Sahabat Fisika, ternyata masih banyak di antara kita yang
salah mengerti tentang penyebab terjadinya fase-fase bulan. Banyak yang mengira fase-fase bulan terjadi
karena bayangan bumi. Padahal sebenarnya
tidaklah demikian. Bayangan bumi yang
terlihat di bulan hanya terjadi saat peristiwa gerhana bulan. Dengan terus belajar mari kita berusaha
memahami sains dengan lebih baik.
Melalui blog FISIKA DI SEKITAR KITA ini saya akan mencoba menjelaskan masalah penyebab terjadinya
fase-fase bulan yang kita lihat setiap hari.
Khusus untuk pembahasan kali ini saya memohon kepada sahabat yang
membaca artikel ini untuk menshare
kepada adik, kakak, atau sahabat yang lain atau kepada pelajar yang masih
belajar atau kepada siapa saja agar kita
semua tidak lagi salah mengerti tentang terjadinya fase bulan. Mohon dibantu…
Sahabat mari kita mulai dengan peredaran bulan
mengelilingi bumi. Silakan dipelajari
semoga semakin menambah pemahaman.
Bulan mengelilingi bumi membutuhkan waktu 27,3 hari
untuk satu kali putaran. Ini
disebut peredaran bulan sideris. Namun
untuk kembali satu garis dengan matahari dibutuhkan waktu 29,5 hari, karena
bulan juga mengikuti bumi mengelilingi matahari. Ini disebut peredaran bulan sinodis. Perhitungan tanggal dalam kalender Hijriyah
menggunakan peredaran 29,5 hari atau sinodis.
Perhatikan ilustrasi di bawah ini,
Gambar 1. Peredaran Sideris dan sinodis
Dari A ke A’ disebut peredaran bulan Sideris, membutuhkan
waktu 27,3 hari. Sedangkan dari A ke A”
disebut peredaran bulan sinodis, membutuhkan waktu 29,5 hari.
Di samping mengelilingi bumi, bulan juga berotasi pada
porosnya. Lamanya rotasi bulan sama
dengan peredaran bulan secara sideris sehingga menyebabkan sisi bulan yang
menghadap ke bumi selalu sama. Ini
disebut juga dengan rotasi sinkron. Jadi manusia di bumi hanya bisa melihat
satu sisi bulan dan tidak pernah melihat sisi yang lainnya. Perhatikan ilustrasi di bawah ini yang
menggambarkan hanya satu sisi bulan yang bisa dilihat dari bumi.
Gambar 2. Sisi bulan yang selalu menghadap ke bumi
Perhatikan ilustrasi di atas, daerah yang diarsir warna
hijau adalah sisi bulan yang selalu menghadap ke bumi.
Setiap saat bulan juga mendapatkan sinar matahari. Seperti bumi, bulan pun mengalami siang dan
malam di seluruh permukaannya secara bergantian akibat rotasi. Lamanya siang sekitar setengah bulan hijriyah
dan malampun demikian.
Perhatikan ilustrasi di bawah ini yang menggambarkan
separuh sisi bulan yang terkena cahaya matahari dari arah kanan.
Daerah yang diarsir putih adalah daerah yang terkena cahaya matahari. Mohon diperhatikan bahwa dalam kondisi biasa
bulan, bumi dan matahari tidaklah sebidang, artinya walaupun dalam bidang 2
dimensi terlihat segaris, sebenarnya tidaklah demikian dalam 3 dimensi. Jika dilihat dari sisi yang lain bisa jadi
bulan atau bumi lebih tinggi posisinya.
Jika bulan, bumi dan matarahari benar-benar segaris dalam 3 dimensi maka
terjadilah gerhana.
Gambar 3. Sisi bulan yang terkena sinar matahari
Bulan terlihat bercahaya karena ada pantulan dari cahaya
matahari. Penampakan bagian bulan yang
bercahaya jika dilihat dari bumi saya simulasikan dengan memadukan sisi yang
selalu menghadap ke bumi dengan sisi yang terkena sinar matahari. Ilustrasi berikut ini menggambarkan perpaduan
sisi yang selalu menghadap ke bumi dengan sisi yang terkena sinar
matahari.
