Sedikit
demi sedikit saya mulai bisa menarik kesimpulan dari cara pembuat video datar mempengaruhi
penontonnya. Tapi mohon maaf ini
hanyalah sekedar kesimpulan saya, kesimpulan anda tidak harus sama dengan
kesimpulan saya. Kesimpulan saya adalah
pembuat video datar ini sangat cerdas, mereka tahu tema-tema apa saja yang akan
ditampilkan dalam video itu untuk mendukung teorinya. Dan tema-tema ini memang mudah sekali
mempengaruhi penonton video yang malas untuk melakukan cek ulang atau mencari
informasi pembanding, kurang mengerti sains terutama ilmu fisika dan mereka yang
doyan dengan teori konspirasi.
Misalnya jika dikatakan tidak ada penerbangan
dari kota A ke kota B secara langsung, tentang penerbangan dari Bali ke LA yang
terpaksa mendarat darurat di Alaska karena ada wanita melahirkan, tidak ada
orang yang mengaku melihat satelit dengan teleskop, setelah dicek ulang ternyata
faktanya tidaklah demikian, Satelit ISS
bisa dilihat langsung tanpa bantuan alat optik. Misalnya lagi dalam ilmu fisika tentang tidak
adanya gravitasi, medan elektromagnetik yang membuat matahari dan benda langit
berputar, perbedaan massa jenis yang membuat benda jatuh, jika kita mengerti
ilmu fisika tentu kita tahu bahwa hal-hal demikian tidaklah benar. Dan tema yang paling
sensitif dan menurut saya paling kuat pengaruhnya adalah tema konspirasi global.
Di
samping tema-tema itu mereka juga mengajukan beberapa percobaan yang bagi
penonton video yang tidak mengerti metodologi percobaan ilmiah tentu akan
langsung mempercayainya. Dalam tradisi
ilmiah sebuah percobaan akan dituliskan laporannya dalam bentuk jurnal ilmiah
dan dipublikasikan. Di dalam jurnal
ilmiah ditulis antara
lain siapa yang melakukan, kapan dan di mana dilakukan, kondisi lingkungan,
metode, teknik pengambilan data, kesulitan dan hasil percobaan, sehingga orang lain dapat
menilai keabsahannya dan mengulangi percobaan tersebut dengan metode yang lebih baik jika meragukan.
Beberapa
percobaan yang diajukan di video tersebut menurut saya banyak sekali
kelemahannya bahkan ada yang benar-benar salah.
Misalnya percobaan menembakkan LASER sejauh 6.4Km adalah sangat sulit
untuk menghasilkan titik jatuhnya karena sepersekian ratus derajat saja
melenceng tentu titik jatuhnya akan meleset (silakan gunakan rumus sinus pada
segitiga).
Faktor yang mempengaruhi di
sini adalah perbedaan ketinggian tanah dari permukaan laut antara sumber dan
titik jatuh apakah sudah diukur? Kesejajaran
LASER terhadap tanah bagaimana cara mengukurnya? Bagaimana memastikan arah laser tegak lurus dengan jari-jari bumi? Dan beberapa percobaan lainnya
yang tidak menggunakan metode sebagaimana mestinya. Dan percobaan yang saya
pikir paling salah dan fatal adalah percobaan mengukur temperatur cahaya bulan. Mungkin ini adalah
keajaiban dunia yang ke-8 bila ada orang yang berhasil mengukur temperatur
cahaya dengan termometer (bukan temperatur warna cahaya).
Percobaan
yang dilakukan dengan sembarangan atau tidak mengikuti metode yang benar bisa
dimungkinkan oleh dua hal. Pertama
karena orang yang melakukan percobaan kurang mengerti metode percobaan yang
benar, sehingga tidak mempertimbangkan hal-hal apa saja yang dapat mempengaruhi
hasil percobaan. Kedua karena
kesengajaan, artinya percobaan tersebut sengaja dilakukan dengan metode yang
tidak benar agar memberikan hasil yang sesuai dengan yang diinginkan.
