Sejarah baru dalam bidang telekomunikasi
bangsa Indonesia dimulai sejak peluncuran satelit Palapa A1 tanggal 8
Juli 1976. Sejak saat itu sistem komunikasi Indonesia menganut SKSD
(Sistem Komunikasi Satelit Domestik) atau sistem komunikasi berbasis
satelit.
Dengan adanya SKSD ini komunikasi
seperti STO, SLJJ dan SLI dapat dilakukan dengan lebih baik, lebih cepat
dan dapat menjangkau seluruh wilayah Indonesia sebagai negara
kepulauan. Bahkan jangkauan satelit Palapa ini juga bisa dinikmati
negara tetangga seperti Malaysia dan Philipina. Di samping digunakan
sebagai jaringan telepon, satelit Palapa A1 juga digunakan oleh stasiun
televisi nasional saat itu yaitu TVRI.
Satelit Palapa A1 dioperasikan oleh
PERUMTEL perusahaan milik pemerintah yang saat ini menjadi PT Telkom.
Satelit ini menempati posisi Lintang 0, 83 Bujur Timur dengan ketinggian
sekitar 35.786 km di atas permukaan laut. Berdasarkan ketinggiannya,
satelit ini termasuk satelit GEOstationary, artinya satelit terkunci
pada posisinya terhadap Bumi.
Jadi selama 7 tahun masa beroperasinya,
satelit ini selalu menempati posisi Lintang 0, 83 Bujur Timur.
GEOstationary memiliki keuntungan yaitu lebih memudahkan dalam
pengoperasian jaringan komunikasi karena arah antena di stasiun bumi dan
perangkat penerima lainnya selalu tetap.
Syarat GEOstationary adalah harus
diletakkan di Lintang 0 (di atas garis katulistiwa) dengan ketinggian
sekitar 35.786 km. Indonesia beruntung karena dilewati garis
katulistiwa sehingga memungkinkan dimilikinya satelit GEOstationary.
Gambar Satelit PALAPA A1
Berikut ini daftar satelit yang dimiliki
bangsa Indonesia atau perusahaan yang berada di Indonesia
berturut-turut nama satelit, Badan atau perusaan Pemilik, dan tanggal
peluncuran.
Komunikasi
Palapa A1, PERUMTEL, 08-07-1976
Palapa A2, PERUMTEL, 08-07-1977
Palapa B1, Telkom, 18-06-1983
Palapa B2, Telkom, 03-02-1984
Palapa B2P, Telkom, 20-03-1987
Palapa B2R, Telkom, 13-04-1990
Palapa B4, Telkom, 14-05-1992
Palapa C1, PT Satelit Palapa Indonesia, 01-02-1996
Palapa C2, PT Satelit Palapa Indonesia, 16-05-1996
Indostar 1, Media Citra Indovision (MCI),12-11-1997
PSN 5, PT Pasifik Satelit Nusantara, 18-07-1998
Telkom 1, PT Telkom, 12-08-1999
Garuda 1 Dan 2, Asia Cellular Satellite (ACeS), 12-02-2000
Telkom 2, PT Telkom, 16-11-2005
Indostar 2, ProtoStar, 16-05-2009
Palapa D, PT Indosat Tbk, 31-08-2009
BRIsat, Bank Rakyat Indonesia (BRI), 19-06-2016
Telkom 3S, PT Telkom, rencana akhir 2016 (pengganti Telkom 3 yang gagal mengorbit)
Observasi Bumi
LAPAN A2, LAPAN, 28-09-2015
LAPAN A3, LAPAN, 22-06-2016
IPTEK
LAPAN A1, LAPAN, 10-01-2007
Berdasarkan fungsinya, satelit memiliki fungsi sebagai berikut,
- Satelit navigasi, berfungsi untuk
penerbangan, pelayaran dan perjalanan darat. Satelit ini akan memberikan
informasi posisi pesawat terbang, kapal dan kendaraan yang sedang dalam
perjalanan.