Gambar 4. Sisi terkena matahari yang menghadap ke bumi
Perhatikan ilustrasi di atas, daerah irisan arsiran kita
sebut sisi-terkena-matahari yang menghadap ke bumi.
Sekarang mari kita bayangkan bahwa semua ilustrasi itu
berbentuk bola, maka kita akan mendapati penampakan bulan jika dilihat dari
bumi., seperti ilustrasi di bawah ini.
Gambar 5. Penampakan bulan dari bumi
Berikut ini penjelasannya,
Bulan
Mati
Sisi
yang terkena cahaya matahari seluruhnya membelakangi bumi sehingga hanya sisi
gelap yang menghadap ke bumi dan sama sekali tidak terlihat dari bumi. Waktu terbit dan tenggelam hampir bersamaan
dengan terbit tenggelamnya matahari.
Ketika posisinya bergeser, misalnya satu hari kemudian maka akan ada
sedikit sisi -terkena- matahari yang
menghadap ke bumi. Jika pengamat di bumi
berhasil melihat pantulan cahaya dari sisi yang sedikit ini, maka itulah yang disebut dengan Hilal.
Seperempat
awal
Di
posisi ini ada seperempat sisi-terkena-matahari yang menghadap ke bumi. Perhatikan gambar dua dimensi di atas.
Perhatikan daerah irisan arsiran. Silakan bayangkan dalam tiga dimensi,
bayangkan irisan arsiran berada di permukaan bola. Maka kita akan melihat bulan
berbentuk sabit bila dilihat dari bumi. Pada umumnya bulan akan terbit sekitar jam 9
pagi dan tenggelam jam 9 malam. Silakan
diamati sekitar tanggal 3-4 bulan Hijriyah.
Setengah awal
Posisi
ini lebih mudah dibayangkan. Bulan akan
terlihat separuh, karena hanya separuh sisi-terkena-matahari yang menghadap ke
bumi. Secara umum bulan akan terbit
sekitar jam 12 siang dan tenggelam jam 12 malam. Saat maghrib, bulan sudah berada di atas
kepala kita. Silakan diamati ketika tanggal
7 atau 8 kelender Hijriyah.
Tigaperempat awal
Perhatikan
kembali ilustrasi di atas. Dengan cara
yang sama silakan coba dibayangkan bentuk bulan jika dilihat dari bumi. Bulan terbit sekitar jam 3 sore dan tenggelam
jam 3 pagi. Fase ini berlangsung sekitar
tanggal 11-12 bulan Hijriyah
Purnama
Nah
yang ini pasti mudah dibayangkan.
Seluruh sisi-terkena-matahari menghadap ke bumi sehingga pengamat di
bumi akan melihat bulan berbentuk lingkaran penuh. Waktu terbit bulan hampir berbarengan dengan
waktu tenggelam matahari dan waktu tenggelamnya hampir sama dengan saat terbit
matahari. Bulan purnama terjadi sekitar tanggal 15 bulan Hijriyah.
Untuk
fase yang lain penjelasannya kira-kira sama misalnya saat tigaperempat akhir,
setengah akhir dan seperempat akhir.
Perlu digarisbawahi bahwa waktu terbit dan tenggelam bulan yang sudah
diterangkan di atas tidak mutlak seperti itu, banyak faktor yang mempengaruhi
misalnya kemiringan bidang edar bulan
mengelilingi bumi, posisi pengamat dll.
Yang saya jelaskan hanya untuk mempermudah pemahaman saja.
Sekarang
silakan sahabat perhatikan perbedaan fase-fase bulan biasa dengan fase-fase
bulan saat terjadi gerhana bulan. Saya
ambilkan contoh gambar berikut ini,
Di
bawah ini adalah ilustrasi fase-fase
bulan saat tidak terjadi gerhana
Gambar
6. Fase-fase bulan
Di
bawah ini adalah ilustrasi fase-fase bulan saat terjadi gerhana bulan. Perhatikan bayangan hitam yang menutupi bulan
terjadi karena cahaya matahari yang hendak menuju ke bulan terhalang oleh bumi.
Gambar
7. Fase-fase bulan saat gerhana bulan
Jadi
kesimpulan yang bisa kita ambil
- Fase-fase
bulan bukan terjadi karena bayangan bumi, tetapi karena sisi-terkena-matahari
yang menghadap ke bumi terus bergeser.
