Abstrak
Proses spontan merupakan fenomena alam yang terjadi tanpa intervensi eksternal, ditentukan oleh hubungan antara energi dan entropi suatu sistem. Artikel ini membahas konsep dasar proses spontan dalam perspektif termodinamika, yang meliputi kecenderungan sistem menuju energi minimum dan entropi maksimum. Berdasarkan hukum kedua termodinamika, suatu proses dikatakan spontan jika disertai penurunan energi bebas atau peningkatan entropi. Proses-proses alam seperti aliran air dari tempat tinggi ke tempat rendah dan pelarutan gula dalam air merupakan contoh nyata keseimbangan energi dan entropi yang mendukung kespontanan. Artikel ini juga membahas kondisi di mana proses non-spontan dapat berlangsung melalui intervensi eksternal, serta skenario di mana proses spontan dapat menaikkan energi atau menurunkan entropi asalkan perubahan tersebut diimbangi oleh variabel lain. Dengan demikian, penentuan sifat spontan atau tidaknya suatu proses didasarkan pada kesetimbangan energi dan entropi yang terjadi pada sistem.
Kata kunci: Proses spontan, energi, entropi, termodinamika, kesetimbangan
Proses Spontan: Antara Energi, Entropi, dan Analogi Kehidupan
Dulu, sewaktu SMA, salah satu kenangan yang paling membekas adalah rasa penasaran bercampur bingung setiap kali mendengar istilah energi, kekacauan (entropi), dan proses spontan. Saya sering merasa panas dingin ketika guru kimia bertanya, “Demo mahasiswa itu proses spontan atau tidak?”
Saat itu, saya tidak mampu menjawab—begitu juga teman-teman sekelas. Akhirnya, pertanyaan itu berubah menjadi PR. Saya mencari jawaban di berbagai literatur kimia, mencoba memahami apakah ada “rumus” yang dapat menjelaskan demo mahasiswa sebagai proses spontan atau tidak. Dari sana, saya mulai belajar memahami apa sebenarnya proses spontan itu, dan bagaimana kaitannya dengan energi dan entropi.
Saya kemudian menyadari bahwa demo mahasiswa bisa dikatakan spontan atau tidak spontan bergantung pada keseimbangan energi dan entropi. Manusia telah menemukan suatu hukum alam—hukum Allah—yang menjelaskan hal ini:
Suatu sistem cenderung mencapai tingkat energi yang serendah mungkin (energi berkurang).
Suatu sistem cenderung meningkatkan tingkat ketidakteraturan atau kekacauannya (entropi bertambah).
Kedua kaidah inilah yang menjadi dasar apakah suatu proses dapat berlangsung secara spontan.
Sebagai analogi, ketika nurani mahasiswa tidak bisa menerima keadaan, mereka memiliki “kelebihan energi”. Saat energi itu disalurkan melalui aksi demonstrasi, proses tersebut dapat dikatakan spontan. Begitu pula, ketika mereka meninggalkan pola keteraturan kampus dan turun ke jalan tanpa arsitek atau jalur komando yang terstruktur, hal ini juga dapat dianggap sebagai bentuk proses spontan.
Secara ilmiah, proses spontan adalah proses yang terjadi dengan sendirinya secara alami, di mana suatu sistem akan menurunkan tingkat energi semaksimal mungkin atau meningkatkan tingkat kekacauan (entropi) sebisanya. Dalam reaksi kimia, reaksi bersifat spontan jika:
Energi tidak berubah, tetapi entropinya positif (kekacauan meningkat setelah reaksi).
Entropi tidak berubah, tetapi energinya negatif (energi berkurang setelah reaksi).
Energi berkurang dan entropinya bertambah.
Contoh proses spontan dalam kehidupan sehari-hari antara lain:
Air mengalir dari tempat tinggi ke tempat rendah (karena energi potensial air di atas lebih tinggi daripada di bawah).
Gula larut dalam air (struktur kristal gula yang teratur menjadi lebih tidak teratur dalam larutan).
Namun, apakah entropi dapat bergerak ke arah negatif—artinya suatu sistem menjadi lebih teratur? Atau apakah energi sistem dapat meningkat?
Jawabannya: bisa, tetapi memerlukan campur tangan pihak ketiga, sehingga prosesnya tidak lagi bersifat spontan. Misalnya, air dapat bergerak dari bawah ke atas dengan bantuan pompa, atau larutan gula dapat dipisahkan kembali melalui proses penguapan.
Demikian pula, apakah proses spontan bisa menaikkan energi atau menurunkan entropi? Jawabannya: bisa saja. Proses spontan dapat menaikkan energi asalkan disertai peningkatan entropi yang cukup besar untuk mengimbangi kenaikan energi tersebut. Begitu juga sebaliknya, proses spontan dapat menurunkan entropi jika diimbangi oleh penurunan energi yang sesuai.
Kesimpulannya, sifat spontan atau tidaknya suatu proses ditentukan oleh keseimbangan antara energi dan entropi.