. Nah sahabat cobalah sering-sering memandang
bulan, bila beruntung sahabat akan mendapati bulan terlihat lingkaran penuh
namun hanya sebagian yang bercahaya.
Sebenarnya masih
banyak percobaan lain di video datar yang keliru. Percobaan-percobaan yang ada di video datar
adalah percobaan abal-abal. Sangat tidak
layak dijadikan sebagai bukti apalagi bukti ilmiah. Misalnya percobaan LASER yang hanya menunjukkan
gambar atau video tanpa metode ilmiah sebagai mana percobaan ilmiah yang
benar. Percobaan menembakkan LASER justru
100% akan membuktikan bentuk bumi yang bulat jika dilakukan dengan jujur untuk
mencari kebenaran. Coba saja tembakkan
LASER ke bagian bawah kapal yang sedang
menjauhi daratan. Saya berani jamin
semakin lama LASER akan melenceng ke bagian atas kapal. Karena saya yakin LASER dan pandangan kita
sama-sama lurus. Jadi saya menilai
percobaan LASER adalah percobaan yang sia-sia hanya gagah-gagahan saja.
Percobaan
lainnya adalah percobaan dengan kamera NIKON P900. Objek-objek di lautan yang sudah tidak nampak
di layar kamera dizoom dan akhirnya terlihat.
Lalu dijadikan bukti bahwa objek yang tidak terlihat di laut hanya
karena persfektif. Ini adalah percobaan
untuk menggiring opini penggemar bumi datar agar berpikiran objek yang hilang
di laut terjadi hanya karena persfektif.
Padahal faktanya adalah saat menjauhi daratan, kapal akan telihat
semakin mengecil, ini memang karena persfektif, namun saat mencapai horizon
sedikit demi sedikit kapal akan mulai tenggelam. Ayo para penggemar bumi datar yang pikirannya
belum penuh teori konspirasi dan masih ada ruang untuk menerima kebenaran, buktikan saja sendiri fenomena kapal
tenggelam di horizon!!
Sahabat, untuk
memulai pembahasan dua percobaan paling
ngawur ini kita mulai dari konsep dasar panas, suhu dan cahaya. Silakan disimak.
Panas adalah
salah satu bentuk energi. Bentuk energi
yang lain misalnya energi listrik, energi kinetik (energi gerak), energi
potensial dan sebagainya. Satuan panas
adalah kalori bisa juga Joule. Menurut hukum kekekalan energi, energi tidak
dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan.
Ini mengandung konsekuensi bahwa energi hanya bisa diubah dari satu
bentuk ke bentuk lainnya atau istilahnya
konversi energi dan jumlahnya selalu tetap setelah proses konversi. Misalnya dari energi listrik bisa diubah menjadi
energi kinetik, dari energi kinetik
berubah menjadi energi panas dsb.
Misalnya saat
kita menendang bola. Saat awal, bola mendapatkan energi kinetik dari usaha kita
menendang. Gerak bola semakin lama akan melemah
dan akhirnya berhenti karena gesekan dengan tanah dan udara. Ini berarti energi kinetik bola sedikit demi
sedikit berubah menjadi energi panas pada tanah, udara dan bola itu
sendiri. Akhirnya bola akan berhenti
bergerak setelah seluruh energi kinetiknya berubah menjadi energi panas. Hal berbeda terjadi pada gerak satelit. Karena
satelit bergerak di ruang hampa udara maka tidak ada gaya gesek apapun. Energi
kinetik satelit tidak akan berkurang dan satelit akan terus mengorbit. Jadi satelit tidak memerlukan bahan bakar yang
banyak untuk mengorbit bertahun-tahun.
Panas dan suhu
adalah dua entitas yang berbeda namun sangat berhubungan erat. Silakan lihat artikel panas dan suhu. Panas dapat mengalir dari satu tempat ke
tempat lain atau dari satu benda ke benda lain.
Misalnya ketika kita memanaskan sebatang besi pada salah ujungnya maka
panas akan mengalir ke ujung yang lain.