- Sisi
bulan yang menghadap ke bumi selalu sama akibat rotasi sinkron bulan. Jadi hanya sebelah sisi bulan yang dapat
dilihat dari bumi.
- Bayangan
bumi di bulan hanya terlihat saat terjadi gerhana bulan.
- Bulan
pun berotasi sehingga mengalami siang dan malam di seluruh permukaannya seperti
di bumi. Tidak ada sisi bulan yang
selamanya mendapatkan atau tidak mendapatkan cahaya matahari, karena bulan juga
berotasi.
Nah
sahabat semoga penjelasan di atas bermanfaat, dan dapat meluruskan pemahaman
yang keliru tentang terjadinya fase-fase bulan.
Untuk
ulasan selanjutnya saya akan membahas pemahaman para penggemar bumi datar
terhadap fase-fase bulan. Bagi sahabat
yang tidak suka dengan diskusi bumi datar abaikan saja pembahasan berikut ini.
Bagi
kita orang yang sadar dengan keterbatasan, ketika kita mendapati ada hal yang
menurut kita bertentangan dalam sains maka langkah awal kita adalah mencari
sumber dari berbagai literatur yang sekiranya dapat menjelaskan mengapa hal
seperti itu bisa terjadi. Atau bisa juga
bertanya pada orang-orang yang lebih faham.
Terutama orang yang sudah bertahun-tahun menggeluti bidang tersebut.
Sikap
tawadlu kita akan menuntun akal kita bahwa seandainya memang ada kesalahan,
maka bukan kitalah orang yang pertama menemukannya, kecuali jika kita merasa
paling pinter di atas dunia ini, sehingga kesalahan tersebut tidak ditemukan
oleh orang lain.
Namun
sayangnya sikap seperti ini sulit ditemukan pada penggemar bumi datar. Mungkin akibat teori konspirasi yang
menyebabkan pikiran mereka selalu paranoid pada sains. Biasanya mereka memahami sains secara keliru,
dan menuduh bahwa itu semua adalah apa yang diajarkan dalam sains, lalu mereka
menuduh bahwa sains adalah kebohongan.
Saya
mengutip tulisan dari penggemar bumi datar dari sebuah blog. Mohon maaf kepada sahabat penulis. Ini adalah sebagai pembelajaran untuk
menunjukkan di mana letak kekeliruan sahabat penulis blog. Dan sebagai
pembelajaran kita bersama agar lebih bersikap tawadlu dan berfikir ulang
sebelum kita menuduh sains mengajarkan begini atau begitu lalu mengatakan ada
kesalahan dalam sains.
===Awal
kutipan===
Halo Para Flat Earth
Selama ini kita sering di ajarkan di sekolah sekolah bahwa fase
bulan terjadi karena adanya bayangan bumi. Apakah benar?
Dari ilmu yang kita pelajari di sekolah tersebut dapat kita
simpulkan sbb:
1. Cahaya bulan berasal dari pantulan cahaya matahari.
2. Satu sisi di bulan terus menerus terkena sinar matahari. Jadi
ada sisi yang di sebut dark side yang ada di bulan. Bagian bulan yang belum
pernah kita lihat dan tidak pernah terkena sinar matahari.
3. Siklus fase bulan karena bayangan bumi
Mari kita bahas : Sekarang mari kita lihat fase bulan sbb:
GAMBAR FASE BULAN (tidak bisa terlihat di
blog)
Bisa anda lihat di atas adalah fase bulan. mulai dari bulan baru
sampai dengan fase akhir bulan.
Apakah anda yakin penampakan bulan tersebut adalah dikarenakan
bayangan bumi?
Menurut asumsi sains modern yang sekarang, pada saat fase new moon
atau bulan baru, itu berarti seluruh bayangan bumi menutupi bulan.
kemudian lanjut bayangan bumi meninggalkan
bulan. maka terjadi fase young atau bulan muda. Kemudian lanjut bayangan bumi
meninggalkan lagi menjadi fase waxing crescent dan waxing quarter. Sekareng kita
perhatikan pada fase bulan waning gibbous atau fase bulan waxing gibbous.
