Jarang orang
peduli dengan rasi bintang di langit.
Paling-paling mereka yang suka dengan ramalan zodiak dan itupun mereka
tidak memperhatikan sendiri di langit malam.
Padahal rasi bintang ini bisa membuktikan bahwa bumi yang kita tempati
ini mengembara atau berkeliling dalam periode 1 tahun (perhitungan kalender
berbasis matahari) dan berputar pada porosnya.
Rasi bintang adalah sekumpulan
bintang yang tampaknya berhubungan dan membentuk konfigurasi khusus dalam ruang
3 dimensi. Ada 88 rasi bintang di langit
yang disepakati manusia, 12 di antaranya digunakan oleh astrologi atau ilmu
perbintangan. Inilah yang disebut dengan
zodiak. Setiap zodiak memilki masa
edar, artinya zodiak ini akan tampak di
langit malam mulai tanggal tertentu dan berakhir tanggal tertentu lalu
digantikan oleh rasi bintang lain. Sebenarnya pergantian zodiak di langit malam
ini tidak serta merta tapi secara berangsur-angsur, karena sesungguhnya langit
malam itu berubah dari malam ke malam secara berangsur-angsur dan mengalami
perulangan (kembali ke posisi awal) setiap 365 hari (1 tahun).
Cobalah saat malam hari yang
cerah di akhir Oktober sampai November pandanglah langit, akan tampak
sekumpulan bintang yang bila kita tarik garis khayal akan membentuk pola mirip
kalajengking, ini yang disebut orang sebagai rasi bintang scorpio. Jika kita tekun mengamati, kita akan mendapati
kenyataan bahwa rasi bintang ini dan bintang-bintang lain dan juga bulan,
terbit dari timur dan bergerak terus ke barat
sampai akhirnya terbenam. Dan sebenarnya
semua benda langit terbit dari timur dan
tenggelam di barat. Jika setiap malam kita terus mengamati, kita akan tahu
bahwa akhirnya rasi bintang ini berangsur-angsur menghilang dan digantikan oleh
rasi bintang lain yaitu sagitarius. Kita
akan mendapati rasi bintang scorpio pada bulan yang sama tahun berikutnya. Inilah yang dimaksud dengan masa edar zodiak.
Lalu kita akan bertanya model
bumi seperti apa yang dapat menjelaskan fakta adanya pergantian rasi bintang,
adanya pemandangan langit malam yang berubah dari malam ke malam, adanya
kenyataan bahwa semua benda langit terbit dari timur dan terbenam di
barat. Tahukah anda bahwa berabad-abad yang lalu saat manusia masih menganggap
bumi berbentuk datar dan diam, manusia sangat kesulitan untuk menjelaskan
peristiwa pergantian rasi bintang dan pemandangan langit yang berubah dari
malam ke malam. Sehingga akhirnya mereka menyadari bahwa bumi tidaklah diam
tetapi mengembara di jagat raya. Dan
pada perkembangannya dengan diperkuat bukti-bukti sains lahirlah model bumi dan
jagat raya seperti yang kita fahami saat ini.
Bagaimana seandainya saat ini ketika kemajuan
sains dan teknologi begitu pesatnya, informasi mudah di dapat, sekolah di
mana-mana, laboratorium di mana-mana, observatorium langit juga banyak, koq masih
ada orang yang ngotot dan mempercayai bahwa bumi berbentuk datar dan diam? Entahlah.
Kata temanku orang seperti ini adalah orang yang “gagal faham”. Kalau menurutku sih mereka sebenarnya ingin mencari
dan merekontruksi model bumi yang lebih baik, namun sayangnya yang ketemu malah
bumi datar dan diam, tidak beda dengan pemahaman manusia purba.
Bagi anda yang percaya Tuhan,
maka di dalam kitab suciNya, Tuhan memerintahkan kita untuk berfikir,
memikirkan penciptaan langit dan bumi.
Mengapa kita diperintahkan berfikir? Karena Tuhan tidak menerangkan
secara detil bagaimana bentuk bumi dan alam semesta, Tuhan tidak mengatakan dalam kitabnya,
“Bentuk bumi bulat, massanya sekian, jarak
dari matahari sekian dst, atau dalam hukum sains arus yang mengalir dalam kawat
pengantar sebanding dengan tegangan atau benda jatuh mengalami percepatan dst”.