Ada
untungnya juga bagi saya menulis diblog ini. Saya jadi terus mencari
literatur yang berhubungan dengan tema-tema yang dibahas pada video bumi datar. Paling tidak ada
beberapa hal yang awalnya saya tidak faham akhirnya saya jadi sedikit lebih
memahami. Misalnya tema tentang Azimuthal Equidistant yang dibahas oleh pembuat
video bumi datar untuk mendukung teorinya. Tema ini barangkali
kurang berhubungan dengan fisika tapi lebih kearah geografi. Tapi saya tetap
menuliskannya di blog “Fisika di sekitar kita” ini karena saya anggap juga
bermanfaat. Dan
Ilmu geografi juga merupakan bagian dari ilmu alam, karena terbukti jurusan
geografi ada di FMIPA UI.
Hal
menarik yang membuat saya ingin membahas masalah Azimuthal Equidistant adalah
karena pembuat video bumi datar mengklaim bahwa Azimuthal Equidistant merupakan
peta yang dibuat berdasarkan bentuk bumi yang datar. Peta ini dibuat oleh
USGS yang merupakan badan survei geologi AS (lucunya pembuat video ini
mengatakan USGS adalah lembaga yang kredibel, tapi mereka tidak tahu atau
pura-pura tidak tahu bahwa lembaga ini juga memiliki satelit yang mereka tidak
percayai keberadaannya. Silakan
dicek pada situs resmi USGS apakah lembaga ini memiliki satelit atau tidak,
agar anda bisa membuktikan sendiri), peta ini juga digunakan sebagai logo PBB
dan yang lebih mencengangkan peta ini terpampang di ruang kerja J. F. Kennedy
Presiden AS waktu itu.
Peta
berdasarkan Proyeksi Azimuthal Equidistant
Logo
PBB
Untuk
ketiga fakta yang saya sebutkan adalah benar, namun untuk klaim bahwa peta ini
dibuat berdasarkan bumi datar adalah salah dan benar-benar salah. Peta ini
tidak ada hubungannya sama sekali dengan bumi datar. Klaim ini bagi penonton video yang malas
untuk mengecek ulang akan ditelan mentah-mentah begitu saja, sama seperti
ketika menelan mentah-mentah ilusi gravitasi, tidak adanya satelit, matahari
yang rendah berputar YIN-YAN di atas
bumi datar, bulan yang punya kembaranyang muncul ketika terjadi gerhana, percobaan-percobaan
yang ditampilkan, dan informasi-informasi lain yang tidak sesuai dengan fakta.
Sebelum
membahas Azimuthal Equidistant
kita perlu mengerti dulu tentang proyeksi peta bumi. Andaikan
bumi berbentuk datar tentu tidak akan ada bermacam-macam
teknik proyeksi bumi pada bidang datar, proyeksi bidang datar ke bidang datar cukup
dibuat skala pemetaan saja selesai. Nah karena bumi berbentuk bulat maka untuk
memproyeksikannya pada bidang datar diperlukan bermacam-macam teknik dan salah satunya
adalah proyeksi Azimuthal Equidistant. Proyeksi pada bidang datar sangat
diperlukan karena untuk membawa peta bumi dalam bentuk bulat (globe) sangatlah
tidak praktis dan makan tempat, apalagi jika ukurannya besar. Proyeksi pada bidang
datar misalnya pada kertas sangatlah praktis, bisa dilipat atau digulung dan
mudah dibawa bahkan bisa disusun dalam bentuk buku.
Bentuk
bumi yang bulat ketika diproyeksikan pada bidang datar sudah pasti akan
menimbulkan permasalahan. Silakan
bayangkan kulit jeruk atau kulit bola yang dibentangkan mendatar tanpa ada
sobekan pasti akan timbul lekukan di sana-sini.
Di dalam proyeksi peta, ini disebut sebagai distorsi atau kesalahan. Semua
teknik proyeksi peta bumi pada bidang datar pasti akan memiliki kesalahan di
samping kelebihan dan kekurangan. Kesalahan yang umum terjadi pada peta bumi
adalah pada bentuk dan luas wilayah, jarak dan arah.
Peta
yang ideal adalah peta yang tidak memilki kesalahan, namun hal ini tidaklah
mungkin dapat dipenuhi. Yang mungkin
dapat dipenuhi adalah mempertahankan salah satu atau beberapa aspek dan
mengabaikan aspek yang lain. Dalam hal
ini yang bisa dipertahankan keakuratannya adalah bentuknya (conform), luasnya
(equivalent), arah dan jaraknya (equidistant). Tidak mungkin semuanya dapat
dipenuhi sekaligus dalam satu teknik proyeksi. Untuk itu diperlukan berbagai
teknik proyeksi yang bergantung dari tujuan pembuatan peta atau untuk keperluan
apa peta tersebut dibuat.