Ini disebut perpindahan panas secara konduksi. Panas mengalir dari tempat atau benda yang suhunya
lebih tinggi ke tempat yang lebih rendah. Saat suhu suatu tempat atau benda sudah sama
maka aliran panas akan berhenti. Dalam
hal ini suhu bisa dijadikan indikator adanya perpindahan panas.
Sekarang mari
bayangkan kita memiliki sepotong besi dengan massa 100 gram pada suhu 0°C dan
segelas air yang bermassa 150 gram pada suhu 25°C. Apa yang terjadi ketika besi tersebut dimasukkan
ke dalam air di gelas? Perhatikan ilustrasi di bawah ini,
Secara
qualitatif jawabannya adalah mudah dan sederhana. Panas dari air akan mengalir ke besi karena suhu
air lebih tinggi daripada besi dan berlangsung terus sampai suhu keduanya sama. Saat sudah sama suhu keduanya adalah satu
nilai yang besarnya lebih dari 0°C dan kurang dari 25°C. Perhatikan ilutrasi di bawah ini.
Secara
quantitatif besarnya suhu perpaduan air dan besi bergantung pada kalor jenis
dan massa keduanya. Kalor jenis adalah
banyaknya energi panas yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu 1 gr benda sebesar
1°C.
Misalnya air
memiliki kalor jenis 1 kalori/gr°C ini berarti untuk menaikkan atau menurunkan suhu
1 gr air sebesar 1°C dibutuhkan energi panas 1 kalori. Jika massa air adalah 150 gr maka energi
panas yang dibutuhkan adalah 150 kalori.
Untuk menaikkan atau menurunkan suhu sebesar 5°C berarti butuh 750
kalori.
Besi memiliki
kalor jenis 0,11 kalori/gr°C berarti untuk menaikkan atau menurunkan suhu 1 gr
besi sebesar 1°C dibutuhkan energi panas 0,11 kalori. Jika massa besi adalah 100 gr maka dibutuhkan
11 kalori. Untuk menaikkan atau
menurunkan suhu sebesar 5°C berarti butuh 55 kalori. Kalor jenis dilambangkan
dengan huruf “C”.
Banyaknya panas
yang berpindah baik yang dilepas atau yang diterima suatu benda disebut
kapasitas panas dilambangkan dengan Q.
Pada kasus besi yang dimasukkan ke dalam air maka kapasitas panas yang
diberikan air harus sama dengan yang diterima oleh besi, hal ini sesuai dengan
hukum kekekalan energi. Mari kita hitung
berapa suhu akhir perpaduan air dan besi dan berapa kapasitas panas yang
berpindah.
Misalkan suhu
akhir perpaduan besi dan air adalah sebesar t. Maka kapasitas panas yang
diterima besi adalah
Q = m C ∆t
Q = 100 x 0,11 x
(t – 0)
Q = 11t
Sedangkan panas
yang diberikan air adalah
Q = m C ∆t
Q = 150 x 1 x
(25 – t)
Q = 3750 – 150t
Panas yang
diterima besi sama dengan yang diberikan air
11t = 3750 –
150t
t = 23.3 °C
Berarti
perpaduan air dan besi akan menyebabkan suhu keduanya menjadi 23,3 °C. Sedangkan panas yang diberikan air atau
diterima besi adalah Q = 11 x 23,3 = 256,2 Kalori. Artinya ada aliran panas sebesar 256,2 kalori
dari air menuju besi. Dengan catatan
kita abaikan pengaruh lingkungan dan gelas.
Konsep tersebut
sebenarnya mudah dipahami. Intinya
ketika kita mencampur dua zat yang memilki
suhu berbeda maka akan terjadi aliran panas dari benda yang bersuhu
tinggi ke benda yang bersuhu rendah sampai suhu keduanya sama. Semoga penjelasan di atas mudah dipahami.
Sekarang mari
kita kupas percobaan yang ada di dalam video bumi datar. Di dalam video ditunjukkan sebuah percobaan
menyinari ruangan dengan cahaya bulan. Disebutkan
ruangan yang terkena cahaya bulan suhunya akan turun atau lebih rendah daripada
ruangan yang tidak disinari bulan.
Pembuat video menganggap ruangan dan cahaya bulan adalah dua entitas
yang jika digabung akan menyebabkan suhu keduannya menjadi sama, seperti pada
proses perpaduan besi dan air.