Kitab Tuhan bukan kitab sains. Manusialah yang harus menemukan ketetapan Tuhan dalam hukum sains. Di dalam kitabNya
Tuhan memberikan petunjuk berupa tanda-tanda alam, isyarat-isyarat alam dengan gaya
bahasa yang indah, itulah mengapa kita diperintahkan berfikir untuk menemukan
wajah alam semesta. Tentu kita berfikir
dengan ilmu pengetahuan atau sains. Dan Tuhan akan meninggikan derajat
orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan.
Model
bumi dan alam semesta yang saat ini kita
fahami sudah sangat baik dalam menjelaskan pergantian langit malam dan adanya
rasi bintang.
Ini penjelasan sederhananya.
Lihat gambar,
· Bola bumi berputar pada
porosnya dari barat ke timur dengan
perioda 24 jam sehingga mengakibatkan semua benda langit seolah-olah terbit
dari timur dan terbenam di barat.
· Bumi mengelilingi matahari dengan perioda 365 hari
atau 1 tahun, sehingga bagi orang yang mengamati langit pada malam hari akan
mendapati kenyataan bahwa wajah langit berubah dari malam ke malam dan akan
mendapati rasi bintang yang berubah berurutan selama 1 tahun.
Mirip ketika kita naik wahana berputar seperti ini
Jika arah pandangan kita tetap dan selalu
membelakangi poros putaran maka kita akan disuguhkan pemandangan yang berbeda
dalam satu kali putaran.
Mudah dipahami bukan.......
Model bumi dan alam semesta seperti
pemahaman kita sekarang ini sangat baik untuk menjelaskan berbagai tanda-tanda
alam yang setiap saat dirasakan oleh manusia seperti
- Adanya siang dan malam
- Peristiwa terbit dan
terbenamnya matahari di ufuk
- Benda-benda langit (matahari,
bulan, bintang-bintang, rasi bintang) terbit dari timur dan terbenam di barat
setiap hari.
- Bulan tidak selalu terbit saat
matahari terbenam dan tidak selalu terbenam pada saat matahari terbit.
Kadang siang hari pun bulan bisa
terlihat dan saat tengah malam pun bulan sudah tenggelam.
- Terjadinya gerhana matahari dan
gerhana bulan
- Terjadinya siklus alam sekitar
29 hari yang ditandai dengan fase-fase bulan, pasang surut air laut dsb.
(siklus 29 hari ini dijadikan sebagai siklus bulanan dan digunakan sebagai
perhitungan 1 bulan dalam kalender berbasis bulan misalnya kalender Hijriyah)
- Terjadinya siklus alam sekitar
365 hari yang ditandai dengan perubahan musim, kemiringan matahari, perbedaan
lamanya siang dan malam dsb. (Siklus 365
hari ini dijadikan sebagai siklus tahunan dan dipergunakan sebagai perhitungan
1 tahun dalam kalender berbasis matahari misalnya kalender Masehi)
- Pemandangan langit malam yang berangsur-angsur
berubah dari malam ke malam yang ditandai dengan perubahan penampakan rasi
bintang yang berulang setiap sekitar 365 hari
.
Adalah sangat baik bila masih ada orang yang terus mencari dan merekonstruksi
model bumi dan alam semesta agar lebih baik dalam memberikan pemahaman kepada
manusia. Namun tentu ada syarat yang
harus dipenuhi yaitu pertama harus bisa menjelaskan dengan lebih baik tanda-tanda
alam dan yang kedua harus mematuhi hukum-hukum yang berlaku dalam sains.
Bagaimana
bila saat ini ada orang yang mengajukan model bumi datar, matahari dan bulan
berkeliling di atasnya dengan ketinggian sekitar 5000km apakah bisa diterima?
Mari kita
bandingkan dengan gambaran “Manusia terisolasi”. Andaikan ada orang sejak lahir sampai usia 20
tahun berada di dalam kamar yang terisolasi.
