Rabu, 11 Juni 2025

PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN METODE GREAT CIRCLE

 

Halo sahabat Fisika…. Belajar memang mengasyikkan ya…
Kita jadi lebih banyak tahu dan mengerti…..

Kali ini saya akan menjelaskan bagaimana cara menentukan arah kiblat bagi umat muslim di seluruh dunia dengan metode lingkaran besar atau great circle.  Sebenarnya sudah banyak buku, web maupun blog yang menjelaskannya.  Namun siapa tahu penjelasan saya dapat sedikit menambah atau menambal kekurangan penjelasan yang sudah ada.  Saya anggap kita semua sudah mengerti tentang bujur dan lintang pada bola bumi.  

Yang dimaksud lingkaran besar dalam suatu bola adalah lingkaran yang membelah bola menjadi dua bagian yang sama besar. Disebut lingkaran besar karena memang itu adalah lingkaran terbesar yang bisa dibuat di dalam bola.  Perhatikan gambar di bawah ini, lingkaran A, B dan C adalah lingkaran besar, sementara lingkaran D adalah lingkaran kecil.


Pada bola bumi, semua garis bujur dalam satu lingkaran penuh merupakan lingkaran besar misalnya lingkaran C pada gambar.  Garis Equator atau lintang 0 (lingkaran A pada gambar) juga merupakan lingkaran besar.  Sementara lingkaran-lingkaran lintang selain equator adalah lingkaran kecil misalnya lingkaran D.

Menentukan arah atau azimuth pada permukaan bola adalah pengetahuan yang amat penting bagi pelayaran dan penerbangan agar tidak tersesat. Tidak kalah pentingnya dengan penentuan arah kiblat, karena salah satu syarat sahnya shalat adalah menghadap kiblat.  

Penentuan arah kiblat pun pada dasarnya adalah menentukan azimuth Kabah dari suatu tempat di permukaan bumi.  Sudah ada kesepakatan ahli-ahli fikih bahwa arah kiblat bagi suatu tempat adalah jarak terdekat dalam sebuah lingkaran besar yang melalui Kabah dan tempat tersebut.
Mari perhatikan gambar di bawah ini.



Keterangan warna garis
Hijau  : Bola bumi dalam pandangan 3 dimensi
Cyan : Equator Bumi
Merah : Garis dari pusat bumi menuju suatu lokasi di permukaan bumi atau sama dengan jari-jari bumi
Putih : Garis bujur yang melalui kota B. 
Magenta : Garis bujur yang melalui kota A
Kuning : Lingkaran besar yang melalui kota A dan B. Jika A adalah letak Kabah, maka dengan mengambil jarak terdekat sepanjang garis, akan menunjukkan arah kiblat bagi kota B.

Keterangan huruf
A : Letak Kabah (λ = 39° 50’ BT, φ = 21° 25’ LU)
B : Letak suatu kota di permukaan bumi
C : Kutub utara bumi (λ = 0°, φ = 90° LU)
Sudut a : Selisih nilai lintang kutub utara dengan lintang kota B
Sudut b : Selisih nilai lintang kutub utara dengan lintang Kabah (90° - 21°25’ = 68° 35’)
Sudut B : Arah kiblat bagi kota B diukur dari arah utara
Sudut C : Selisih nilai bujur kota B dengan bujur Kabah

Ketentuan besarnya sudut C
Jika λ adalah bujur kota B maka nilai sudut C adalah;
Sudut C =  39° 50’ – λ untuk 0° < λ < 39° 50’ BT 
Sudut C = λ - 39° 50’ untuk 39° 50’ BT <  λ < 180° BT 
Sudut C = λ + 39° 50’ untuk  0° < λ < 140°150’ BB 
Sudut C = 320° 10’ – λ untuk 140° 10’ < λ < 180° BB

Arah kiblat bagi kota B adalah besarnya sudut B yaitu sudut yang dibentuk oleh lingkaran besar yang melalui Kabah dan kota B versus lingkaran besar dari garis bujur yang melalui kota B.
Jarang saya temui web atau blog yang menurunkan rumus untuk mencari sudut B, kebanyakan hanya rumus jadinya. Bahkan di buku referensi yang saya gunakan pun tidak disertakan cara menurunkan rumusnya.  Alhamdulillah saya berusaha sendiri menurunkan rumusnya, silakan digunakan bagi sahabat yang membutuhkannya.


Perhatikan gambar di bawah ini.  Segitiga ABC adalah segitiga di permukaan bola yang dibentuk oleh tiga lingkaran besar yaitu lingkaran bujur yang melalui A, lingkaran bujur yang melalui B dan lingkaran besar yang melalui A dan B.