- Satelit geodesi, berfungsi untuk melakukan pemetaan bumi dan mendapatkan informasi tentang gravitasi.
- Satelit komunikasi berfungsi untuk komunikasi seperti radio, televisi, telepon dan internet.
- Satelit meteorologi, berfungsi untuk menyelidiki atmosfer bumi guna melakukan prakiraan cuaca.
- Satelit penelitian, berfungsi untuk
menyelidiki tata surya dan alam semesta secara lebih bebas tanpa
dipengaruhi oleh atmosfer. Satelit ini berusaha mendapatkan data-data
tentang matahari dan bintang-bintang lain untuk mengungkap rahasia alam
semesta.
- Satelit militer, berfungsi untuk kepentingan militer suatu negara, misalnya mengintai kekuatan senjata lawan.
- Satelit survei sumber daya alam,
berfungsi untuk memetakan dan menyelidiki sumber-sumber alam dibumi bagi
kepentingan pertambangan, pertanian, perikanan dan lain-lain
Berdasarkan ketinggian garis edarnya, satelit dibedakan menjadi tiga macam, yaitu
- Satelit LEO (Low Earth Orbit) yaitu
satelit yang bergaris edar rendah yaitu diantara 500 km sampai 10.000 km
dari permukaan bumi. Waktu revolusi satelit ini adalah 2 sampai 6 jam.
Contoh satelit ini adalah Iridium, Global Star, Elipsat, Odessey, dan
Constellation
- Satelit MEO (Medium Earth Orbit)
yaitu satelit yang bergaris edar menengah yaitu diantaranya 10.000 km
sampai 20.000 km. Waktu revolusi satelit ini antara 6 sampai 12 jam.
- Satelit GEO (Geostatinonary Earth
Global) yaitu satelit yang berada pada orbit geostasioner yaitu 35.786
km dari permukaan bumi. Orbit stasioner adalah orbit yang menyebabkan
waktu reovolusi satelit sama dengan rotasi bumi, yaitu satu hari.
Contoh satelit ini adalah satelit palapa dan intelsat.
Pembuktian bumi berotasi dengan periode 1 hari sidereal
Satelit GEOstationary dengan ketinggian
35.786 km (7 kali lebih tinggi dari pada matahari versi bumi datar yang
hanya 5.000 km) di atas permukaan bumi dapat membuktikan bahwa bumi
yang kita tempati ini berputar pada porosnya atau berotasi. Mari kita
buktikan.
Berdasarkan hukum gravitasi Newton,
gaya tarik menarik bumi dengan satelit adalah
Fg = GMm/R2
Fg = Gaya tarik menarik
bumi dan satelit (gaya gravitasi)
M = massa bumi
m = massa satelit
R = Jarak bumi satelit (jari-jari
bumi + tinggi satelit)
Untuk mengimbangi gaya tarik ini,
satelit harus mengorbit bumi agar menghasilkan gaya sentripetal yang besarnya
sama dengan gaya tarik bumi.
Fs = m V2/R
Fs= gaya sentripetal
m = massa satelit
V = kelajuan satelit
R = Jarak bumi satelit (jari-jari
bumi + tinggi satelit)
Gaya gravitasi sama dengan gaya
sentripetal Fs = Fg
m V2/R = GMm/R2
V = √(GM/R)
M = massa bumi = 5,98 x 1024
kg
G = Konstanta gravitasi = 6,67 10-11
Nm2 /kg2
R = 6.380.000 + 35.786.000 =
42.166.000 m
Dengan memasukan nilai M, G dan R di dapatkan kelajuan satelit V = 3.075,6173
m/detik
Berapakah waktu yang ditempuh satelit untuk mengelilingi bumi dalam satu kali
putaran?
Mari kita hitung…..