Sebagai
perbandingan, peta yang sering kita lihat pada buku atlas, atau terpampang di ruang
kelas adalah peta yang berdasarkan pada proyeksi Mercator. Proyeksi Mercator
adalah proyeksi bola bumi pada selimut tabung (silinder). Proyeksi ini
diperkenalkan oleh seorang kartografer bernama Flandria Gerardus Mercator pada
tahun 1569. Model proyeksi ini hanya akurat di sekitar katulistiwa. Daerah lain yang jauh dari katulistiwa akan
terdistorsi, semakin jauh dari katulistiwa distorsinya semakin besar. Lihatlah jarak Rusia dan AS yang seharusnya
dekat di globe ternyata amat jauh di proyeksi peta ini.
Peta
berdasarkan proyeksi Mercator
Apa
itu proyeksi Azimuthal Equidistant?
Proyeksi
Azimuthal Equidistant adalah sebuah teknik proyeksi bumi pada bidang datar yang
berorientasi pada arah (azimuth) dan berusaha mempertahankan kesamaan jarak
(equidistant) terhadap pusat proyeksi. Pusat proyeksi bisa dipilih di sembarang
tempat sesuai dengan kebutuhan. Peta
yang kita lihat berbentuk lingkaran di atas adalah peta yang berdasarkan
proyeksi Azimuthal Equidistant dengan pusat proyeksi di kutub utara bumi. Proyeksi
ini sangat cocok digunakan sebagai penentu arah kiblat bagi seluruh penjuru
dunia dengan menjadikan Ka’bah sebagai pusat proyeksi.
Proyeksi Azimuthal Equidistant diperkenalkan oleh
Al-Biruni (973-1048M) seorang ilmuwan muslim yang memahami bentuk bumi bulat
jauh sebelum Galileo. Beliau membuat
teknik proyeksi dengan meletakkan bola pada pusat sebuah lingkaran (bidang
datar) seperti gambar berikut.
Gambar Teknik Proyeksi Al-Biruni
Dari
gambar bisa kita lihat, titik singgung pusat lingkaran dengan bola adalah pusat
proyeksi.
Al-Biruni
membuat rumus matematika yang lumayan rumit untuk memetakan semua titik pada permukaan
bola ke sebuah lingkaran. Untuk
memudahkan pemahaman saya sebut saja rumus itu dengan fungsi pemetaan
Al-Biruni. Bisa kita gambarkan fungsi
pemetaan itu seperti gambar berikut. ( Sama seperti pelajaran matematika di
SMP)
Gambar Fungsi Pemetaan
Saat ini
di dunia maya sudah ada yang membuat generator untuk membuat proyeksi Azimuthal
Equidistant.
Ciri-ciri
proyeksi ini adalah adanya garis-garis bujur yang menuju ke suatu titik pusat
seperti jari-jari dan adanya garis lintang berupa lingkaran-lingkaran yang
mengelilingi pusat. Peta ini memiliki kelemahan yaitu semua arah dan jarak yang
tidak melalui pusat proyeksi adalah salah, luas dan bentuk wilayah akan semakin
terdistorsi ketika menjauh dari pusat proyeksi. Kita ambil contoh benua
Australia yang jauh dari pusat proyeksi bentuknya menjadi memanjang, sangat
berbeda dengan bentuk yang sebenarnya, dan jarak benua Australia dengan benua
Afrika juga jadi semakin jauh.
Inilah
artikel tentang proyeksi azimuthal equidistant yang saya kutip dari wikipedia
berbahasa inggris. Mohon maaf tidak saya kutip semua dan ada bagian yang saya
potong dan tidak saya artikan secara harfiah. Bila ingin lengkapnya silakan cek
sendiri di Wikipedia.
“The azimuthal equidistant projectionis an azimuthal map projection.
It has the useful properties that all points on the map are at proportionately
correct distances from the center point, and that all points on the map are at
the correct azimuth (direction) from the center point. A useful application for
this type of projection is a polar projection which shows all meridians (lines
of longitude) as straight, with distances from the pole represented correctly.
