Hai sahabat Fisika, mempelajari sains dan bentuk alam semesta
memang mengasyikkan yaa.. Kali ini saya
akan mengajak sahabat untuk mengenal Equation of Time atau yang biasa disingkat
EOT. Dalam Bahasa Indonesia EOT ini disebut
‘perata waktu’. Mungkin ada beberapa
sahabat yang baru mengenal istilah EOT, semoga dapat menambah pengetahuan. Istilah EOT ini tidak asing bagi orang yang
menekuni bidang astronomi, ilmu falak dan hisab waktu shalat.
Dalam Ensiklopedi Hisab Rukyat, Equation of Time adalah,
perata waktu atau ta’dil al-Waqt / Ta’dil asy-Syam yaitu, selisih
antara waktu kulminasi Matahari Hakiki dengan waktu Matahari rata-rata. Data
ini biasanya dinyatakan dengan huruf ‘e’ kecil dan diperlukan dalam menghisab
awal waktu shalat.[1]
Tidak jauh berbeda, dalam Kamus Ilmu Falak, Equation of Time
atau Ta’diluz Auqat / Ta’diluz Zaman yaitu selisih waktu antara
waktu matahari hakiki dengan waktu matahari rata-rata. Dalam astronomi biasa
disebut dengan Equation of Time yang diartikan dengan ‘perata waktu’.[2]
Untuk memudahkan pemahaman tentang EOT, saya mencoba menjelaskan
seperti berikut ini. EOT adalah
perbedaan waktu hakiki dengan waktu pertengahan. Waktu hakiki adalah waktu sebenarnya sesuai dengan
waktu yang ditunjukkan oleh jam kita. Sedangkan
waktu pertengahan adalah waktu khayal yang mengasumsikan peredaran matahari selalu memerlukan waktu 24
jam sehingga waktu kulminasi matahari di suatu tempat dianggap tetap.
Misalkan pada tanggal T kulminasi matahari di kota A terjadi tepat
jam 12 siang. Maka kulminasi hari-hari
berikutnya tidaklah tepat jam 12 siang, tetapi mengalami pergeseran. Waktu pertengahan mengasumsikan bahwa
kulminasi di kota A selalu jam 12 siang dan selisih dengan waktu kulminasi
sebenarnya itulah yang disebut EOT.
Misalkan pada tanggal D, kulminasi di kota A berubah menjadi jam 11.54,
berarti nilai EOT pada tanggal D adalah 6 menit. Nilai EOT berlaku sama di seluruh tempat di
permukaan bumi.
Nilai EOT mengalami periodisasi dalam waktu satu tahun, artinya
pada tanggal yang sama nilai EOT adalah sama.
Grafik nilai EOT dalam satu tahun adalah seperti berikut ini.
Penyebab EOT
EOT disebabkan oleh adanya perlambatan dan percepatan gerak semu
harian matahari yang menyebabkan waktu
kulminasi suatu lokasi di bumi mengalami pergeseran. Idealnya jika kecepatan gerak semu harian
matahari adalah tetap maka tidak akan
terjadi hal demikian.
Ada dua penyebab terjadinya perlambatan dan percepatan gerak semu matahari.
Sebab pertama adalah karena efek dari orbit bumi mengelilingi matahari
berbentuk ellips. Kedua karena efek kemiringan sumbu rotasi bumi terhadap
bidang revolusinya sebesar 23,5 derajat.
Efek bentuk orbit bumi
Satu hari bagi manusia di bumi adalah waktu yang diperlukan suatu lokasi
menghadap arah yang sama kembali terhadap matahari. Lamanya satu
hari bagi manusia di bumi adalah 24 jam. Ini berbeda dengan konsep satu
hari sidereal di mana bumi melakukan rotasi sebesar 360 derajat. Waktu
yang diperlukan bumi berotasi 360 derajat adalah 23 jam 56 menit 4,09054 detik.
Perbedaan ini terjadi karena bumi juga melakukan revolusi terhadap matahari.
Perhatikan gambar berikut
Satu hari sidereal adalah ketika titik A kembali ke titik A’ akibat rotasi
bumi 360 derajat. Sedangkan satu hari bagi manusia di bumi adalah ketika
titik A kembali ke titik A”.
Sekarang mari kita anggap di titik A dan garis bujur yang melalui titik A
sedang tepat jam 12:00. Saat itu berarti matahari sedang berkulminasi di
titik A. Setelah bumi melakukan rotasi dan revolusi selama 24 jam maka
bumi akan berpindah dari titik B ke titik C. Karena revolusi dan rotasi, titik
A menjadi titik A”.
Jika kita asumsikan lintasan revolusi bumi berbentuk lingkaran sempurna dan
sumbu rotasi bumi tidak miring maka setelah berotasi dan berevolusi selama 24
jam, titik A” akan selalu tepat menunjukkan pukul 12:00, dan panjang
lintasan B-C selalu sama dari hari ke hari.
Namun pada kenyataannya bentuk lintasan revolusi bumi adalah ellips akibatnya
kecepatan bumi mengelilingi matahari berubah-ubah sesuai dengan hukum keppler.
Panjang lintasan B-C akan selalu berubah dari hari ke hari dan setelah bumi
berotasi 24 jam titik A” tidak selalu menunjukkan pukul 12:00, terkadang kurang
dan terkadang lebih.
Orbit bumi yang berbentuk ellips
menyebabkan perbedaan waktu kulminasi seperti yang ditunjukkan pada grafik
berikut ini.
Efek kemiringan sumbu
rotasi bumi
Di samping karena bentuk orbit bumi,
perbedaan waktu kulminasi juga disebabkan oleh sumbu rotasi bumi yang miring
23,5 derajat terhadap bidang revolusinya.
Perbedaan waktu kulminasi yang disebabkan oleh kemiringan sumbu rotasi
dalam 1 tahun mengikuti grafik di bawah ini.
Perpaduan
kedua Efek
Bila kedua efek tersebut kita padukan maka akan kita dapatkan
nilai Equation Of Time dalam 1 tahun seperti grafik berikut.
Bukti bumi bulat, berotasi dan berevolusi
Data observasi gerak semu harian matahari selama satu tahun sangat
jelas sesuai dengan grafik tersebut. Dan
seperti sudah dijelaskan di atas nilai EOT ini digunakan dalam tabel hisab waktu
shalat. Kesesuaian antara data observasi dengan perhitungan secara matematis pada
model tata surya saat ini adalah bukti yang sangat akurat bahwa bentuk bumi
adalah bulat, berotasi dan mengelilingi matahari.
Jadi bila ada sahabat yang masih ngotot bumi berbentuk datar, atau
sahabat yang masih berfaham geosentris baik geosentris Ptelomian maupun
geosentris Tychonian silakan buat model alam semesta atau tata surya seperti
yang sahabat yakini. Silakan jelaskan
dengan penjelasan yang lebih baik penyebab adanya EOT tersebut. Itulah cara yang lebih elegan untuk membantah
model alam semesta yang saat ini diyakini secara umum daripada mengatakan
“sejak kecil kita sudah diajari begini begitu, sehingga otak kita jadi begini
dst”
Semoga Bermanfaat.
Referensi
[1] Susiknan Azhari, Ensiklopedi
Hisab Rukyat, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet. Ke-II, Edisi Revisi, 2008,
hlm, 62.
[2] Muhyiddin Khazin, Kamus
Ilmu Falak...., hlm. 79.
1 komentar:
apakah nilai EOT itu berbeda dari tahun ke tahun? dimana bisa mendapatkan tabelnya?
Posting Komentar