Dalam hal ini
berarti suhu ruangan lebih tinggi dari pada suhu cahaya bulan sehingga ketika
bergabung menyebabkan suhu ruangan menjadi turun karena ada sebagian panas
ruangan yang diberikan kepada cahaya bulan.
Bagi orang yang faham fisika ini adalah hal yang super aneh, tidak
ilmiah dan tidak rasional. Namun bagi
penggemar bumi datar asalkan sumbernya video bumi datar akan ditelan
mentah-mentah sebagai kebenaran. Mungkin
akibat kecerdasannya sudah dipenuhi oleh teori konspirasi.
Di mana letak
kekeliruannya?
Kekeliruannya
adalah terletak pada hal yang paling fundamental di mana pembuat video
menganggap bahwa cahaya bulan atau cahaya pada umumnya adalah suatu entitas
yang memiliki informasi nilai suhu seperti benda-benda lain misalnya air, besi,
kayu, udara dan sebagainya. Padahal
tidaklah demikian. Cahaya tidak memilki
informasi tentang berapa besar suhunya. Cahaya
bulan tidaklah berbeda dengan cahaya pada umumnya, walaupun penggemar bumi
datar tetap ngotot bahwa cahaya bulan adalah langsung dari bulan bukan pantulan
sinar matahari. Tetap saja cahaya bulan
memiliki sifat dan karakteristik yang sama dengan cahaya pada umumnya. Karena sifat cahaya tidak dipengaruhi oleh
asalnya baik langsung maupun pantulan.
Dengan anggapan
seperti itu tidak heran jika pembuat video mengajukan percobaan mengukur suhu
sinar bulan. Jelas ini adalah kekeliruan
paling fatal karena cahaya sama sekali tidak memiliki informasi tentang berapa
besar suhunya. Makanya ini saya sebut keajaiban dunia yang ke-8 jika ada
manusia yang bisa mengukur suhu sinar bulan.
Orang yang berusaha mencobanya jelas tidak faham apa itu cahaya dan apa
itu suhu.
Padahal dua
pemahaman itu sangat fundamental dalam fisika. Hal yang paling fundamental saja
keliru apalagi yang lainnya. Pantas saja orang-orang seperti ini mengalami
kesulitan akut dalam memahami bentuk bumi yang bulat. Akhirnya banyak sahabat-sahabat saya yang
mengatakan bahwa orang yang percaya bumi datar adalah orang yang gagal faham. Bahkan
sahabat saya mengatakan “saya percaya bumi itu bulat karena saya masih
waras”. Dan ada juga sodara sepergurauan
saya yang ‘meledek’ saya karena mau meladeni orang-orang yang tidak mengerti
sains atau pemahaman sainsnya babak belur.
Kaya meladeni anak TK saja. Yang
amat disayangkan adalah keengganan mereka untuk belajar dan malah menggunakan
ketidakfahamnya untuk membantah.
Memprihatinkan!!
Pada seri ke-17
Bisakah Mengukur Suhu Sinar Bulan sudah dijelaskan apa itu cahaya dan apa itu
suhu. Silakan dipelajari. Cahaya adalah energi yang sedang merambat
dalam bentuk gelombang elektromagnetik.
Cahaya tidak berbeda dengan sinyal handphone kita. Yang membedakan hanya panjang gelombangnya
saja. Sudah jelas bahwa cahaya tidak
bisa diukur suhunya walaupun menggunakan alat ukur dengan peralatan dan metode
secanggih apapun, karena cahaya tidak membawa informasi suhu.
Dari kekeliruan
pertama pembuat video bumi datar yang menganggap cahaya bisa diukur suhunya
lahirlah kekeliruan kedua yaitu suhu ruangan akan turun akibat terkena sinar
bulan. Ini juga kekeliruan yang sangat
fatal. Saya tidak akan bertanya
percobaan tersebut dilakukan atau tidak dan tidak akan bertanya bagaimana
metodenya karena percobaan itu jelas berangkat dari pemahaman yang salah. Tidak mungkin ruangan akan memberikan
panasnya kepada cahaya bulan. Cahaya
bulan tidak memiliki informasi suhu dan juga tidak ada kalor jenis cahaya.