Panjang lintasan satelit dalam satu
putaran adalah sama dengan keliling lingkaran
K = 2 π R
K = keliling atau panjang lintasan satelit
π = 3,14
R = jari-jari bumi + tinggi satelit
= 42.166.000 m
Didapat K = 264.802.480 m
Waktu tempuh sepanjang lintasan
adalah
T = K / V
T = Waktu tempuh satu kali putaran
K = Panjang lintasan = 264.802.480 m
V = kelajuan satelit = 3.075,6173
m/detik
Di dapat T = 86.097,34147 Detik
Jadi satelit membutuhkan waktu =
86.097,34147 detik untuk mengelilingi bumi dalam satu kali putaran.
Jika kita konversi ke dalam jam menjadi 23,934461223 jam. Setara dengan
satu hari sidereal.
Satelit GEOstationary adalah satelit
yang seolah-olah diam (terkunci) di atas garis katulistiwa (Lintang 0)
pada Bujur tertentu. Karena satelit mengelilingi bumi dengan periode
86.097,34147 detik atau satu hari sidereal maka bumi pun harus berputar
pada porosnya dengan periode yang sama agar posisi satelit tetap
terkunci. Ini membuktikan bahwa bumi berotasi pada porosnya dengan
periode 23,934461223 jam atau satu hari sidereal.
Gambar Orbit Stationery
*Catatan tentang 1 hari sidereal.
Satu hari sidereal adalah waktu yang
dibutuhkan bumi untuk berputar 360 derajat, yaitu 23,934461223 jam.
Sementara satu hari bagi manusia adalah 24 jam, dihitung saat suatu
lokasi kembali ke posisi semula terhadap matahari. Perbedaan ini terjadi
karena bumi berputar mengelilingi matahari.
Perhatikan gambar,
Dari A ke A’ disebut dengan 1 hari sidereal, sedangkan dari A ke A’’ adalah satu hari bagi manusia di bumi.
Ada penjelasan yang lebih sederhana
(tanpa hitung-hitungan matematika) untuk membuktikan bahwa bumi
berotasi. Seperti ini penjelasannya, satelit harus berputar
mengelilingi bumi untuk mengimbangi gaya tarik bumi, padahal posisi
satelit tidak berubah terhadap suatu lokasi di bumi, ini berarti bumi
juga berotasi dengan periode yang sama dengan periode satelit
mengelilingi bumi. Mudah dipahami bukan?
Ukuran Satelit sebenarnya
tidaklah begitu besar, namun efeknya sangat besar bagi penganut faham
bumi datar. Mereka yang masih bersikeras bahwa bumi berbentuk datar
pasti akan menolak keberadaan satelit, sebab di samping membuktikan
adanya gaya gravitasi yang berarti juga membuktikan bumi bulat, satelit
juga membuktikan bumi berotasi. Bagi anda yang masih mengikuti faham
mereka, mau tidak mau andapun harus menolak keberadaan satelit. Dan
ketika anda tidak mempercayai keberadaan satelit, mestinya kecerdasan
anda akan menuntun anda untuk bertanya,
1. Apakah pemerintah Indonesia telah membohongi rakyatnya sejak tahun 1976, karena mengaku memiliki satelit padahal tidak ?
2.
Apakah pemerintah Indonesia melalui PERUMTEL telah menipu negara
tetangga ketika menjual jasa atau layanan satelit PALAPA nya?
3.
Apakah perusahaan pemilik satelit telah membohongi para pemegang saham
dan pelanggannya dengan mengaku telah meluncurkan satelit padahal tidak?
4. Apakah para auditor perusahaan tersebut berbuat salah karena mengclearkan biaya untuk pembuatan satelit dan operasionalnya?
5.
Apakah kegiatan untuk memonitor dan mengontrol satelit dari stasiun
bumi dengan puluhan hingga ratusan karyawan hanyalah sandiwara. Apakah
mereka dibayar hanya untuk bersandiwara saja?
6. Apakah perusahaan roket
untuk meluncurkan satelit telah menipu pemilik satelit karena sebenarnya
satelit tidak diorbitkan tapi dibuang ke laut atau disembunyikan di
mana?