The flag of the United Nationscontains an example of a polar azimuthal
equidistant projection.
This projection is used by the USGS in the National Atlas of the
United States of America, and for large-scale mapping of Micronesia. It is
useful for showing airline distances from center point of projection and for
seismic and radio work.
Distances are correct between points along straight lines through
the center. All other distances are incorrect. Distortion of areas and shapes
increases with distance from the center point. Some types of wide-angle camera
lenses, known as "fisheye lenses" produce an azimuthal equidistant
projection of the photographed scene onto the photographic medium”.
Dari keterangan artikel di atas
bisa kita ringkaskan sebagai berikut;
- Proyeksi Azimuthal Equidistant
adalah salah satu jenis proyeksi peta azimuth. (proyeksi azimuth lain misalnya
gnomonic, azimuthal orthografik dan azimuthal sterografik)
- Teknik proyeksi ini sangat
berguna ketika digunakan untuk mengukur jarak dan menentukan arah yang benar dari
pusat proyeksi.
- Logo PBB menggunakan proyeksi
ini dengan pusat proyeksi kutub utara.
- Proyeksi ini digunakan oleh
USGS dalam Atlas nasional AS
- Penerapan proyeksi ini misalnya
untuk mengukur jarak penerbangan yang diukur dari pusat proyeksi, untuk seismik
dan arah pancaran sinyal radio.
- Jarak dua lokasi sepanjang
garis yang melalui pusat proyeksi adalah tepat sedang semua jarak lain adalah
salah atau tidak tepat.
- Distorsi luas dan bentuk
wilayah akan bertambah ketika menjauh dari pusat proyeksi.
Proyeksi
Azimuthal Equidistant
Lihat
gambar di atas
- Arah
dan jarak dari A ke B adalah benar karena melalui pusat proyeksi
- Arah
dan jarak dari C ke D adalah benar
karena perpanjangan garis CD melalui pusat proyeksi
- Arah
dan jarak dari A ke C salah karena garis dan perpanjangannya tidak melalui
pusat proyeksi
Jarak dari A ke B dikatakan benar jika
jarak pada peta dikali skala yang digunakan menunjukkan jarak yang sebenarnya di
bumi dan berlaku sebaliknya.
Arah dari A ke C dikatakan salah
artinya arah dari titik A ke titik C sebenarnya bukanlah garis lurus yang menghubungkan
A dengan C. Jika kita invers (anti
proyeksi) maka di globe garis A-C bukanlah sebuah garis lurus tapi sebuah garis
lengkung (kurva). Jika di antara garis A-C
ada titik E maka rute perjalanan terdekat dari A ke C sebenarnya tidak pernah
melalui E, karena
rute perjalanan terdekat yang sebenarnya, bukanlah garis lurus yang
menghubungkan A dengan C.
Titik
A, C dan E yang kelihatannya segaris pada bidang proyeksi sebenarnya tidak
demikian dalam kenyataannya, karena
garis A-C tidak melalui pusat proyeksi.
Makanya disebutkan bahwa arah yang tidak melalui pusat proyeksi adalah
salah. Jadi
Proyeksi ini tidak bisa digunakan sebagai acuan rute penerbangan
bila garis atau perpanjangan garis rutenya tidak melalui pusat proyeksi. Namun sebaliknya bila garis atau perpanjangan
garis rutenya melalui pusat proyeksi maka ini sangat akurat baik arah maupun
jaraknya misalnya rute penerbangan dari A ke B atau dari C ke D.
Mudah
dimengerti bukan?
Kesimpulannya, proyeksi Azimuthal Equidistant adalah
proyeksi peta yang berdasarkan pada bumi bulat bukan bumi datar. Jika proyeksi ini berdasarkan pada bumi datar
sudah pasti tidak akan terjadi distorsi luas, bentuk, jarak dan arah. Tentunya tidak perlu diberi nama sekeren "Proyeksi Azimuthal Equidistant" tapi cukup "Peta Bumi Datar".