Coba anda perhatikan pada fase tersebut. Ada
fase bulan yang bagian cahayanya berbentuk cembung?
Jika asumsinya bumi berbentuk bola tidak akan
mungkin terjadi fase bulan bentuknya seperti itu. Karena kalau buminya bola
maka proyeksi bayangan bumi di bulan akan cekung semua. dan juga pati juga
tidak ada fase warning quarter.
Silahkan anda simulasikan sendiri. buat 2
lingkaran anggap linkaran 1 sebagai bulan. dan lingkaran ke 2 sebagai bayangan
bumi. Geser pelan pelan dari kiri ke kanan lingkaran 2 sehingga menutupi
lingkaran 1. perhatikan baik2 apakah anda menemukan bentuk yang seperti waning
gibbous ?
Tentu anda tidak akan pernah menemukannya.
Jika kita berasumsi bahwa fase bulan adalah karena tertutup bayangan bumi. Maka
ada sisi bulan yang selalu disinari matahari, dan ada sisi yang disebut-sebut
dengan dark side moon.
Bayangkan 1 sisi bulan disinari terus cahaya
matahari? Berapa panasnya bulan? harusnya malah bulan tersebut sudah terbakar
karena 1 sisi terus terkena sinar matahari selama jutaan tahun.
Jadi yang menyebabkan bayangan bulan
sebenarnya bukan itu. tapi itu dikarenakan bulan bentuknya bulat. dan terkena
sinar matahari dari semua sisinya seperti terjadinya saing dan malam di bumi
fersi globe earth. hanya saja siang dan malamnya tidak 24 jam tapi 15 hari.
Dan saya tidak percaya bulan berotasi. karena hanya 1 sisi bulan
yang bisa kita lihat. dan itu semakin membuktikan bahwa yang berputar adalah
matahari. bukan buminya.
===Akhir
kutipan===
Ulasan
dari saya
Dari awal saja penulis blog sudah menuduh sekolah atau sains mengajarkan bahwa fase
bulan terjadi karena bayangan bumi. Kita
tidak mengerti mengapa penulis blog bisa mengatakan bahwa sekolah
mengajarkan fase bulan terjadi karena
bayangan bumi, tanpa terlebih dulu melakukan kroscek. Apakah sewaktu di kelas tidak memperhatikan
Guru menerangkan atau bagaimana. Di buku
pelajaran mana yang mengajarkan seperti itu?
Saya yakin itu adalah kesimpulan yang
diambil penulis blog sendiri yang tidak mau melakukan tabayun dan bertanya apa
benar sains mengajarkan seperti itu?
Selanjutnya penulis blog juga menuduh sains mengajarkan bahwa hanya
satu sisi bulan yang selalu mendapatkan sinar matahari. Akibatnya penulis merasa aneh sendiri mengapa
sisi yang selalu mendapatkan sinar matahari
jutaan tahun itu tidak
terbakar. Ada kemungkinan sebenarnya
Guru mengajarkan bahwa hanya satu sisi bulan yang selalu menghadap ke bumi,
namun saat belajar di kelas, penulis blog tidak konsentrasi jadi mengartikan hanya satu
sisi bulan yang menghadap matahari.
Atau penulis blog mengambil
kesimpulan sendiri bahwa sisi yang selalu menghadap ke bumi berarti sama dengan
sisi yang selalu terkena sinar matahari.
Menurut penulis blog, sains mengajarkan bulan berotasi,
dan ini memang benar. Namun di sisi lain
penulis blog menuduh sains mengajarkan hanya satu sisi bulan yang selalu
terkena matahari. Ini adalah hal yang
kontradiktif karena rotasi bulan justru
akan menyebabkan seluruh sisi bulan akan mendapatkan sinar matahari secara
bergantian. Jadi sebodoh itukah sains
sampai harus mengajarkan hal yang kontradiktif?
Di akhir tulisan penulis blog meragukan jika bulan
berotasi. Amazing!!! Jutaan astronom
yang bertahun-tahun bergelut di bidangnya tidak dipercayai, tetapi teori
konspirasi yang hanya asumsi dan cocoklogi dipakai. Padahal justru jika bulan tidak berotasi
hanya ada satu sisi bulan yang selalu terkena sinar matahari, kecuali matahari
mengitari bulan. Dan seperti yang sudah
dijelaskan di atas bahwa rotasi sinkron bulan yang menyebabkan hanya satu sisi
bulan yang selalu menghadap ke bumi.