7. Apakah perusahaan pembuat
antena parabola dan dekodernya telah menipu pelanggannya bahwa siaran
yang diterima berasal dari satelit, padahal hanya dari stasiun pemancar
TV di kota?
8. Apakah perusahaan pembuat
perangkat GPS navigasi, GPS tracker dan perangkat lain yang memiliki
fungsi GPS telah menipu pelanggannya karena sinyal GPS bukan dari
satelit tapi entah dari mana, apakah dari BTS?
9. Apakah perusahaan yang
melayani internet satelit (VSAT) misalnya ManggoSTAR dari Metrasat
(anak perusahaan PT Telkom), M2 dari Indosat dan Fisrt Net dari group
Lippo telah menipu pelanggannya, karena sambungan internetnya bukan
dari satelit tetapi dari BTS?
10.Apakah perusahaan operator dan
pembuat telepon satelit seperti INMARSAT, IRIDIUM, GLOBAL STAR, THURAYA
dsb, telah menipu pelanggannya dengan mengatakan bahwa koneksi
teleponnya langsung melalui satelit padahal hanya melalui BTS?
11. Apakah ribuan berita tentang
satelit dari berbagai media adalah hoax belaka, contohnya ketika ada
kebakaran hutan, ada teks berjalan di TV “satelit TERRA mendeteksi
puluhan titik kebakaran hutan di Kalimantan”?
12. Dan terakhir apakah segala sesuatu
yang berhubungan dengan satelit semuanya adalah sandiwara, apakah masuk
akal ini merupakan bagian dari konspirasi global yang melibatkan hampir
seluruh pemerintahan di dunia dan perusahaan-perusahaan swasta ataupun
milik pemerintah di berbagai belahan dunia?
Ketika kecerdasan anda sudah menanyakan
itu semua, apakah anda masih yakin bahwa satelit itu hanyalah sebuah
sandiwara.? Apakah karena anda takjub dengan kecepatan satelit yang
mencapai 28.000 km/jam? Dalam hal apa anda takjub, apakah karena anda
bingung bagaimana cara membuat kecepatan sebesar itu? Atau karena anda
berpikiran dengan kecepatan sebesar itu mestinya satelit akan rontok?
Ketahuilah untuk membuat kecepatan sebesar itu tidaklah sukar, anda
ingat bukan bahwa impuls sama dengan momentum (F.t=M.v), jadi untuk
membuat kecepatan sebesar v pada sebuah benda bermassa m harus diberikan
gaya sebesar F selama waktu t.
Dan ketahuilah semakin ke atas kerapatan
udara semakin rendah. Anda bisa membuktikan ketika anda berada di
dataran tinggi, naik gunung misalnya anda akan mengalami sesuatu pada
telinga anda. Itu dikarenakan tekanan udara semakin berkurang yang
mengindikasikan kerapatan udara semakin rendah. Dan setelah berada pada
ketinggian yang melebihi atmosfer bumi, kerapatan udara menjadi sangat
rendah kira-kira perbandingannya dengan kerapatan udara di permukaan
bumi adalah 1 banding 10 pangkat -28. Jadi gaya gesek satelit ketika
bergerak dengan kecepatan sebesar itu sangatlah kecil. Tidak ada yang
perlu dikhawatirkan atau ketakutan satelit akan rontok ketika satelit
bergerak dengan kecepatan tinggi
Atau apakah anda masih ragu karena roket
pembawa satelit tidak terbang lurus ke atas tapi melengkung ke samping.
