Halo sahabat,
pada kesempatan ini saya mengajak sahabat untuk melakukan pengamatan atau
observasi untuk belajar mengenali seperti apa bentuk alam semesta yang kita
tinggali ini. Saya sengaja menghindari
rumus dan hitungan matematika atau logika yang njlimet agar sahabat lebih bisa
menikmatinya. Di sini pun saya berusaha
menghindari hal-hal yang berbau sains, karena ada beberapa sahabat yang masih
beranggapan ada kebohongan dalam sains. Hanya dibutuhkan logika dan penalaran
sederhana untuk menyimpulkan hasil pengamatan ini.
Silakan sahabat
lakukan observasi berikut ini,
Tiga
Bintang Segaris
Tiga bintang
segaris adalah suatu gugus bintang yang terdiri dari tiga buah bintang yang
hampir membentuk garis lurus ke bawah.
Nama gugus bintang ini mungkin tidak akan ditemukan di literatur
manapun, karena memang ini hanyalah penamaan dari saya untuk memudahkan
penyebutan. Seperti inilah ilustrasi
gugus tiga bintang segaris. Perhatikan tiga bintang yang hampir membentuk garis
lurus.
Saat tulisan ini
diposting posisi gugus bintang ini bila dilihat pada jam 5 pagi
berada di timur dengan ketinggian sekitar 45 derajat. Bagi sahabat yang ingin melakukan observasi,
cobalah selama tiga bulan lihatlah posisi gugus bintang ini setiap jam 5 pagi. Silakan lakukan pengamatan setiap jam 5 pagi,
apakah posisi bintang ini tetap atau terus bergeser ke barat.
Saya punya
pengalaman melakukan observasi terhadap gugus bintang ini. Saya melakukannya sekitar jam 7.30 setiap
malam. Bila sahabat ingin melakukannya
sekitar jam 7.30 malam, maka sahabat harus menunggu sekitar setengah tahun
lagi. Karena saat ini pada jam tersebut
gugus bintang itu sudah tidak terlihat.
Nah sahabat silakan dicoba, fenomena ini adalah salah satu bahan yang
bisa dipertimbangkan untuk menemukan bentuk alam semesta.
Kapal Tenggelam di Horizon
Kapal terlihat seperti
tenggelam di horizon menjadi salah satu fenomena yang patut dipertimbangkan
untuk memahami bentuk bumi. Silakan
lihat ilustrasi fenomena kapal terlihat seperti tenggelam di horizon seperti di
bawah ini.
Jangan buru-buru
percaya dengan ilustrasi tersebut, sebaiknya buktikan saja sendiri secara
langsung. Silakan rekreasi ke pantai. Bila perlu bawa teropong atau kamera
superzoom agar lebih meyakinkan. Silakan
amati kapal besar yang sedang menjauhi daratan atau sebaliknya. Semoga sahabat bisa menemukan fenomena ini.
Sunset dan Sunrise di Pantai
Bagi sahabat
yang suka dengan pemandangan saat sunset atau sunrise di tepi pantai, inilah
saatnya membuktikan bahwa matahari benar-benar seperti tenggelam di laut atau
muncul dari laut. Perhatikan ilustrasi
di bawah ini.
Saat sunrise
atau sunset ketinggian matahari adalah 0 derajat atau lurus dengan bidang datar
tempat kaki kita berpijak. Sementara
pada saat yang bersamaan di wilayah lain posisi matahari masih tinggi (bisa
kita buktikan dengan menanyakan pada saudara kita misalnya di Timur Tengah atau
di Eropa). Mari kita renungkan model bumi seperti apa dan posisi matahari yang
bagaimana yang bisa menjelaskan fenomena ini.
Semakin tinggi semakin banyak yang bisa kita lihat
Semakin tinggi
posisi kita semakin banyak yang bisa kita lihat. Hal ini terjadi tidak saja karena ‘saat di atas
tidak ada penghalang pandangan’ namun ada hal lain yang menyebabkannya. Misalnya di tengah lautan yang tanpa
penghalang pandangan sekalipun. Bagi
seorang pelaut tentu bisa membedakan saat meneropong dari dek kapal dengan saat
meneropong dari menara atau tempat yang lebih tinggi di kapal. Perhatikan juga menara pengawas pantai, tentu
ada maksudnya mengapa dibuat tinggi.