Satu
lagi hal menarik yang ingin saya bahas di sini adalah tentang rute penerbangan. Pembuat video datar
mengklaim bahwa jalur penerbangan lebih masuk akal pada bumi datar dari pada
globe. Namun
cerobohnya dan menurut saya ini sangat ceroboh adalah peta yang digunakan untuk
membuktikan jalur penerbangan adalah peta yang berdasar Proyeksi Azimuthal
Equidistant. Ya enggak nyambung
lah…. Kalau mau membuktikan hal demikian
harusnya dengan peta yang dibuat sendiri, tentukan letak, luas pulau, benua
atau wilayah, jarak dan arahnya. Sudah
saya jelaskan di atas bahwa jarak dan arah yang tidak melalui pusat proyeksi
adalah salah. Coba
saja perhatikan jarak Australia-Afrika jadi lebih jauh dibandingkan dengan
jarak Australia-kutub utara padahal di proyeksi Mercator adalah sebaliknya. Dan juga perhatikan
bentuk benua Australia yang sangat jelas terlihat mengalami distorsi. Jadi apa yang mau
dibuktikan jika kerangka acuannya saja sudah salah.
Mari
saya tunjukkan klaim pembuat video datar tentang berita yang menyebutkan ada
pesawat dari Bali ke LA mendarat darurat di Alaska karena ada penumpang yang
melahirkan. Seperti pada gambar ini
klaim mereka,
Menurut
mereka penerbangan dari Bali ke LA pada bumi datar melewati Alaska, jadi masuk
akal jika mendarat darurat di Alaska. Namun sayangnya peta yang digunakan
adalah peta proyeksi Azimuthal Equidistant terlihat dari ciri-cirinya. Ini sebuah kesengajaan
atau karena memang pembuat video sedang tidak menggunakan kecerdasaannya. Sudah saya jelaskan bahwa
arah dan jarak yang tidak melalui pusat proyeksi adalah salah, jadi rute dari
Bali ke LA tidak pernah melewati Alaska karena tidak melalui pusat proyeksi.
Kecuali pembuat video
ngeyel bahwa peta tersebut adalah benar peta bumi datar bukan peta proyeksi. Kalau memang seperti itu justru pertanyaannya
akan semakin menyulitkan misalnya dengan cara apa peta tersebut dibuat? Memakai
foto satelit kah? Siapa
yang melakukan? Kapan
dilakukan? benarkah
bentuk benua Australia memanjang seperti di peta? Benarkah jarak-jarak
antar benua, antar pulau, bentuk wilayah berbeda dengan yang
sekarang dipercaya dunia?
Hal
lain yang saya malu untuk mengungkapkannya adalah kenyataan bahwa rute
penerbangan Bali-LA itu sebenarnya adalah Bali-Taiwan-LA. Wanita yang melahirkan dan dokter yang
menolong persalinan adalah penumpang dari Taiwan. Sepertinya pembuat video sengaja menutupi
fakta ini dengan tujuan untuk memperkuat klaimnya.
Tentang
rute penerbangan akan saya lanjutkan, semoga kita lebih mendapat pencerahan
setelah selesai membacanya. Pembuat
video mengklaim bahwa tidak ada penerbangan langsung dari Johannesburg ke
Sidney, tapi transit dulu di Dubai. Seperti ini gambar yang dibuat oleh
penganut bumi datar.
Menurut
mereka rute
penerbangan tersebut aneh pada globe tetapi masuk akal pada bumi datar. Lihat peta yang
digunakan adalah proyeksi Azimuthal Equidistant. Sekali lagi saya katakan rute penerbangan
langsung dari Johannesburg ke Sidney tidak pernah melalui Dubai. Kalaupun memang transit
di Dubai itu hanya masalah perhitungan keuntungan saja dan tentunya arah pesawat harus dibelokkan.
Rute yang benar adalah rute yang di globe. Rute yang terlihat di
proyeksi Azimuthal Equidistant tersebut (garis warna merah) bila diinvers akan
cenderung sama dengan yang di globe. Silakan
dibayangkan jika peta proyeksi tersebut dibuat bulat kembali dengan tumpuan
kutub utara. Kebayang bukan jika garis lurus tersebut cenderung akan sama dengan rute di
globe?
Untuk
mendukung klaimnya pembuat video bumi datar mengatakan tidak ada rute penerbangan
langsung dari Johannesburg ke Sydney.