Bukankah anda tahu bahwa pembuat roket yakin dengan bentuk bumi bulat
dan berputar, jadi posisi atas bagi bumi bulat adalah seluruh langit,
entah mau bergerak lurus vertikal, bergerak ke samping bahkan ke bawah
sekalipun (andaikan ada terowongan bumi) pasti akan menuju ke langit
juga. Bumi yang berputar membuat benda apapun di seluruh permukaan bumi
memiliki kecepatan awal yang sama dengan rotasi bumi sehingga roket
harus berusaha melepaskan diri dari kecepatan awal tersebut. Anda sudah
faham dengan hukum Newton pertama bukan? Dan sebenarnya lintasan roket
yang seperti itu adalah sebuah teknik yang diperhitungkan secara teliti
untuk mencapai tujuan di mana satelit akan diorbitkan.
Atau apakah anda masih ragu karena tidak
ada pengamat teleskop yang mengaku melihat satelit di langit? Apakah
anda berpikir bahwa ketika ada orang yang menemukan satelit dengan
teleskop maka dia wajib melaporkan kepada seluruh dunia sehingga anda
pun jadi tahu seperti ketika orang sedang melakukan rukyatul hilal
melaporkan temuan hilalnya kepada pemerintah? Apakah ketika ada orang
menemukan satelit dengan teleskopnya akan menjadi berita yang
menggemparkan dunia? Apakah anda sudah menanyakan satu persatu para
pengamat teleskop itu? Ketahuilah ukuran satelit tidak ada apa-apanya
bagi planet maupun bintang, jadi pada ketinggian di atas atmosfir akan
sangat sulit menemukan satelit dengan bantuan teleskop.
Dan ketika ada orang yang berhasil
menemukan satelit dengan teleskopnya tentu tidak ada kewajiban untuk
melaporkan kepada anda toh!! Ada atau tidak ada pengamat teleskop yang
menemukan satelit tidaklah hanya bisa ditentukan dari sekedar pengakuan.
Sebab tidak ada kewajiban mereka untuk mengaku dan kepada siapa mereka
harus mengaku. Andaikan ada yang mengakupun belum tentu kita semua tahu
toh!! Jadi jika anda tidak percaya adanya satelit karena kalimat
“tidak ada orang yang mengaku melihat satelit dengan teleskop”, berarti
kecerdasan anda sedang mengalami ujian yang luar biasa.
Anda harus sadar, untuk mendeteksi
keberadaan sebuah benda tidaklah harus secara optikal atau melalui mata
dengan bantuan optik. Pilot pesawat tempur tidak harus melihat
lawannya dengan mata langsung atau teropong tapi cukup melihat di layar
monitor. Pemerintah tidak perlu menempatkan jutaan tentara untuk
mengawasi wilayah udaranya dengan pandangan mata, tapi cukup dengan
radar.
Dan jika anda masih ragu dengan
keberadaan satelit, datanglah ke stasiun bumi pengendali satelit,
misalnya Telkom, Indosat, LAPAN, atau BRI. Salah satu pekerjaan di sana
adalah memonitor dan mengoreksi posisi satelit, sebab di angkasa sana
masih dimungkinkan terjadinya gangguan orbital seperti kombinasi
gravitasi bulan dan matahari, penyimpangan bujur akibat asimetri bumi
serta tekanan radiasi matahari. Untuk mendeteksi posisi satelit bukan
teleskoplah yang digunakan tapi komunikasi lewat sinyal antara satelit
dengan stasiun bumi. Dan anda tidak perlu bertanya kepada pekerja di
sana, tapi cukup tanyakan pada diri sendiri “Apakah mereka sedang
bersandiwara?”
Apakah anda masih terjebak dalam
kebingungan dengan istilah googlemap dan GPS, sehingga anda mengira data
lokasi pada googlemap hanya berasal dari BTS? Anda perlu tahu bahwa
sebelum smartphone menggunakan feature GPS, fungsi GPS ini sudah ada di
GPS navigasi dan GPS tracker. GPS navigasi digunakan untuk memandu
pencarian lokasi misalnya GPS pada mobil, sedangkan GPS tracker
digunakan untuk melacak keberadaan perangkat, biasanya digunakan oleh
perusahaan taxi, perusahaan expedisi dan perusahaan rental mobil. GPS
Navigasi dan GPS tracker menggunakan sinyal dari satelit.