Selanjutnya saya mengutip komentar dari seorang sahabat
yang masuk ke blog FISIKA DI SEKITAR KITA.
Ini menjadi bahan yang bagus untuk kita terus belajar memahami
sebenarnya apa yang ada di pikiran para penggemar bumi datar.
===Awal
kutipan===
Msh percaya nasa?
Udh bnyak tuh video / foto nasa ke bulan terbukti rekayasa.
Asumsi dasarnya aja udah salah. Teori bumi bola muncul kurang lbh 500thn yg
lalu yg berawal dari asumsi bulan tdk bercahaya tp pantulan cahaya matahari dan
bayangan di bulan adalah byangan bumi yg berbentuk bola. Coba perhatikan lg apa
bulan tdk mmiliki cahaya?? Apa byangan di bulan itu byangan bumi? Coba
perhatikan lg.
Ulasan
dari saya
Rata-rata penggemar bumi datar pikirannya sudah dipenuhi
oleh teori konspirasi. Masalah
pendaratan di bulan yang dibilang hoaks itu ternyata sumbernya dari teori
konspirasi. Silakan baca artikelnya di
Wikipedia, di sana dibahas penjelasan lengkapnya untuk menjawab apa yang
dituduhkan oleh teori konspirasi.
Pemahaman sahabat komentator, terhadap sejarah manusia
dalam memahami alam semesta ini sangat minim. Akhirnya keliru dan menganggap
bumi bulat baru muncul 500 tahunyang
lalu. Mungkin kurang banyak membaca
jadinya seperti itu.
Sahabat ini juga menganggap bahwa fase bulan terjadi
karena bayangan bumi dan mengira sains mengajarkan demikian. Mungkin sewaktu di kelas tidak memperhatikan
guru menerangkan. Atau malas membaca buku-buku tentang astronomi yang
sebenarnya banyak dan kadang disajikan dalam ilustrasi yang menarik.
Sahabat,
Memahami
bentuk alam semesta dari melihat gejala-gejala alam sebenarnya sangat
mengasyikan. Beberapa hal terkadang sepertinya ada pertentangan antara hasil pengamatan
dengan bentuk alam semesta. Namun setelah kita dalami dan pelajari lebih lanjut
ternyata tidaklah demikian. Ternyata
kitalah yang belum faham atau keliru memahami.
Bagi
orang-orang yang berniat belajar dan mencari kebenaran, bila menemukan hal-hal
yang sepertinya bertentangan biasanya akan bertanya dan mencari narasumber yang
dapat menerangkan mengapa bisa seperti itu.
Sikap dasarnya adalah tawadlu dengan berfikir, “jika hal ini salah tentu
bukan saya yang menemukannya, akan banyak orang cerdas yang menemukannya
terlebih dulu”. Namun sikap ini sulit ditemukan pada penggemar bumi datar.
Bagi
penggemar bumi datar asal ada hal yang menurutnya bertentangan langsung saja
membantah. Kasus bulan inilah contoh
nyatanya. Gagal memahami sains, menuduh
sains mengajarkan begini atau begitu lalu sesumbar bahwa sains salah. Itu semua karena sikap kurang tawadlu, merasa
diri paling pinter sedunia (bener sedunia loh, karena ini melibatkan seluruh
orang cerdas di dunia) tidak pernah mau
merenung “seandanya ada yang salah tentu
bukan saya yang menemukannya”
Kasus-kasus
serupa misalnya kasus pasang surut air
laut. Silakan lihat di seri ke-18 Pasang Surut Air Laut. Penggemar bumi datar
begitu bangganya menunjukkan ada yang salah dengan jarak dan massa bumi, bulan
dan matahari. Inilah tabiat penggemar
bumi datar, tidak mau bertanya dan belajar, lebih suka membantah. Ternyata itu semua akibat gagal faham, salah
memahami sains lalu nyolot bahwa sains salah.