Saat sahabat
masih di tepi pantai jangan lewatkan fenomena ini. Posisi kita yang semakin tinggi
dari permukaan air laut akan membuat semakin banyak yang bisa kita lihat. Jika sahabat memiliki teropong atau kamera
superzoom itu lebih baik lagi untuk membuktikan fenomena ini. Silakan lakukan pengamatan dengan ketinggian
setengah meter dari air laut, lalu lanjutkan dengan ketinggian 2 meter dan
cobalah cari menara atau tempat yang tingginya 8 meter lebih. Bandingkan perbedaan pemandangan yang bisa
disaksikan. Bila beruntung maka sahabat
bisa menemukan objek yang tidak terlihat pada ketinggian 0,5 meter menjadi
terlihat pada ketinggian 8 meter.
Silakan gunakan
dulu asumsi ini, dengan jari-jari bumi sekitar 6400km, jarak horizon pada
ketinggian 0,5 meter adalah sekitar 2,5 km, di ketinggian 2 meter adalah
sekitar 5 km dan pada ketinggian 8 meter sekitar 10 km. Dengan pengamatan ini semoga semakin menuntun
sahabat untuk menemukan bentuk bumi yang sebenarnya.
Pesawat memantulkan cahaya matahari saat Maghrib
Saat Maghrib
adalah saat di mana matahari baru tenggelam sempurna di horizon. Itu artinya walaupun dilihat dari tepi pantai
yang tanpa halangan apapun matahari sudah tidak tampak. Nah sahabat saat maghrib cobalah lihat ke atas
barangkali ada pesawat yang tidak tertalu tinggi di atas kita. Bila sahabat beruntung akan melihat badan
pesawat yang berkilauan akibat cahaya matahari.
Saya pernah beruntung menyaksikan fenomena ini. Bagi kita yang berada di bawah, matahari
sudah tidak terlihat namun cahaya matahari masih bisa mengenai pesawat di
atas. Fenomena ini juga memperkaya kita
untuk bisa menyimpulkan bagaimana bentuk bumi sebenarnya.
Posisi matahari lebih rendah dari pesawat
Bagi sahabat
yang pernah naik pesawat mungkin pernah menyaksikan posisi matahari lebih
rendah dari pesawat. Fenomena ini bisa
terjadi saat matahari sedang terbit atau terbenam bagi wilayah yang berada
tepat di bawah pesawat. Saat ketinggian
pesawat sekitar 10km dpl, penumpang di pesawat akan melibat posisi matahari
lebih rendah dari pesawat. Nah bila
sahabat berhasil menemukan fenomena ini silakan dicoba untuk menguji model bumi
datar berbentuk cakram dengan jarak matahari sekitar 5000km selalu di atas bumi.
Silakan digambar secara geometri di mana posisi pesawat, bumi dan matahari. Lalu silakan juga lakukan pengujian untuk
model bumi yang saat ini umum dipercaya manusia.
Bayangan
Ashar
Hisab waktu
shalat yang ada saat ini adalah metode untuk menentukan awal masuknya waktu
shalat dengan memperkirakan ketinggian matahari dari hitungan astronomi berdasarkan
bumi bulat, berotasi dan berevolusi. Menurut
badan hisab, kriteria masuknya waktu ashar adalah saat panjang bayangan benda
sama dengan tinggi benda ditambah panjang bayangan saat dhuhur. Untuk membuktikan bahwa perhitungan astronomi
ini benar silakan sahabat lakukan observasi panjang bayangan benda saat Ashar. Sebelumnya
catat dulu panjang bayangan benda saat awal dhuhur (lihat di tabel jadwal waktu shalat). Silakan dibuktikan benarkah panjang bayangan
Ashar = tinggi benda + panjang bayangan dhuhur.