Pada GPS navigasi, sensor memberikan
data lokasi astronomi (posisi lintang dan bujur) lalu dipetakan pada
peta yang sudah tersimpan di dalam memori dan ditampilkan di layar,
tidak perlu online dan tidak perlu terhubung dengan operator telepon
karena tidak menggunakan SIMCard. Sedangkan pada smartphone khususnya
googlemap, data lokasi bisa berasal dari BTS dan bisa juga dari satelit.
Smartphone harus dalam keadaan online karena harus terus mendownload
peta yang tersimpan di server google. Jadi jika ada pernyataan “akses
myloction tidak menggunakan GPS tapi dari BTS” itu tidaklah salah sebab
keduanya adalah pilihan, bisa pilih dari satelit jika fungsi GPSnya
diaktifkan atau pilih BTS jika fungsi GPSnya dinonaktifkan.
Apakah anda menjadi ragu akan keberadaan
satelit setelah menonton video bumi datar? Kalau memang demikian
semoga tulisan ini bisa memberikan pencerahan terhadap apa yang anda
ragukan. Video itulah yang menjadi penyebab tulisan ini dibuat sebagai
jawaban atas pengingkaran terhadap satelit. Saya sarankan anda untuk
lebih banyak mencari informasi. Ribuan artikel dan berita tentang
satelit bertebaran di mana-mana di berbagai media.
Anda begitu mudah menolak keberadaan
satelit hanya karena menonton video sementara milyaran manusia sudah
mengambil manfaat dari keberadaan satelit. Anda begitu mudah percaya
dengan teori konspirasi yang kebenarannya sangat abu-abu sementara
sederet bukti anda abaikan begitu saja. Anda masih ingat bukan
menjelang “kiamat 2012”, begitu banyak teori konspirasi yang pada
akhirnya tidak terbukti sama sekali. Saat itu anda masih ingat bukan
ketika ada teori yang mengatakan bumi akan tertabrak oleh planet X,
namun badan antariksa negara adikuasa menutupi nutupinya. Atau ada juga
teori yang mengatakan badan antariksa negara adikuasa sedang
mempersiapkan datangnya “kiamat 2012”.
Ketika menshare tulisan sebelumnya saya
sempat ditanya oleh seorang teman, “Memang jaman kaya gini masih ada
orang yang berpandangan bumi datar?” saya jawab iya masih ada. Juga saya
ceritakan apa yang diajukan penganut bumi datar termasuk bahwa mereka
tidak mempercayai gravitasi. Saya pikir tidak mempercayai garvitasi
masih wajar karena mungkin mereka tidak mengerti ilmu fisika sehingga
ketika disodori besi tenggelam dan gabus terapung langsung takjub.
Namun saya ragu untuk menceritakan bahwa mereka pun tidak mempercayai
adanya satelit. Saya takut dan malu dikira saya mengada-ada, masa di
jaman teknologi seperti ini masih ada orang yang tidak percaya adanya
satelit.
Bukankah banyak orang punya HP yang ada fungsi GPSnya, bukankah
antena parabola juga banyak ditemukan di rumah-rumah penduduk, bukankah
mobil juga kadang ada GPSnya, bukankah televisi sering memberitakan
satelit yang mendeteksi kebakaran hutan, bukankah berita-berita tentang
satelit juga begitu banyaknya, “orang model apa mereka?” pertanyaan
semacam itulah yang saya khawatirkan.
7 komentar:
Penjelasan yang sangat masuk akal... dimana banyak orang meragukan keberadaan satelit...
Mudah-mudahan bisa memberikan pencerahan kepada mereka yang masih meragukan satelit. Mungkin sebagian mereka yang meragukan disebabkan pengaruh teori konspirasi yang menyebabkan logika berfikirnya menjadi tersandera.