Ketika usia 20 tahun dikeluarkan dan disuruh menganalisa lingkungannya
lalu diminta menggambarkan bumi, matahari dan bulan. Kira-kira jawabannya
mungkin seperti ini;
“Bumi adalah tanah yang datar dan mungkin luas, matahari
adalah bola api yang terbit dari timur, bergerak terus mengelilingi bumi dan
terbenam di barat, dan berada di bawah bumi saat malam, paginya terbit
kembali. Sedangkan bulan seperti
matahari hanya lebih kecil jadi tidak sepanas matahari.”
Lebih bagus yang mana antara
penggambaran “manusia terisolasi” versus model bumi datar? “Manusia terisolasi” masih mampu menjelaskan terjadinya siang dan
malam, bagaimana dengan model bumi datar, matahari selalu di atas dengan
ketinggian 5000km, bisakah terjadi siang dan malam? Bisakah ada pemandangan matahari terbit dan
terbenam di laut. Apakah bisa
menjelaskan seluruh tanda-tanda alam yang setiap saat dirasakan oleh manusia? Apa atau gaya apa yang membuat matahari dan
bulan bisa berkeliling di atas bumi namun tidak jatuh ke bumi dan bagaimana
persamaan matematikanya?
Jawabannya ada pada diri anda
sendiri, sejauh mana anda mau dan mampu berfikir dan memahami ayat-ayat Tuhan,
baik yang diwahyukan melalui utusanNya
ataupun yang dilampirkan di alam raya sebagai ciptaanNya, termasuk ketentuan
Tuhan yang ditemukan manusia dalam
hukum-hukum sains. Semoga anda bukan
termasuk orang yang “gagal faham” ,
Amin…..
JADI MASIHKAH PERCAYA BUMI DATAR?
9 komentar:
Pak TULISAN ANDA SANGAT BAGUS dan komperhensip dalam membantah teori Bumi Datar, AKAN SANGAT BAGUS jika tulisan bapak ini di bukukan minimal menjadi buku SAKU bagi para peminat ilmu pengetahuan di Indonesia. Para penerbit PASTI juga menunggu buku tentang ANTI FLAT EARTH, jadi saya mohon sebaiknya tulisan bapak di jadikan buku........ Mempertimbangkan jumlah penggemar teori FE di Indonesia menjadi yang terbesar di dunia, maka ini menjadi KEWAJIBAN untuk bapak sebagai ilmuwan (wakil para Nabi) untuk meluruskan pemikiran manusia Indonesia dan mengembalikan pikiran mereka kepada jalan yang benar.. TERIMAKASIH, mohon di pertimbangkan permohonan saya
Mas Reynaldi terima kasih atas masukannya. Beberapa sahabat juga ada yang menyarankan seperti itu. Tapi terus terang saya belum pernah menerbitkan buku dan belum mengerti bagaimana prosedurnya.
Semoga nantinya ada jalan yang memudahkan untuk sampai ke arah sana.
Terima kasih sekali lagi.
berarti tiap bulan rasi bintang berubah ya pak? karena bumi berevolusi ya pak? saya telah membuktikan sendiri pak rasi binatng tidak berubah. saya sangat senang memperhatikan bintang ketika malam cerah. pada bulan februari pertengahan saya lupa tanggal berapa yang pasti antara tanggal 11 dan 13 sekitar jam 9 malam tepat di atas kepala saya, saya menandai beberapa rasi bintang untuk saya amati malam2 selanjutnya, setelah sekitar 2 minggu saya mendapatkan kembali malam cerah tetapi tidak ada rasi bintang yang saya tandai, pada bulan april di pertengahan bulan, saya kembali menemukan rasi bintang yang saya tandai. saya pikir masih wajar saya melihat rasi tersebut karena bumi hanya bergeser 2 bulan dan memang posisi rasi tersebut agak tersudut. pada bulan juni akhir2 puasa kembali saya dapati rasi tersebut ketika saya pulang sholat subuh. saya pikir masih bisa di maklumi dan wajar saya melihat rasi tersebut karena masih berjarak 4 bulan, dan rasi tersebut hanya bisa di lihat ketika fajar atau magrib. saya fikir ketika lewat dari 5 bulan mutlak saya tidak dapat mengamati rasi tersebut. nyatanya saya kembali melihat rasi tersebut pada bulan agustus (sudah berjarak 6 bulan dari februari). september saya tidak dapat melihat karena cuaca sering mendung dan pada bulan ini (oktober) tanggal 17 jam 12 lebih saya kembali mendapatkan rasi yang saya tandai tersebut tepat di atas kepala saya lagi. wow... sapakah ini bumi bulat?? akhirnya saya bertambah yakin bumi ini datar pak. jika keyakinan saya ini salah mohon penjelasan nya pak, terima kasih sebelumnya.