Dalam trigonometri bola berlaku rumus-rumus standar yang sudah baku seperti di bawah ini.
Cos a = cos b cos c + sin a sin b cos A (1)
Cos b = cos a cos c + sin a sin c cos B  (2)
Cos c = cos a cos b + sin a sin b cos C (3)
Sin A : sin a = sin B : sin b = sin C : sin c  (4)

Sekarang mari kita turunkan rumus untuk mencari sudut B
Ambil persamaan 2 pisahkan cos B
Cos B =(cos b - cos a cos c) :  sin a sin c  (5)
Ambil persamaan 4 pisahkan sin c  dan masukkan ke pers. 5
Sin c =  sin C sin b : sin B (6)
Cos B = (cos b - cos a cos c) sin B : sin a sin b sin C (7)
Cos B : sin B = cotg B = (cos b - cos a cos c) : sin a sin b sin C (8)
Ambil persamaan 3 dan masukkan ke pers 8
Cotg B = (cos b – cos a (cos a cos b + sin a sin b cos C)) :  sin a sin b sin C (9)
Cotg B = (cos b - cosa cos b - cos a sin a sin b cos C) :  sin a sin b sin C (10)
Cotg B = (cos b (1- cosa) -  cos a sin a sin b cos C) : sin a sin b sin C (11)
Cotg B = cos b sina : sin a sin b sin C  -  cos a sin a sin b cos C : sin a sin b sin C (12)
Cotg B = cotg b sin a : sin C – cos a cotg C (13) selesai
Jadi rumus untuk mencari sudut B adalah sebagai berikut
Cotg B = sin a cotg b : sin C – cos a cotg C

Sekarang mari kita coba rumus tersebut untuk kota Jakarta
Letak astronomi Jakarta
Bujur λ = 106° 49’ BT
Lintang φ = -6° 10’ LS (lintang selatan negatif)

Menentukan sudut
Sudut a = 90° - (-6° 10’) = 96° 10’
Sudut b = 68° 35’ (fix)
Sudut C = λ - 39° 50’ = 106° 49’ - 39° 50’ = 66° 59’

Dimasukkan ke dalam rumus
Cotg B = ( sin (96° 10’) cotan (68° 35’) : sin (66° 59’)) – (cos (96° 10’) cotan (66° 59’))
Cotg B = (0.994298 * 0.392999 : 0.920136) – (-0.10663 *0.425587)
Cotg B = 0.470056
Sudut B = 64.85675° (dari utara berlawanan jarum jam)
Sudut B = 295.1433° = 295° 8’ (dari utara searah jarum jam)
Jadi kiblat untuk kota Jakarta adalah 295° 8’
atau arah barat serong ke utara sebesar 25 derajat.

Kota lain
Osaka 135° 40’ BT,  34° 54’ LU, arah kiblat 290°42’
Surabaya 112° 55’ BT 7° 21’ LS, arah kiblat 294°
Jogjakarta 110° 21’ BT 7° 48’ LS, arah  kiblat 294°42’
New York 74° BB  40° 55’ LU, arah kiblat 58°31’
Kairo 31°18’ BT  30° 15’ LU, arah kiblat 137° 02’

Metode lingkaran besar dengan rumus di atas sebenarnya masih memiliki sedikit kekurangan karena jari-jari bumi tidaklah seragam.   Bila ingin lebih akurat kita harus menggunakan metode lain yang memasukan parameter jari-jari bumi sesuai kenyataan di lapangan.  Namun karena perbedaan jari-jari bumi tidaklah begitu berarti bila dibandingkan dengan jari-jari bumi itu sendiri maka metode great circle masih bisa digunakan karena ternyata penyimpangannya sangatlah kecil dan masih masuk dalam toleransi.

Ada satu kekeliruan tentang penentuan arah kiblat.  Banyak yang mengira kita bisa langsung menentukan arah kiblat dengan menarik garis lurus dari tempat tinggal kita ke kota mekkah pada peta yang biasa kita gunakan (peta Mercator). Ini tentunya adalah hal yang keliru. 

Peta Mercator tidak bisa dijadikan acuan untuk menentukan arah kiblat, apalagi jika jaraknya cukup jauh dari kota Mekkah seperti kita yang tinggal di Indonesia.  Karena pada dasarnya peta Mercator dibuat dari bola bumi yang diproyeksikan pada bidang datar sehingga garis lurus (yang cukup jauh) pada peta tidaklah menunjukkan arah sebenarnya. Contohnya kota Osaka letaknya lebih di utara dari pada kota Mekkah, tetapi kiblatnya tetap menghadap barat serong utara. Jika kita menggunakan peta Mercator, arahnya akan ke barat serong selatan.  Jadi arah kiblat yang benar harus tetap mengacu pada peta yang ada di bola bumi (globe).