Saya bukannya sama sekali tidak percaya teori konspirasi, namun menurut saya sulit membuktikan kebenarannya, karena biasanya bukti-bukti yang dipaparkan adalah opini dan asumsi serta kesimpulan yang cenderung dipengaruhi oleh subjektifitas.
Jika memang masih ada sahabat yang belum percaya satelit, saya sarankan coba saja beli GPS navigasi untuk mobil (bukan smartphone) atau beli kamera digital yang memiliki fungsi GPS-GLONASS. Dengan perangkat tersebut bisa dicoba dan direnungkan atau dipikirkan bagaimana perangkat tersebut dapat mendeteksi lokasi bujur dan lintang.
Mas Rijal, terima kasih atas komennya.
Karena dari Fakta hasil rekaman live ISS
mereka saja sudah jelas bohong
menggunakan tali, CGI, zero-g, efek suting kolam renang dll
dari situ orang menganggap satelit hoax
satu kesatuan mata rantai....
sebab akibat....
@finder: kamu goblok kok bangga.
Mas Finder terima kasih atas kunjungannya.
Apa yang disebutkan Mas Finder sebagai fakta itu adalah dari sudut pandang teori konspirasi. Dan tentunya dari sudut pandang secara umum tidaklah demikian, itu hanya opini saja akibat sikap skeptis, bila faktanya demikian tentu dunia akan geger.
Dan satelit itu bukan hanya ISS saja, banyak satelit lain yang fungsinya berbeda-beda. Teman-teman saya saja saat ini sedang berburu siaran dari satelit China dengan parabola, tentunya sanat miris bila saat ini masih ada orang yang mengatakan satelit adalah hoaks.
Apakah Mas Finder sudah menjawab 12 pertanyaan di atas?
Coba bayangkan saat Indonesia menjual layanan satelit palapanya ke Malaysia apakah itu sandiwara?
Berfikirlah lebih rasional Mas? Jangan terpenjara oleh teori konspirasi!!
Saya sarankan belilah kamera digital yang ada fitur GPS silakan dipelajari itu kamera dari mana mendapatkan lokasi astronomi pada fotonya.
Atau belilah GPS navigasi pelajarilah bagaimana perangkat tersebut bisa mendeteksi posisi,
Belajar dulu ya Mas.
Guys apakah ada rekaman dari iss jika bumi berotasi dan dimana bintang? Harusnya iss punya rekaman donk cos jelas diluar bumi? Kenapa hanya foto2 saja? Tolong infonya ya?
@Febrie Oetama terima kasih sudah berkunjung di blog ini dan terima kasih atas pertanyaannya, semoga tujuannya dalam rangka belajar.
Bumi berputar seperti gasing pada porosnya memang betul, tetapi kecepatan angular bumi sangat-sangatlah lambat dibandingkan dengan gasing. Misal kecepatan engular gasing 10 putaran perdetik maka dalam satu jam bisa berputar 36 ribu kali dan dalam sehari 864ribu kali berputar. Sementara bumi berputar sehari hanya satu kali. Andaikan kita di luar angkasa sedang memandang atau merekam bumi tepat di hadapan pulau jawa,maka dalam waktu 6 jam kita baru melihat pulau jawa berada di pinggir. Jangan pernah lagi berfikir bahwa rotasi bumi bisa diamati seperti kencangnya gasing berputar.
Dan orbit ISS itu justru lebih cepat daripada rotasi bumi. Silakan dicari sendiri informasinya, berapa kali ISS dalam sehari mengitari bumi.
Jadi merekam rotasi bumi dari satelit sangatlah tidak effisien, butuh durasi yang panjang.
Kalau masalah bintang, itu hanyalah keterbatasan kamera. Sulit sekali memotret atau merekam bintang. Kalau punya kamera silakan dicoba.
Kalau masalah rotasi bumi, buktinya sudah banyak sekali. Silakan di blog ini juga sudah ditulis, bukti empiris rotasi bumi.
Silakan dipelajari semoga mendapatkan pemahaman yang lebih baik.
Posting Komentar