Kalau anda menerbitkan buku pasti akan saya beli pak
Berarti bumi itu bulat dan datar. . .
ilustrasi yang diberikan saya pikir konyol. okelah jika bumi memang berotasi dan berevolusi, tapi bukankan menurut sains zaman now seluruh benda langit baik itu asteroid, komet, planet, dan bintang2 juga berotasi dan berevolusi. Selain matahari yang juga dikategorikan sebagai bintang, semua bintang yang ada di jagat raya pun berotasi dan berevolusi, jadi mungkinkah POLA RASI BINTANG YANG TERLIHAT AKAN SELALU SAMA (TERATUR) ??
Okelah jika menurut sains zaman now terdata 88 rasi bintang, tapi bukankah seharusnya JUMLAH RASI BINTANG TIDAK TERBATAS?
Saya pikir sudah saatnya kalian menelaah lagi teori heliosentris, bangunlah dari mimpi di siang bolong kalian.
Mas Adliee Terima kasih mau bersusah payah mencoba melakukan observasi. Rasi bintang yang terus bereser itu sudah diketahui manusia ribuab tahun yang lalu sebelum tahun Masehi makanya tidak heran ada ilmu astrologi yang melahirkan ilmu zodiak bintang atau ilmu ramal bintang yang berdasarkan pada peredsran rasi bintang. Kalau rasi bintang di langit tidak bergeser tentu sudah ribuan tahun yang lalu sudah diketahui manusia.
Saya sudah membuktikan sendiri, silakan ikuti langkah2 saya pada seri ke-29 observasi untuk mamahami bentuk bumi. Silakan Lakukan observasi seperti yang saya lakukan, Insya Allah akan mendapatkan hal yang benar
Terima kasih sudah berkunjung ke blog saya.
Mas Jihan Terima kasih sudah berkunjung ke blog saya.
Jarak bintang2 amat sangat sangatlah jauh dari bumi sehingga manusia di bumi relatif tidak merasakan pergerakan bintang. Silakan Mas Jihan amati pesawat terbang yang jaraknya hanya beberapa Km dari kita, lihatlah pergerakan pesawat amat lambat walaupun kecepatan pesawat mencapai 1000km/jam. Apalagi bintang yang jaraknya jutaaan hingga milyaran kali tentu pergerakannya tidak akan terasa bagi manusia di bumi.
Rasi bintang bukanlah ketetapan yang mutlak, mereka hanya sekedar kesepakan manusia untuk menandai kumpulan bitang. Jumlah rasi bintang tidaklah terbatas, tergantung manusia mau menyebut berapa, jumlah 88 hanya kesepakatan saja untuk menandai kumpulan bintang, kalau mau menambahi ya silakan saja. Pada seri ke-29 saya juga membuat penamaan rasi bintang sendiri, silakan lihat seri ke-29.
Saat ini teori heliosentis bahwa matahari sebagai pusat tata surya (bukan pusat alam semesta) secara umum telah diterima oleh manusia karena teori heliosentris saat ini yang paling baik menjelaskan bentuk tata surya.
Saya tidak faham dengan kata "kalian" yang ada pada komentar Mas Jihan, maksudnya kalian itu siapa, hampir seluruh astronom, orang cerdas dan ilmuwan dari berbagai latar belakang menerima konsep heliosentris. Bahkan Tabel waktu shalat yang dikeluarkan depag pun berdasar pada heliosentris. Kalau Mas Jihan seorang muslim dan tidak sefaham dengan konsep heliosentris tentu harus membuat tabel waktu shalat sendiri berdasar konsep tata surya yang Mas Jihan Percaya. Syarat sah shalat adalah mengetahui masuknya waktu shalat.
Selamat belajar.
Apakah bintang rasi bintang juga berevolusi?
Posting Komentar