Membandingkan dengan metode melihat bayangan saat matahari tepat di atas Ka'bah
Cara lain untuk menentukan arah kiblat adalah dengan melihat azimuth matahari atau melihat bayangan benda pada saat matahari tepat berada di atas Kabah. Dalam setahun kejadian tersebut ada dua kali yaitu tanggal 28 Mei jam 12:16 waktu setempat dan tanggal 16 Juli jam 12:26 waktu setempat untuk selain tahun kabisat.  Jika tahun kabisat berarti 1 hari lebih awal.

Untuk membuktikan bahwa metode lingkaran besar yang memodelkan bumi berbentuk bulat adalah benar kita bisa membandingkannya dengan metode melihat azimuth matahari saat tepat berada di atas Kabah.

Hasilnya ternyata konsisten untuk semua lokasi di dunia.  Misalnya saat peristiwa matahari ada di atas Kabah, jika dilihat dari Jakarta, matahari berada di azimuth 295 derajat. Makanya arah kiblat di Jakarta yang benar dan resmi adalah 295 derajat. Ini sesuai dengan cara perhitungan dengan metode lingkaran besar. Untuk sahabat-sahabat yang tinggal di kota lain di seluruh dunia silakan membuktikannya.  

Wallahu 'alam

Semoga Bermanfaat

Tidak ada komentar:

SERI BUMI DATAR?

Bukti Empiris Revolusi Bumi + Pengantar
Bukti Empiris Rotasi Bumi + Pengantar
Bukti Empiris Gravitasi + Pengantar

Seri 43 : Bantahan Cerdas Penganut FE3

Seri 42 : Bantahan Cerdas Penganut FE 2
Seri 41 : Melihat Satelit ISS sedang mengorbit Bumi
Seri 40 : Bantahan Cerdas Penganut FE

Seri 39 : Arah Kiblat Membuktikan Bumi Bulat

Seri 38 : Equation Of Time

Seri 37 : Mengenal Umbra Penumbra dan Sudut Datang Cahaya

Seri 36 : Fase Bulan Bukan Karena Bayangan Bumi
Seri 35 : Percobaan Paling Keliru FE
Seri 34 : Analogi Gravitasi Yang Keliru
Seri 33 : Belajar Dari Gangguan Satelit
Seri 32 : Mengapa Horizon Terlihat Lurus?
Seri 31 : Cara Menghitung Jarak Horizon
Seri 30 : Mengapa Rotasi Bumi Tidak Kita Rasakan
Seri 29 : Observasi Untuk Memahami Bentuk Bumi
Seri 28 : Permukaan Air Melengkung
Seri 27 : Aliran Sungai Amazon
Seri 26 : Komentar dari Sahabat
Seri 25 : Buat Sahabatku (Kisah Kliwon menanggapi surat FE101 untuk Prof. dari LAPAN)
Seri 24 : Bukti Empiris Gravitasi
Seri 23 : Bukti Empiris Revolusi Bumi
Seri 22 : Bukti Empiris Rotasi Bumi
Seri 21 : Sejarah Singkat Manusia Memahami Alam Semesta

Seri 20 : Waktu Shalat 212
Seri 19 : Kecepatan Terminal
Seri 18 : Pasang Surut Air Laut
Seri 17 : Bisakah kita mengukur suhu sinar bulan?
Seri 16 : Refraksi
Seri 15 : Ayo Kita Belajar Lagi
Seri 14 : Perspektif
Seri 13 : Meluruskan Kekeliruan Pemahaman Gravitasi
Seri 12 : Teknik Merasakan Lengkungan Bumi
Seri 11 : Gaya Archimedes terjadi karena gravitasi
Seri 10 : Azimuthal Equidistant
Seri 9 : Ketinggian Matahari pada bumi datar
Seri 8 : Bintang Kutub membuktikan bumi bulat
Seri 7 : Satelit Membuktikan Bumi berotasi
Seri 6 : Rasi Bintang membuktikan bumi berputar dan berkeliling
Seri 5 : Gravitasi membuktikan bumi bulat
Seri 4 : Besi tenggelam dan Gabus terapung
Seri 3 : Gaya gravitasi sementara dirumahkan
Seri 2 : Bola Golf jadi Penantang
Seri 1 : Satelit yang diingkari