Bagaimana
sebenarnya yang terjadi saat suatu ruangan disinari cahaya bulan? Jika kita faham tentang cahaya maka kita akan
langsung menjawab suhu ruangan pasti akan naik berapa pun kecilnya.
Cahaya bukan panas!. Cahaya
adalah energi yang sedang merambat dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Saat cahaya mengenai sebuah benda maka akan
terjadi tiga hal yaitu sebagian cahaya akan diteruskan, sebagiannya dipantulkan
dan sebagian lagi diserap. Energi cahaya
yang diserap benda menyebabkan suhu benda menjadi naik. Perhatikan saat cahaya melewati kaca tembus
pandang. Ada berkas yang diteruskan, ada
yang dipantulkan dan ada yang diserap kaca yang akan menaikkan suhu kaca. Perhatikan ilustrasi di bawah ini,
Jadi ketika cahaya bulan menyinari ruangan maka suhu ruangan pasti
akan naik dengan catatan pengaruh lingkungan diabaikan.
Mengapa menurut pembuat video hasil percobaan tersebut menunjukkan
suhu ruangan menjadi turun, berikut ini kemungkinannya;
- Ada pengaruh lingkungan yang
tidak diperhitungkan. Ini adalah
kebiasaan penggemar bumi datar yang melakukan percobaan tanpa memperhatikan
pengaruh lingkungan seperti percobaan Bedford Level.
- Kesalahan pada alat ukur,
metode dan manusia yang melakukan percobaan.
- Yang ini saya mohon maaf dulu,
ini hanya kemungkinan ya… percobaan
tersebut tidak pernah dilakukan alias hanya omong doang.
Jadi kesimpulan
yang bisa kita ambil dari artikel ini adalah bahwa dua percobaan yang diajukan
dalam video bumi datar adalah percobaan yang teramat keliru dan ngawur. Dan
paling fatal kekeliruannya. Percobaan
itu lahir dari pemahaman yang keliru terhadap hal yang paling fundamental yaitu
panas, cahaya dan suhu. Semoga para
penggemar bumi datar semakin sadar dan mau untuk belajar sehingga tidak lagi
mengalami kesulitan dalam memahami bentuk bumi yang bulat. Aamiin…
2 komentar:
Mas Ilmu Kucari, tentang cahaya, menurut pemahaman Saya (mohon koreksi), cahaya juga bisa diartikan sebagai materi sub atomik tak bermassa yang disebut photon, yang dilepaskan saat elektron berpindah dari tingkat energi lebih tinggi ke tingkat yang lebih rendah (penentu panjang gelombang & spektrum), bergerak lurus bergelombang ke segala arah atau diarahkan dengan kecepatan mutlak c. Jika pemahaman Saya itu benar, maka pertanyaan Saya:
1. Jika photon sebagai materi, setelah dilepaskan, apakah materinya tetap ada setelah energinya habis (terkonversi), secara bebas?? atau kah materinya terserap / masuk ke materi (atom) lain? Kalau ada secara bebas, bagaimana sifat materinya dan apakah Kita bisa mendapatkanya/mendeteksinya?
2. Bagaimana perjalanan waktu yang dialami photon menurut relativitas Einstein, sedangkan photon sendiri adalah materi yang bergerak dgn kecepatan c mutlak.
Terima Kasih atas penjelasanya.. (maaf kalau agak sedikit menyimpang dari pembahasan). Terima kasih
Foton nda punya massa diam, energinya adalah momentum. Kalau dihentikan maka dia hilang. Untuk tetap "ada" dia harus memiliki momentum, artinya terus bergerak. Mengandaikan foton seperti materi adalah keliru, karena foton bukan materi. Syarat materi (matter) adalah memiliki massa diam dan volume. Foton bergerak dengan kecepatan cahaya, bagi foton waktu tidak ada. Jika saya adalah foton, saat saya tercipta saat itu juga saya musnah, namun bagi orang yang melihat (pengamat), mereka bisa melacak dari mana saya berasal dan kapan saya tercipta.
Posting Komentar