Semakin
ke utara bintang utara semakin tinggi
Bagi kita yang
tinggal di bumi bagian selatan sulit untuk dapat melihat bintang utara. Ada sahabat yang mengaku bisa melihat bintang
utara dari puncak gunung semeru, ini adalah hal yang mungkin, karena semakin ke
atas semakin banyak yang bisa kita lihat.
Sebaliknya bagi sahabat yang tinggal di bumi bagian utara, bintang utara
mudah dilihat. Ada fenomena menarik di
sini yaitu semakin ke utara posisi bintang ini semakin tinggi. Silakan sahabat yang tinggal di sekitar
katulistiwa coba lihat posisi bintang utara kemungkinan posisinya amat rendah. Nah cobalah telepon sahabat yang ada di utara
misalnya di Jepang, tanyakan benarkah posisi bintang utara lebih tinggi.
Perhatikan
ilustrasi di bawah ini
Mari sahabat
kita renungkan bentuk bumi seperti apa yang bisa menjelaskan fenomena ini. Mengapa sahabat kita di bagian bumi selatan
sulit untuk melihat bintang ini, mengapa sahabat di katulistiwa melihat bintang
ini dengan ketinggian yang amat rendah dan sahabat di utara melihat bintang ini
dengan posisi yang tinggi. Silakan diuji
untuk bumi datar berbentuk cakram di manakah posisi bintang utara, lalu uji
juga untuk model alam semesta yang saat ini dipercaya secara umum.
Fase fase gerhana bulan
Saat hendak
terjadi gerhana bulan cobalah amati fase-fase kenampakan bulan. Dari adanya bayangan hitam yang mulai
menutupi bulan perlahan-lahan, lalu bulan menghilang sampai muncul kembali
sedikit demi sedikit. Perhatikan
bayangan hitam itu bentuknya lingkaran. Silakan
sahabat pikirkan benda apa gerangan bayangan hitam tersebut.
Fenomena umum
Di samping
fenomena yang memerlukan pengamatan, ada juga fenomena yang sudah kita mahfum
bahwa ini benar-benar terjadi tanpa kita perlu membuktikan dengan pengamatan
yang berarti. Inilah fenomena umum yang
kita rasakan di bumi.
- Terjadinya siang dan malam secara
bergantian, melingkar berurutan di seluruh permukaan bumi.
- Benda-benda langit seperti
matahari, bulan dan bintang-bintang mengalami terbit dan tenggelam setiap hari.
- Adanya pergantian 4 musim.
- Posisi matahari yang berubah
kadang di utara kadang di selatan
- Adanya perbedaan dan perubahan lamanya
siang dan malam di berbagai belahan bumi.
- Adanya siklus bulanan ditandai
dengan fase-fase bulan
- Adanya pasang surut air laut
- Adanya siklus tahunan ditandai
dengan pergantian musim.
Mari sahabat kita hayati dari berbagai
fenomena tersebut bentuk
alam semesta seperti apa yang bisa menjelaskan
berbagai fenomena tersebut.
Sahabat, sengaja
tidak saya simpulkan hasil pengamatan ini.
Saya ingin mengajak sahabat untuk berpikir dengan pikiran yang jernih
dengan membuang dulu anggapan bahwa pemahaman alam semesta yang saat ini
dipercaya secara umum adalah kebohongan yang dipaksakan.
Silakan sahabat
lakukan pengamatan yang sudah saya paparkan di atas, kalau bisa semuanya akan
lebih baik. Jika hanya beberapa juga tidak mengapa karena itu semua sifatnya
adalah saling menguatkan. Saya pun tidak
mengklaim semuanya pernah saya lakukan sendiri. Kemudian dari hasil pengamatan silakan
simpulkan sendiri bentuk bumi dan alam semesta seperti apa yang bisa
menjelaskan fenomena tersebut. Kalau
memang dari hasil pengamatan itu sahabat menyimpulkan bentuk bumi adalah datar,
diam dan berkubah ya silakan itu hak sahabat.