Dan satu kasus lagi yaitu analogi gravitasi, silakan lihat seri ke-34
Analogi Gravitasi Yang Keliru, mereka membuat analogi sendiri, analoginya
dibantai lalu sesumbar bahwa sains salah.
Padahal itu semua akibat gagal faham.
Akhirnya
saya mengajak sahabat untuk lebih tekun lagi mempelajari sains. Jangan terburu-buru mengatakan sains
salah. Cek dulu apakah kita sudah benar
memahaminya? Benarkah sains mengajarkan seperti itu? Bertanyalah pada orang yang lebih mengerti
yang memang memiliki kompetensi di bidangnya.
Perbanyaklah membaca buku-buku pengetahuan, bukan buku teori konspirasi.
Saya
yakin sahabat yang masih mempercayai bumi berbentuk datar akibat belum bisa
memahami bentuk bumi yang bulat. Jika
kita sudah belajar dengan baik maka kita akan tahu bahwa hal yang belum kita mengerti ternyata ada penjelasan
ilmiahnya.
Beda
halnya dengan teori bumi datar, akan ada banyak sekali hal yang tidak dapat
dijelaskan baik secara ilmiah atau logika.
Misalnya saat seorang pengamat melihat matahari separuh tenggelam di
laut, di manakah posisi pengamat dan matahari pada bumi datar? Hal ini jelas tidak mungkin terjadi pada
model bumi datar, karena matahari tidak akan bisa serendah itu pada model bumi
datar, ketika jam 6 sore ketinggian matahari adalah 20 derajat. Silakan digambar secara geometri. Silakan
lihat artikel di seri ke-9 Ketinggian Matahari Pada Bumi Datar.
Dari
hal sederhana ini saja sudah jelas, jika pikiran kita tidak dipenuhi oleh teori
konspirasi maka pasti kita akan mengatakan bahwa bumi tidak mungkin berbentuk
datar. Karena memang dalam sejarahnya
tidak ada orang cerdas yang mengatakan bumi berbentuk datar. Jika zaman
dulu bumi datar hanya ada di dalam mitologi kalau sekarang ada di dalam teori
konspirasi. Ya sekedar dongeng untuk
hiburan okelah.
Semoga bermanfaat...
2 komentar:
Mau tanya mas ilmu kucari.
Sepemahaman saya yang awam, melihat penjelasan anda tentang fase fase bulan, ada yang mengganjal di benak saya mohon penjelasannya ya.
Saya memahami dari penjelasan anda kalau pas bulan mati berarti matahari bulan bumi posisi segaris dan itu tentunya posisi gerhana matahari dong ya nggak (akan melazimkan gerhana tiap bulan)
Karena tidak ada bagian bulan yang terkena sinar matahari yang kelihatan dari bumi.
Kalau seandainya jawabannya bulan agak kesamping ga lurus dengan matahari dan bumi itu otomatis sudah masuk fase tanggal kesekian bulan Hijriyah ya. Jadi ga akan ada bulan mati bulan sabit ,bulannya langsung yaitu masuk tanggal 5,6,7 Hijriyah.
Lanjut, pemahaman saya kalau seluruh bulatan bulan terkena cahaya matahari atau bulan purnama harusnya bulan itu sejajar dengan bumi dan matahari. Ya nggak, terus cahaya mataharinya datang dari mana ya wong itu posisi gerhana bulan katanya.
Terus kalau bulannya disamping bumi tentu tidak akan tercapai bulan purnama kan karena tidak ada separo bagian bulan yang terkena sinar matahari yg kelihatan dari bumi.
Tentu arah ke samping nya bulan juga harus menghindari umbra dan penumbra bumi. Itu polnya kira kira tanggal berapaan ya 12,13an hijriah?.
Oia muternya bulan mengelilingi bumi itu sejajar dengan Katulistiwa atau melintang dari posisi Katulistiwa.
Bagaimana penjelasannya ini mas terimakasih semoga paham dengan pertanyaan saya yang muter muter.
Memang penjelasan diatas tersebut nampak ilmiah tapi sayangnya khusus bagi yg awam saja. Ulasan memang nampak panjang dan diurai detail namun ternyata cacat, mengandung sebuah cocokologi pembenaran sains.
Posting Komentar