Bagaimana kalau ternyata ada? Apakah pembuat video berbohong agar
penontonnya percaya? Kalau
memang terbukti berbohong apakah anda masih tetap percaya pada mereka?
Penerbangan dengan nomer QF64 adalah
penerbangan langsung dari JohannesBurg ke Sydney dan QF63 sebaliknya, silakan
dicek di situs agen penjualan tiket penerbangan, atau ketik saja langsung
“QF64” di google. Estimasi
waktunya adalah 11 jam 20 menit. Berbeda
dengan estimasi pembuat video bumi datar yang hanya 11 jam. Perbedaan ini mungkin
terjadi karena pembuat video bumi datar menghitung jarak yang salah pada peta
Azimuthal Equidistant.
Atau
bisa jadi pembuat video sudah tahu ada rute penerbangan tersebut dari situs
agen penerbangan sehingga tahu bahwa estimasi waktunya sekitar 11 jam. Nah loh !!! Dua kemungkinan yang sama-sama
menyakitkan!! Tapi
saya lebih cenderung pada kemungkinan kedua.
Sebab jika mereka menghitung berdasarkan peta Azimuthal Equidistant
pasti waktu yang dibutuhkan akan lebih lama, lihat saja jarak Sydney ke
Johannesburg jadi lebih jauh.
Satu lagi, dan menurut saya ini yang
paling menarik dari semua tulisan saya tentang bumi datar. Model bumi datar yang
diajukan oleh pembuat video dan penganutnya ternyata nyontek alias njiplak abis
dari teknik proyeksi Azimuthal Equidistant dengan kutub utara sebagai pusat
proyeksi. Terbukti pada model bumi datar
yang diajukan, mereka menempatkan kutub utara di pusat lingkaran dan kutub
selatan di keliling lingkaran dan peta yang diajukan sama persis dengan peta
yang dihasilkan dari proyeksi Azimuthal Equidistant.
Keyakinan
saya berdasarkan pada pertanyaan darimana mereka bisa membuat peta tersebut,
apakah mereka punya satelit, apakah mereka sudah menjelajah seluruh wilayah
dunia sehingga tahu letak, jarak, luas dan bentuk pulau, benua, laut dan
samudra yang berbeda dari peta yang selama ini kita punya contohnya bentuk
benua Australia yang memanjang itu? Dan keyakinan saya yang kedua adalah
peta yang diajukan memiliki ciri-ciri proyeksi Azimuthal Equidistant berupa
garis bujur yang memusat dan garis lintang berupa lingkaran-lingkaran. Komplit
100% nyontek, sayang nyonteknya kurang
rapih. Mau
ngeles? Monggo…..
Cek
dan cek ulang kuncinya, cari informasi sebanyaknya, jangan gadaikan
kecerdasan anda pada teori konspirasi, gunakan kecerdasan anda!
Semoga
kita mendapat pencerahan. Amin….
JADI
MASIHKAH PERCAYA BUMI DATAR?
6 komentar:
Haha
Sangat bermanfaan, buat lagi perncerahan yang lain gan.
Mas Eko terima kasih, saya merasa terpanggil untuk meluruskan hal hal yg keliru terhadap sains dan pemahaman thd alam semesta.
Nanti jika ada hal yg menarik akan saya lanjutkan seri berikutnya.
Selamat belajar.
Nah loe flath earthers, rasain tuh.
Terimakasih mas atas ilmu nya
1. Bisakah dijelaskan perhitungan gerhana dengan jarak dan dimensi yang selama ini ada, karena Flat Earther selalu mengatakan mustahil.
2. Apakah tidak ada cara untuk membungkam flat earther secara pasti tanpa bisa didebat lagi, Misalnya dengan perjalanan satelit yang tanpa distorsi, karena satelit kan sudah sangat banyak.
3. Bagaimana realita Matahari menyinari alam semesta, dan sifat sinarnya itu menyebar, terfokus atau bagaimana ?
Terima kasih
Ooh.. gitu. Berarti dulu para penjelajah itu mengawali bikin peta dgn bawa2 bola polos. Trus dia gambar pulau di bola polos itu. Lalu dibuatlah peta di kertas kosong berdasarkan teori azimuthal equdistant memproyeksikan gambar pulau yg dibuat di bola itu tadi. Ok ok... saya paham sekarang. Makasih om...
Posting Komentar