Namun demikian
saya berpesan tolong jangan lagi mengatakan pemahaman alam semesta seperti yang
dipercaya saat ini adalah kebohongan yang dipaksakan. Pemahaman bentuk alam semesta yang seperti
sekarang ini adalah berdasar pada kesesuaian pengamatan seperti yang sudah
dijelaskan di atas diperkuat bukti
secara sains dengan berbagai perhitungan dan percobaan dan diperkuat pula
dengan teknologi. Semuanya saling
mendukung tidak ada yang bertentangan.
Sejak Phytagoras
(abad 4 SM) dan murid-muridnya menyatakan bentuk bumi adalah bulat maka sudah
tidak ada lagi perdebatan bentuk bumi di kalangan orang-orang cerdas.
Perdebatan sudah beralih pada masalah bumi diam atau bergerak. Tiga hal yang mendasari Aristoteles (abad 3
SM) menyimpulkan bentuk bumi bulat yaitu, adanya fenomena kapal terlihat
tenggelam di horizon, bintang utara yang semakin tinggi jika dilhat dari utara
dan fase-fase bulan saat terjadi gerhana bulan.
Pemahaman bentuk
bumi bulat ini diteruskan oleh peradaban Islam jaman keemasan, di mana semua
ilmuwan Muslim pada zaman itu meyakini bahwa bentuk bumi adalah bulat. Saat kemajuan di Eropa pun pemahaman ini
berlanjut hingga saat ini. Tentu kita
bisa berpikir tidak ada sedikitpun hal yang mendasari tuduhan bahwa pemahaman
bentuk bumi yang bulat adalah kebohongan yang dipaksakan. Siapa yang membohongi dan siapa yang
dibohongi.
Saya khawatir
setelah membaca beberapa web yang membongkar habis kebohongan video bumi
datar. Yang saya khawatirkan adalah
tujuan sebenarnya video itu bukanlah hendak mengungkap kebenaran. Tapi mohon
maaf itu hanyalah kekhawatiran saya saja.
Semoga tidak demikian adanya. Makanya
yang saya tulis di sini lebih kepada sains agar sahabat-sahabat ada tambahan
bahan untuk mendapatkan kebenaran dalam sains dan pemahaman yang lebik baik. Agar tidak mendapatkan ilmu yang keliru.
Pada akhirnya saya
tetap menganggap itu semua akibat ketidakfahaman semata dan mungkin juga akibat
kurang rajin mencari literatur. Misalnya
keraguan ‘batu bisa menarik daging’.
Padahal ratusan literatur yang menjelaskan percobaan gravitasi (benda
satu menarik benda lain karena massanya) bisa didapatkan dengan mudah. Ada jurnal ilmiah, artikel ilmiah, skripsi dsb,
itu semua bisa didapatkan dengan mudah jika kita rajin mencarinya.
Jika ingin
membantah gravitasi mestinya literatur itulah yang dibantah, misalnya dengan menunjukkan bahwa metode percobaan
gravitasi tersebut keliru dsb. Kalau
bantahan kita hanya berupa kalimat “tidak masuk akal batu bisa menarik daging”
itu sama saja kita menyerahkan leher kita.
Tragis!!! Membantah akibat tidak faham.
Untungnya kita malah diberi nasehat untuk rajin belajar.
Tarik menarik
dua benda bermassa adalah fakta ilmiah, hanya saja gaya tarik ini amat lemah
sehingga diperlukan kondisi dan peralatan khusus untuk bisa diamati dan
diukur. Metode yang umum dalam masyarakat
sains untuk mengukur gaya tarik ini adalah dengan neraca puntir. Silakan lihat seri ke-24 bukti empiris gravitasi. Daripada kita membantah tanpa
ilmu lebih baik kita mempelajarinya, insya Allah lebih berguna.
Sahabat, jika
ada hal atau sesuatu yang menurut sahabat bertentangan dengan sains dan bentuk
alam semesta seperti sekarang ini
silakan boleh bertanya di sini.
Jika saya mampu akan saya jelaskan dan jika saya tidak bisa menjelaskan
ya itu karena keterbatasan saya. Saya
bukanlah orang yang tahu segalanya tentang sains. Namun intinya kita mesti banyak belajar agar
bisa mendapatkan pemahaman yang lebih baik.
Semoga kita mendapatkan pemahaman yang lebih baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar